Mingyu dan Wonwoo sudah berada dirumah. Tentu saja dirumah Wonwoo. Sebenarnya hari ini Wonwoo berniat melanjutkan menyiapkan materi untuk event pekan depan. Namun, keadaan menjadi berbeda. Mingyu dan Wonwoo saat ini masih agak canggung. Mereka masih malu atas kejadian yang tadi sore terjadi.
Wonwoo duduk di sofa, ia merasa sangat lelah. Ia memejamkan matanya sebentar untuk mengistirahatkan badannya. Mingyu yang awalnya duduk di sebrang sofa, sekarang pindah ke samping Wonwoo. Ia memiringkan badannya untuk menatap Wonwoo. Mingyu mengelus rambut Wonwoo dan memainkannya. Wonwoo ternyata tidak sadar. Sepertinya ia sudah terlelap. Lantas Mingyu mengambil kacamata Wonwoo perlahan. Kaos kaki yang Wonwoo pakai juga ia lepas secara hati hati. Ia menaruh bantal sofanya diujung. Wonwoo dipindahkan dari posisi duduk menjadi posisi berbaring. Tak lupa selimut yang ada dikamarnya ia pakaikan untuk kekasihnya itu.
"Good night sayang" bisik Mingyu sambil mengecup singkat dahi Wonwoo.
**
Disaat Wonwoo sibuk, ternyata ada yang lebih sibuk lagi dibanding dia. Soonyoung beberapa hari ini pulang lembur. Ruangannya dipenuhi oleh kedatangan anak buahnya yang hanya sekedar melapor pekerjaan. Soonyoung harus membagi jadwal padat Wonwoo dengan teliti. Bahkan beberapa jadwal terpaksa harus diundur karena minggu ini sangat padat. Namun tak semudah itu mengundurkan jadwal. Ia harus mengkonfirmasi dan meminta persetujuan dari pihak sananya. Huh, benar benar melelahkan.
Tok Tok
"Masuk" suara lelah Soonyoung membuat pria yang masuk ke ruangannya prihatin.
"Mas, saya buat gimbap isi bulgogi tadi. Mau ngga ?" tawaran Jihoon untuknya.
Soonyoung tersenyum sambil mengangguk. Ia berpindah tempat dari kursi putarnya menjadi sofa yang ada didepan mejanya. Ia duduk bersebelahan dengan Jihoon. Dengan wajah lelah dengan kantung mata yang sedikit berat, ia memakan gimbap itu dengan lahap.
"Mas Soonyoung kalau capek jangan dipaksain. Takutnya pingsan lagi kaya dulu" ucap Jihoon yang khawatir tetapi sedikit meledeknya. Soonyoung tertawa pelan. Gimbap yang masih dikunyahnya membuat Soonyoung tidak bisa berkutik apa apa. "Gimbapnya enak ji. Kamu belajar masak dari mana ?" ucap Soonyoung setelah menelan semua gimbapnya.
"Orang mamah yang buatin. Tadi aku bilang mau bawa bekal eh dikasinya malah banyak banget" Jihoon yang mengomel sambil memanyunkan bibirnya. "Gausah gitu bibirnya, nanti aku sosor lho" Soonyoung hanya bercanda namun membuat detak jantung Jihoon tak karuan.
"Bercanda ji. Kamu kalau salting kelihatan banget sih ? kaya kepiting rebus muka mu" Jihoon saat ini benar benar ingin kabur. Ia sangat malu dengan apa yang Soonyoung katakan baru saja. "MANA ADA ? Muka ku emang gini, agak merah merah dikit" Soonyoung tertawa puas karena bisa membuat Jihoon kesal. Entah napa tingkat kegemasan Jihoon meningkat saat ia mengomel. Soonyoung merasa energinya telah kembali akibat kedatangan Jihoon. Jihoon mendapat panggilan telepon dan ia segera pamit dengan seniornya itu.
"Won.. kayanya dia orang yang kau maksut. Siapa orang yang kusuka ? Harusnya aku jawab Lee Jihoon" ucap Soonyoung seorang yang bertujuan memberi pesan kepada Wonwoo
"Aku harap kamu juga menemukan belahan hati mu, Won. Kita jalani hidup masing masing seperti semula. Layaknya sahabat, layaknya rekan kantor. Tidak lebih dari itu"
**
Ruangan Wonwoo saat ini sedang kedatangan tamu yang tidak berkaitan dengan pekerjaannya. Jeon Somi adik Wonwoo tiba-tiba mengunjungi kantor kakaknya itu. Katanya sih lagi jalan jalan terus lewat kantor kakakknya. Jadi mampir dulu. Tentu saja Somi tidak mengunjungi kantor kakakknya itu dengan tangan kosong. Ada dua buah bungeoppang isi ice cream.
"Kamu nemu aja makanan kaya gini. Biasanya bungeoppang isinya kacang merah kan ?"
"Gatau deket kantor mas ada yang jual ini, rame pula. Makannya aku beli"
Mereka tampak akur hari ini. Entah apa yang terjadi namun tiap hari mereka pasti adu mulut walaupun hanya 5 menit saja. Wonwoo mulai curiga karena melihat gerak gerik adiknya yang gugup ingin mengatakan sesuatu.
"Ada apa sih Som ? mau ngomong apa kamu ?" tanya Wonwoo yang peka.
"Tadi.. anu mas" ucap Somi yang masih gugup. "Apaaa ?"
"Tadi aku denger ucapan Mama Papa dirumah. Katanya Mas mau dijodohin sama anaknya temen Papah. Mas udah punya pacar belum sih ? "
DEG !
Padahal Wonwoo sudah mengungkapkan perasaannya ke Mingyu kemarin. Ia juga diterima baik oleh Mingyu. Tapi apa yang terjadi ? Mengapa selalu ada hambatan jika ia sedang menjalani hubungan ? Sekarang malah dijodohkan. Membujuk orang tua agar tidak dijodohkan itu sulit. Apalagi Mingyu hanya orang biasa. Bukan dari anak pengusaha atau apapun itu. Ia hidup yatim piatu.
"What the hell, Mas baru jadian kemarin. Masa mau dijodohin sama yang lain ?" Wonwoo yang sekarang menundukkan kepalanya. Terkadang diselingi dengan membenarkan kacamatanya yang longgar itu.
"It's okay Mas, coba nego dulu ke Mama Papa. Kasih tau keunggulan pacar Mas ke mereka. Siapa tau bisa berubah pikiran. Mas hari ini pulang kerumah ajaa" saran dari Somi diiyakan oleh Wonwoo dengan anggukan lemas. Somi akhirnya pamit dan say good bye ke kakakknya.
"Cobaan apa lagi ini Tuhaaan" Wonwoo lagi lagi menghela napasnya. Menyenderkan kepalanya di sofa sambil menghabiskan bungeoppang yang tersisa tinggal ekornya.
KAMU SEDANG MEMBACA
different ~ [MEANIE]
RomanceKim Mingyu, seorang pengangguran yang memiliki ekonomi rendah bertemu dengan Jeon Wonwoo, CEO perusahaan buku dan diangkat menjadi Bodyguard pribadinya. we're different. kita berada di dunia yang berbeda. apakah semesta mengizinkan kita bersama ?