Bagian 13:Demam date katanya

55 8 0
                                    

Suasana di ruang kelas kosong benar-benar membuat Harel merinding. Seharusnya ia sudah pulang sejak bermenit-menit yang lalu,namun seseorang yang menjadi teman KKN pacarnya itu meminta untuk bertemu dan menyarankan ruang kelas 10 IPA 2 yang terkenal angker.

Serius! Harel ingin cepat-cepat pergi,terlebih pikiran buruknya benar-benar membuat kepalanya pening,membayangkan kemungkinan terburuk atas apa yang akan dilakukan Ciara. Sejatinya Harel tahu pasti, bahwa kabar hubungannya dengan Aji sudah tersebar di kalangan mahasiswa,mengingat itu membuat ketakutan Harel memuncak.

Semakin bertambah gugup saat melihat siluet Ciara di antara jendela kelas,hingga pintu dibuka dengan pelan. Ciara berdiri di hadapannya dengan kantung mata yang terlihat menghitam,juga mata sembab. Tidak dengan raut menyeramkan yang Harel bayangkan.

Dengan rasa kemanusiaan yang dimilikinya,Harel taruh kedua tangannya di pundak Ciara,menepuk nya pelan untuk memberi kekuatan,walaupun tidak yakin hal itu akan memberi pengaruh.

"Gue minta maaf Rel"

Tangannya turun perlahan,Ciara menggenggamnya erat diiringi isakan

"Kak?"

"Gue minta maaf karena sempet bikin lo ga nyaman,terlebih dari tatapan gue. Gue minta maaf karena udah jadi penghalang hubungan kalian"

Harel menggeleng ribut,walaupun Harel sempat takut pada Ciara namun tidak pernah menganggapnya sebagai penghalang.

"Gue... gue kalah banget kalo dibandingin sama lo Rel"

"Engga,kita ga boleh bandingin diri kita sama orang lain,daripada itu mending kita bandingin dengan diri kita sebelumnya. Kakak udah hebat,kakak udah keren,jadi kedepannya pun pasti bakal sedikit lebih gampang. Sakitnya jatuh cinta emang ga tertolong tapi setidaknya kakak ga kehilangan diri kakak sendiri,ada diri kakak yang selalu setia ngasih cinta. Ga apa,kedepannya kakak bakal baik-baik aja"

Ciara beralih memeluk Harel erat,bahkan lelaki kecil itu bisa rasakan bahunya basah,Ciara betulan menangis sesenggukan membuatnya tak tahu harus melakukan apa,ini pertama kalinya ia melihat perempuan menangis bahkan berada tepat di pelukannya.

Hingga beberapa menit berlalu,Harel melepaskan pelukan dari Ciara,ia bisa lihat Aji menatapnya di daun pintu. Ciara turut mengalihkan arah pandangnya,hingga saat melihat Aji,Ciara tersenyum dan sedikit mendorong tubuh Harel untuk menemui Aji.

"Udah sana,Aji udah ngajak pulang"

"Sebentar,kakak gimana?"

"Gue sama Denis"

Mengerti,Harel segera menghampiri Aji dan mendapat usapan pada kepala belakangnya,sepertinya hal itu menjadi kebiasaan Aji.

"Langgeng ya kalian,Harel kalo Aji nya nakal bilang ke gue biar dikasih pelajaran"

Harel yang sudah berjalan terlalu jauh mengangkat jempolnya lewat jendela

"Kak Ciara juga good luck ya,semoga cepet jadian sama kak Denis"

Entah perasaan nya atau bagaimana,Ciara jadi sedikit lebih tenang,hatinya sudah tak terlalu sesak saat ia masih mengejar Aji.

Ciara jadi semakin mengerti bahwa rasa cinta yang paling dalam adalah ketika bisa menerima orang yang kita cintai tidak pernah melihat kearah kita. Memang sedikit menyakitkan namun memang seharusnya begitu. Tanpa emosi, tanpa rasa kesal,juga turut tersenyum saat orang yang kita cintai sudah memilih bahagianya sendiri.

.

.

.

.

So,This Is The Love? [Hoonsuk]Where stories live. Discover now