Apartemen yang ditinggali dua bersaudara itu benar-benar berantakan. Sampah makanan dimana-mana,kulkas yang tidak tertutup dengan benar,juga kaus hitam yang tergeletak di lantai begitu saja,jangan lupakan televisi yang menayangkan berita pagi.
Benar-benar menyebalkan,jika saja Harel tidak memiliki mood yang baik pagi ini,sudah dipastikan tubuh Jevian yang tertidur di karpet bawah sofa itu sudah ia siram dengan air. Jangan bilang Harel jahat,itu memang pantas untuk orang jorok seperti Jevian.
"Abang bangun"
Seperti yang sudah-sudah,Jevian pasti hanya akan menggeliat,dan lihat sulung Reynolds itu justru merapatkan tubuhnya pada kaki sofa sehingga wajahnya terbenam disana.
"Yaudah kalo ga mau bangun,aku mau keluar sama Kak Aji ya"
"Hah? Kemana?"
Gotcha,Harel tahu apa yang bisa membuat Jevian terbangun begitu saja dengan mata setengah tertutup.
"Bukan urusan abang aku rasa"
Yang mendapat balasan seperti itu menatap sangsi setelah matanya terbuka sepenuhnya.
"Yaudah sana"
Kakinya berjalan menuju kamar mandi dengan langkah sempoyongan juga hampir terjatuh oleh kakinya sendiri,ugh. Menyebalkan sekali mempunyai darah rendah.
.
.
.
.
Berbeda dengan keadaan apartemen Reynolds, apartemen Aji terlihat bersih,bahkan saat ini Aji sedang menyemprotkan parfum di segala penjuru ruangan, ia bahkan sudah menghabiskan nyaris 500ml parfum, berlebihan!.
Bel pintu unit nya di bunyikan,Aji segera membukanya. Astaga,sepertinya di kehidupan sebelumnya Aji pernah menjaga ratu kerajaan hingga pagi-pagi sekali sudah diberi pemandangan menggemaskan.
Harel dengan baju olahraganya terlihat seperti anak kecil,Aji benar-benar ingin membawa Harel kepada bunda dan papa.
"Kak Aji?" Lihat tangan kecilnya yang melambai di depan wajah Aji,terlihat kecil dan pas sekali untuk Aji genggam lantas ia bawa menuju al-
"Kak Aji kalo diem aja aku olahraga sendiri"
Eh?!?!
"Ya jangan dong gemes,tunggu sebentar ya"
Bodoh,pagi-pagi sekali sudah melakukan hal bodoh,Aji memang minta dikatai.
Kini keduanya berakhir bangku taman setelah lelah berlari. Aji terkekeh saat melihat Harel yang terlihat mengatur nafas dengan mengibaskan tangannya di dekat wajah.
"Ayo cari sarapan"
Bukannya ikut beranjak Harel justru mencengkram pergelangan tangan Aji,netranya berbinar ingin meminta sesuatu,Aji yang melihatnya jelas terkekeh,sedikit menunduk karena Harel masih enggan beranjak dari duduknya.
"Mau apa?"
"Mau permen kapas boleh?"
Astaga,Aji bisa mati kegemasan jika setiap hari disuguhi pemandangan ini setiap hari.
"Boleh,tapi jangan sama ice-cream"
"Curang,kok tahu aku mau beli ice cream juga"
Aji tertawa pelan,tangannya tergerak untuk mengusak kepala bagian belakang Harel,hal yang selama beberapa bulan lalu tidak bisa ia lakukan.
"Ga boleh ya bayii,masih pagi,kamu juga belum makan apapun"
"Karena aku bayi yang baik jadi aku nurut,mana uangnya ayah"
YOU ARE READING
So,This Is The Love? [Hoonsuk]
FanfictionPercayalah pada sesuatu dan tidak hidup dengan kebohongan-Gandhi- Satu kutipan itu seolah mengingatkan Aji bahwa ia harus percaya pada sesuatu.Hatinya, yang mengatakan bahwa ia tertarik pada lelaki kecil dengan nama Harel Reynolds. Maka mungkin,kegi...