nine

63 2 0
                                    

Setelah berbincang sedikit dengan Jihoon, Soonyoung bergegas menuju ruangan anak buah yang lainnya. Ia mengambil berkas atau laporan untuk dilaporkan ke bos nya. Kepala nya sangat berat untuk jalan menuju lift. Bahkan ia harus memegang tembok untuk berjalan. Mukanya sangat pucat dan berkeringat. Penglihatannya juga sudah buram. Tapi ia tetap memaksakan untuk masuk di ruang Bos nya. 

Tok Tok Tok 

"Soonyoung Tuan"

Ia masuk dan memberi berkas itu kepada Bosnya. Wonwoo yang sedang menghadap komputer itu mengambil berkas dan menandatanginya. Ia tidak melihat muka pucat Soonyoung. Syukurlah dia tidak melihat ku, Batin Soonyoung. 

BRUKK BRAKK 

Soonyoung membentur kursi tamu Wonwoo dan terbaring di lantai. Ia benar benar tidak bisa menahan pusingnya. Ia tidak sadarkan diri. 

Wonwoo melihat itu langsung terkejut dan menuju ke Soonyoung. Ia mengangkat kepala pria itu. Panas tubuh pria itu membuat Wonwoo sangat khawatir. Ia langsung menghubungi ambulans dan meminta Mingyu untuk menggotongnya. 

Di rumah sakit ada Papa Mama Wonwoo dan adik Soonyoung. Orang tua nya berada di sebuah pedesaan diluar kota sehingga jauh jika ingin menemui anaknya. Soonyoung saat ini sedang di infus di UGD. Wonwoo memasang wajah cemas dan menahan tangis. Mama nya berusaha menenangkan Wonwoo. Adik Soonyoung yang masih menginjak pendidikan Sekolah Dasar itu hanya duduk sambil mencerna keadaan. Muka polos dan ketakutan membuat ia memegang erat boneka harimau yang ia bawa. Papa Wonwoo sedang berbincang dengan perawat dan membayar perawatan sahabat anak sulungnya itu. Mingyu juga berada disitu untuk mengawasi keluarga mereka, terutama Wonwoo. 

Wonwoo beranjak meninggalkan UGD. Mingyu melihat itu langsung menghampirinya. 

"Haruskah saya temani Tuan ?" tanya Mingyu dengan sedikit membungkuk. "yes, accompany me."

Wonwoo dan Mingyu menuju lorong rumah sakit yang agak sepi, walaupun ada beberapa perawat yang melintasi lorong itu. Mereka menuju Coffee Machine yang ada disitu. Wonwoo menekan tombol Caffe Latte dengan ice cup nya. "Kamu apa Gyu ?" tawar Wonwoo. "Saya suka Ice Americano tapi tidak perlu" jawab Mingyu yang ada di belakangnya. Wonwoo langsung memencet tombol Americano di mesin itu. Mingyu lantas berterima kasih kepada bosnya. 

"Cuma ada kita disini, kamu santai aja" perintah Wonwoo. "Siap Won, eee saya duduk boleh ?" Wonwoo mengiyakan dan Mingyu duduk berjarak satu kursi dengan Wonwoo. 

"Won, aku ingin tanya satu hal" tanya Mingyu dengan ragu. 

"Heum, of course" jawab Wonwoo yang sedang menyeruput Ice Caffe Latte nya. 

"He's your ex ?"  Wonwoo kebingungan dengan pertanyaan itu. "Who ?" 

"Kwon Soonyoung, He's your ex ? " Wonwoo sontak terkejut dengan apa yang barusan Mingyu katakan. 

"What- how do you know ?"  tanya Wonwoo yang masih memasang muka terkejutnya. 

"Wajah mu kelihatan sekali Tuan. Aku yakin orang tua mu juga pasti tahu." 

"Haha tidak mungkin. Mereka pasti hanya mengira dia sahabat ku. Aku dengan dia memang sudah sahabatan selama 10 tahun" 

"Kau ingin tahu sesuatu gak ?" ucap Wonwoo yang langsung menghadap Mingyu dengan penasaran. "Apa apa ?" 

"Saat aku kerumah mu, aku berbincang dengan Papa Mama mu. Mama mu tiba tiba mengatakan ingin menjodohkanmu dengan seseorang karena ia tahu anaknya sedang pacaran. Dan Mama mu tidak merestui itu. Aku disitu yang belum tahu apa apa hanya iya iya saja, toh juga bukan urusanku. Lalu Mama mu bilang kalau pacarmu orang yang paling dekat denganmu. Intinya Mama Papa mu sudah pasti tahu kalau kau berkencan dengan Sekretarismu itu." 

"Shit, MEREKA TAHU DARIMANA ?" wajah Wonwoo saat ini panik. 

"I don't know, coba kamu tanyakan dulu" 

"Aku takut Gyuu.. denger cerita mu kalau Mama ku tidak merestui, pasti beliau marah jika aku membahas itu" 

"Gapapa Wonuu, aku berada di pihak mu" Mingyu menghiburnya dengan memberi sedikit senyuman ke Bos nya. Mereka sudah seperti teman sekarang. 


Soonyoung saat ini sudar sadar dari pingsannya. Ia akan dirawat selama beberapa hari di rawat inap. Wonwoo kemudian menghampiri adik Soonyoung yang kebingungan itu. 

"Dek, kakakmu harus menginap disini beberapa hari. Nanti kamu pulang sekolah ke rumah om aja ya ? Om ini sahabat dekat kakakmu" Ucap Wonwoo yang jongkok dan mengelus rambut adik Soonyoung. "Okey om, terimakasih.." jawab adik Soonyoung dengan suara lirihnya. 

Wonwoo sekarang menuju kamar Soonyoung. Ia sedikit canggung dengan pria yang sedang berbaring itu. Kamar 3707 itu hening. Hingga akhirnya Wonwoo membuka percakapan. 

"Kenapa kamu ga bilang kalau lagi sakit ?" tanya Wonwoo sambil menatap jendela luar. 

"Aku harus profesional. Jadi paksa aja deh haha" jawab Soonyoung yang sedikit canggung. 

"Se profesionalnya kamu, kamu tetep manusia Nyoung. Kalau sakit gausah ditahan" 

"Iya maaf won, jadi ganggu kamu kerja deh" 

"Gapapa, aku juga capek kerja" 

Perbincangan singkat itu langsung berakhir. Mereka sama sama canggung karena kejadian tempo hari. 


different ~ [MEANIE]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang