14. Perlahan

209 31 6
                                    

Enjoy❤️❤️❤️

******

The Aces

Kak Arul
mulai besok kayanya Alma
seterusnya sama gue ya
pp sekolah

Alvaro
Lah kok?
Gue ada salah ma?

Alma
gak adaa
arul yg nyuruh
gue cuma nurut aja

Alvaro
Beneran rul?

Kak Arul
yoi

Alma
eh abiel gapapa kan
kalau sama alva terus?

Iyaa, gapapa kok Kak Al

Abiel menghela nafas membaca pesan di grup mereka. Besok adalah hari pertama Kak Alma kembali sekolah setelah seminggu izin karena kaki nya yang terkilir waktu itu.

Tapi Abiel tidak menyangka kalau tadi adalah hari terakhirnya di bonceng oleh Kak Arul.

Sepertinya, dia semakin ingin menjaga Kak Alma. Atau mungkin hubungan mereka sudah ada kemajuan?

Ayolah, Abiel.

Ah, Abiel benci dengan perasaan gelisah dan sesak tidak karuan begini.  Abiel benci dengan dirinya sendiri yang secengeng ini.

Ponselnya kembali berdering, sebuah panggilan masuk dari Alva.

"Assalamualaikum,"

"Wa'alaikumsalam, Bil. Kamu gak apa-apa?"

"Emang aku kenapa?"

"Bil, jujur aja. Aku tau biarpun cuma dari suara kamu."

Alva sepeka itu ya?

Kenapa bukan pada Alva sih Abiel jatuh hati?

Bodoh. Mana ada jatuh hati pilih-pilih?

"Aku beneran gak apa-apa, Va. Emang aku bisa apa sekarang?"

"Kalau kamu mau nangis, nangis aja, Bil, jangan pura-pura lagi. Aku ke sana ya?"

Dan tangis Abiel pecah mendengar perkataan Alva itu. Ya, sedari kemarin Abiel memang berusaha menahan segala perasaan nya setiap kali melihat interaksi Kak Arul dan Kak Alma.

Parahnya lagi, Alva selalu menyadari hal itu.

"Gak perlu, Va. Ini udah malem."

"Video call?"

"Aku jelek kalau lagi nangis."

"Kata siapa? Kamu tetep cantik, Abiel."

"Nggak, Alva. Jangan gombal, aku lagi gak mood."

Hening sejenak, entah apa yang Alva pikirkan di seberang sana.

"Maaf ya, Bil, aku gak bisa ngelakuin apa-apa buat bantu kamu."

"Bantu kaya gimana lagi, Va? Kamu udah banyak bantu aku. Kamu sering ngehibur aku, ngajak aku jalan, selalu peka sama perasaan aku. Itu udah sangat membantu, Va."

"Tapi aku gak bisa bantu kamu buat lebih deket sama Arul, Bil. Padahal mungkin seharusnya aku bisa."

"Caranya?"

"Mungkin aku bisa bilang ke Arul soal ka--"

"JANGAN!" Abiel refleks menutup mulutnya yang baru saja berteriak itu. "Maaf, aku gak maksud bentak kamu. Tapi please, Va, apapun keadaannya, jangan ada lagi orang lain yang tau soal ini."

"Iya, Abiel."

Abiel menyeka wajahnya menggunakan tissu. Menghapus sisa air mata di sana.

"Tapi makasih banyak ya, Va."

Kisah Klasik [SLOW UPDATE]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang