Bagian 7:It's a date?

54 12 0
                                    

Minggu pagi ini Harel dengan semangat turun dari ranjang dan segera membasuh muka,menyiapkan baju yang pas untuk olahraga paginya. Mengambil sepeda di dalam garasi dan membuka pagar secara perlahan karena takut mengganggu Leana dan Sam yang masih tertidur pulas.

Tidak salah,bersepeda di jam 5 pagi memang menyegarkan,suhunya memang terasa menusuk kulit namun malah membuat Harel semakin semangat mengayuh sepedanya.

Sesekali membalas sapaan beberapa ibu-ibu yang hendak pergi ke pasar. Hingga saat akan melewati rumah dimana Aji tinggal,ia sedikit memelankan kayuhannya,melihat siluet lelaki dengan pakaian hitam-hitam yang membuatnya merinding seketika,terlebih ini masih terlalu gelap,sekedar memberitahu bahwa Harel itu penakut.

Namun saat netra mereka saling bertabrakan Harel sadar bahwa itu adalah lelaki yang selama beberapa hari ini membuat jantungnya selalu berdetak melebihi tempo seharusnya.

"Pagi manis"

Sejak kapan Aji jadi seperti bapak-bapak yang selalu menggodanya di jalan

"Merinding"

Aji tertawa,raut wajah yang ditunjukkan Harel sangat menggemaskan.

"Lagi olahraga ya?"

"Engga,lagi makan rumput"

Aji semakin tertawa lebih keras dari sebelumnya,mengundang decakan malas dari Harel.

"Punya mata kan? Dipake jangan dipajang doang"

Persetan jika dianggap tidak sopan,Harel sudah terlanjur kesal.

"Udah kok,to see your beauty in the morning"

Sial sial sial masih pagi sudah membuat pipi Harel memerah saja.

"Lucu pipinya merah"

"Ini karena masih terlalu pagi,minggir aku mau lewat"

"Loh,inikan udah di pinggir,ga ada yang halangin jalan kamu tuh"

Dengan begitu saja Harel segera mengayuh sepedanya dengan kencang,membuat Aji menyusul dengan skill lari nya yang err- lumayan jika harus dibandingkan dengan atlit lari nasional.

"Jangan ngebut-ngebut nanti kamu kebawa angin,badan kamu kecil soalnya"

"Ga usah teriak,nanti ganggu orang tidur"

Lah? Harel juga berteriak bahkan lebih kencang dari Aji. Sudahlah,biarkan mereka menghabiskan waktu olahraga pagi mereka, do'akan saja semoga tidak ada tetangga yang melempar mereka dengan sandal.
 
.

.

.

.

Sudah pukul 7 pagi,Harel dan Aji berjalan beriringan menuju stand makanan di pasar setelah sebelumnya menghabiskan waktu olahraga bersama,tidak bisa disebut bersama juga sebenarnya,karena Harel yang mengendarai sepeda dan Aji yang berlari. Kemampuan berlari Aji memang benar benar tidak bisa di remehkan,terlihat sebagaimana ia mengejar kayuhan Harel yang sudah terbilang kencang,atau mungkin Harel saja yang terlalu lemah mengayuh sepeda.

Selagi memilih beberapa kue,tangan Aji menggenggam tangan Harel kencang,seolah takut ia akan pergi,tidak biasanya juga Harel hanya diam bahkan membalas genggaman tangan Aji.

Selesai membeli beberapa kue,keduanya kembali melanjutkan langkah,hingga Harel berhenti di salah satu pedagang mainan,menatap pistol gelembung dengan mata berbinar,namun merengut saat mengingat uang yang dibawanya habis untuk membeli kue, setelahnya Harel memekik senang saat Aji memberikan beberapa uang pada penjual dan memberikan pistol mainan berwarna ungu itu pada tangan Harel.

So,This Is The Love? [Hoonsuk]Where stories live. Discover now