STORE Copy Center ALASKA tempat Arabella bekerja tidak hanya melayani percetakan dan fotokopi saja, tetapi juga menyediakan berbagai macam buku. Ruangan seluas 15 x 10 meter itu disekat menjadi dua bagian yang sama. Ruangan sebelah kanan digunakan untuk melayani para pelanggan yang ingin mencetak atau meng-copy dokumen—bahkan juga membuat desain undangan pernikahan atau banner—sedangkan ruangan di sebelah kiri digunakan sebagai toko buku.Kini, Arabella tengah mengibas-ngibaskan kemoceng pada buku-buku terbungkus plastik yang terpajang di rak paling ujung toko buku dekat pintu gudang. Dari ekor matanya, sebenarnya ia bisa menangkap bayangan seseorang sedang mengawasinya dari jauh. Namun, ia berusaha mengabaikan. Wanita yang rambutnya kini diikat satu ke atas itu terus berusaha fokus dengan pekerjaannya. Pasalnya, kejadian tadi pagi sudah sangat menguras pikirannya.
Tepat setelah ia kabur dari medan perang tempat Alaric dan pacarnya berselisih paham, Arabella berlari dengan beberapa kali menoleh ke belakang karena takut seseorang akan mengejarnya. Mungkin Alaric, yang merasa belum selesai bicara. Atau, bisa jadi Izora, yang salah paham dengan pembicaraan Arabella dengan Alaric. Lagi pula, jika tetap berada di sana, sama sekali tidak akan menguntungkan pihak mana pun. Ia tidak mau dituduh ikut campur urusan orang. Atau, lebih parahnya lagi, dicap jadi orang ketiga.
Duh, amit-amit!
Karena hal itu, ia jadi menubruk Paris yang berada di dekat pintu masuk store. Untung saja pria itu segera menangkapnya dengan sigap. Kalau tidak, ia pasti sudah memental dan jatuh ke lantai keramik yang keras.
Astaga. Padahal, tadi lagi seru-serunya bahas drama Korea yang lagi viral bareng Paris, malah terjebak di situasi yang sangat canggung begitu, pikir Arabella kesal.
Memangnya apa salahnya, sih, healing sebentar, haha-hihi sebentar, di tengah penatnya pekerjaan? Toh, tidak akan memakan waktu sampai setengah jam, juga! Cuma pas lagi buang sampah aja, loh, tadi! Bayangin! Memangnya aktivitas 'buang sampah' butuh waktu yang lama banget, ya? Nggak, kan!?
Astaga. Makin dipikirkan, rasanya Arabella jadi makin kesal.
Lagi pula, atasannya itu kenapa, sih? Tumben-tumbenan main tarik lengan seenaknya begitu. Semalam pun, tumben-tumbenan menelepon pagi-pagi buta sambil meracau tidak jelas bilang 'I love you' segala. Pacarnya juga, kenapa datang di timing yang awkward begitu, sih? Kan, Arabella jadi sedikit merasa bersalah kalau mereka sampai bertengkar gara-gara ia membahas telepon itu!
Huh. Benar-benar situasi yang kacau.
Tiba-tiba sebuah suara benturan keras menyentak kesadaran Arabella. Wanita itu berjingkat sejenak lantas mulai berbalik untuk memeriksa apa yang tengah terjadi. Ia mendelik ketika mendapati rak di sebelah oleng ke arahnya. Buku-buku yang awalnya tertata rapi di rak tersebut mulai berjatuhan. Karena terlalu syok, kakinya membatu di tempat. Ia hanya bisa beringsut dan memejamkan mata, pasrah dengan apa yang akan terjadi kemudian.
KAMU SEDANG MEMBACA
AMORVENCY (TERBIT)
RomanceNaskah Terbaik 🥇 Genre Romance Event 'Tantangan Menulis Rasi Batch 2' bersama @semestarasi *** Berawal dari ketidaksengajaan Alaric Damian meminum secangkir teh yang sudah tercampur dengan ramuan cinta bernama Amorvency di kedai pinggir jalan, ia...