Enjoy ❤️❤️❤️
******
"Ma, namanya orang sakit itu tidur, atau minimal istirahat. Bukannya main gitar!"
Alva tidak habis pikir dengan Alma. kalau seandainya kakinya tidak di bungkus perban, pasti tidak akan ada yang menyangka Alma ini sedang tidak dalam keadaan sehat.
Dia benar-benar bertingkah seolah dia tidak mengalami apa-apa!
"Lebay lo. Yang sakitkan kaki gue, bukan tangan."
"Giliran sama gue lo bisa bantah ya? Coba Arul yang ngomong."
"Sama dia juga gue berani."
"Yakin? Kalau gitu gue rekam ya? Buat laporan ke Arul." Alva sudah bersiap mengeluarkan ponselnya.
Alma panik, buru-buru dia menyimpan lagi gitar kecil pemberian Alva itu. "Cuy, jangan gitulah! Ah, gak asik lo."
Benar kan? Alma itu pawangnya cuma Arul!
Tapi kenapa bisa ya dia malah mengaku menyukai Alva?
"Ma, lo kan udah dua tahun di SMA, lo pernah gak sih deket atau ngerasa suka sama cowok?"
Sengaja Alva pancing.
"Gimana mau ada yang deketin gue, Va, kalau tiap hari gue ketempelan lo sama Arul?"
Ketempelan. Di kira Alva dan Arul ini setan apa?
Ya kalau Arul sih bisa jadi.
"Serius, Ma. Lo gak ada naksir sama cowok gitu?"
"Ada lah. Ya kali. Emang nya lo berdua? Gelarnya aja cowok paling banyak fans di sekolah, padahal gak suka sama cewek."
"Najis! Gue normal ya, Alma!"
Alma tertawa, "Buktiin dong, cari cewek sana."
"Emang kalau gue punya cewek, lo gak apa-apa?"
Alma tidak langsung menjawab. Mau tidak mau Alva jadi semakin yakin kalau Arul tidak bohong.
Maaf ya Alma. Mau tidak mau, suka tidak suka, cepat atau lambat, Alma harus tahu soal ini.
Tidak baik kan kalau membiarkan Alma terus-menerus menyimpan rasa pada Alva yang notabene nya menyukai orang lain?
"Ma?"
"Ya gue gak apa-apa lah. Emang gue harus gimana?"
"Beneran?"
"Iya, Alva! Lo ngomong kaya gitu, emang udah ada cewek yang lo taksir?"
"Ada,"
"Siapa?"
"Dia temen gue sendiri."
Sekali lagi maaf, Alma.
Maaf juga Arul, kalau Alva gegabah dan tidak mendiskusikan dulu hal ini.
Semoga setelah ini persahabatan mereka akan tetap baik-baik saja.
******
Alma kicep mendengar jawaban Alva.
Teman nya sendiri katanya? Siapa? Masa sih Alma?
Tapi kalau iya, itu artinya perasaan Alma ini tidak bertepuk sebelah tangan?
Kok Alma jadi deg-degan ya?
"Temen lo? Siapa? Bukan Arul kan?"
"Gue udah bilang gue normal ya!"
Alma tertawa lagi. Sebenarnya itu hanya pengalihan untuk mengurangi debar jantungnya sekarang.
"Terus siapa, Va?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Kisah Klasik [SLOW UPDATE]
Teen FictionMari berkenalan dengan Alva, Abiel, Alma, dan Arul dari Kisah Klasik mereka. Noted. Dilarang menyebarkan cerita ini di akun sosial media manapun. Ini karya fiksi biasa yang nama tokoh/tempat/waktu cuma karangan belaka. Tidak bersangkutan dengan piha...