"Jadi-" Suara notifikasi dari ponsel Perth membuat kalimatnya tertunda.
"Bentar yah Chi." Perth segera menjauh dari Chimon setelah memeriksa ponselnya.
Dari jarak yang tidak terlalu dekat Chimon dapat melihat gurat khawatir di wajah Perth, kerutan di dahinya seakan menjelaskan semuanya namun Chimon tidak berani mendekat.
Tak lama berselang Perth kembali dengan tergesa-gesa masih dengan ponsel yang dia tempelkan di daun telinga.
"Chi, aku harus balik. Ada hal yang urgent di rumah." Buru-buru Perth memutuskan sambungan dengan penelpon di ujung sana.
"Ada apa Apon ?" Tanya Chimon ikut khawatir.
"Hmm-" Perth ragu, bagaimana caranya dia menjelaskan situasinya sekarang pada manusia di depannya ini. Perth hanya tidak ingin membuat Chimon ikut khawatir padanya.
"It's okay kalo kamu gak bisa bilang, gak apa-apa Apon. Nanti aku bareng Nanon aja."
"Maaf yah Chi, aku janji setelah selesai ujian aku bakalan ngomong ke kamu. Bye, kamu hati-hati nanti." Perth mengusap rambut Chimon kemudian berlari pergi. Ada sedikit perasaan bersalah pada Chimon karena harus meninggalkannya bertanya-tanya seperti ini
🍃🍃🍃
"Non... "
"Kenapa ?" Nanon menjawab tanpa mengalihkan pandangannya dari layar TV yang sedang menampilkan siaran favoritnya.
"Gue bingung."
"Ha ? Apaan deh ? Lo bingung karena Sandy bisa hidup di laut padahal dia tupai ?"
"Apon."
"Apon ?" Nanon kini menoleh pada Chimon yang duduk di sampingnya, memeluk kakinya sendiri sembari menenggelamkan kepala di lutut.
"Kemarin pas selesai dia nyanyi itu. Katanya ada yang pengen dia omongin sama gue. Tapi sampai sekarang dia belum ada tuh hubungin gue, even sekedar chat pun gak ada Non."
"Sibuk kali. Kan kemarin dia pulangnya juga buru-buru toh ?"
"Hmm iya juga."
"Terus apa yang bikin lo bingung lagi ?"
"Gue cuma takut Non. Gue takut perasaan gue gak berbalas, gue takut kalau ternyata dia gak ngerasain apa yang gue rasain."
"Stop dengan pemikiran lo yang begitu. Chi, gue aja bisa lihat kok kalau Apon suka sama lo. Lo jangan pesimis gini lah."
"Ih tumben kok lo dukung gue ? Biasanya juga gue di anjing-anjingin."
"Ngelunjak si Adul ini." Nanon melempar bantal sofa yang ada di dekatnya pada muka Chimon.
Besok sudah waktunya mereka menunjukkan apa yang sudah mereka lalui dan pelajari selama tiga tahun di masa putih abu-abu ini, namun bukannya menghabiskan waktu dengan belajar, Chimon dan Nanon malah bermalas-malasan seharian.
Apapun mereka perbuat kecuali membahas tentang ujian esok, karena katanya ini adalah hari tenang sebelum berperang.
Kemarin setelah pulang doa bersama dari sekolah, Chimon menginap di rumah Nanon. Hari ini gantian Nanon yang menginap di rumah Chimon.
🍃🍃🍃
Ujian Hari Pertama
Senin, Mei 2015
Hari pertama Ujian Nasional, tidak ada yang begitu istimewa atau mengesankan, semuanya berjalan begitu saja. Chimon terlihat celingak celinguk di depan kelas, seperti sedang mencari atau menunggu seseorang.
KAMU SEDANG MEMBACA
Let Me Be
FanficEntah bagaimana hidup setelah ini, yang Chimon tahu cintanya sudah habis pada satu orang. Namun bagaimana jika perasaannya yang ia kira telah mati perlahan-lahan menemui setitik harapan untuk hidup lagi ?