1. A New Friend

506 43 8
                                    

******

Alma sudah bersedekap kesal di depan kamar Arul. Hari ini jadwal Alma untuk pergi ke sekolah bersama Arul, tapi cowok itu masih belum juga bangun. Padahal mereka sudah hampir kesiangan ini.

"Arul! Gue hitung sampai 3 kalau lo masih belum beres gue bawa kabur ya motor lo!"

Memang, orang seperti Arul ini harus di beri ancaman baru bertindak. Buktinya Arul langsung membukakan pintu dan dia sudah siap dengan seragamnya. Ya, walaupun rambutnya masih acak-acakan.

Setidaknya, rambut basah itu membuktikan kalau Arul mandi. Karena Alma tahu, sejorok-joroknya, Arul tidak akan membasahi diri jika tidak betulan mandi. Cowok itu pasti memilih untuk tidak mandi sekalian.

"Lo itu dari kecil hobby banget ya berisik depan kamar gue?"

Alma mendelik, lalu memukul lengan Arul cukup keras. "Gue gak akan berisik kalau lo tepat waktu! Sumpah ya, kalau aja gak ada jadwal tukeran, gue lebih milih berangkat sama Alva tiap pagi dari pada sama lo."

Alva itu sahabat Alma yang satunya. Masih tetanggaan juga. Tapi sikap Alva dan Arul ini sangat-sangat-sangat bertolak belakang.

Alva si on time, Arul yang selalu late time.
Alva yang baik pada Alma, dan Arul yang menyebalkan.

Pokoknya mereka ini ibaratnya yin dan yang. Sangat berbeda, tapi saling melengkapi.

Kalau Alma, anggap saja sebagai tuan putri di antara mereka.

"Ya udah, sana aja sama Alva kalau dia mau boncengin cewek berisik kaya lo tiap hari."

"Dih, pasti Alva mau lah! Dia baik, gak kaya lo."

Arul tertawa mengejek pada Alma, "Asal lo tau, gue sama Alva sama-sama males boncengin lo."

"Banyak bacot lo, Rul. Liat ini," Alma mengeluarkan sebuah kunci motor dari saku rok nya. "Gue udah dapet izin dari Mama lo buat bawa motor sendiri kalau lo telat. Jadi jangan banyak omong kalau gak mau gue tinggal."

"Al, gak gitulah, Al. Ck, ayolah!"

Tapi Alma tidak peduli. Biar saja Arul mengejarnya. Salah sendiri rese.

*****

Seperti biasa, kalau bukan jadwal berangkat sekolah bersama Alma, Alva pasti selalu sampai duluan di sekolah. Sengaja Alva tinggal, dia tidak mau repot-repot menyaksikan drama dua sahabatnya itu setiap jadwal Alma bersama Arul.

Mereka saling memojokkan, padahal dua-duanya sama. Hobby telat.

Untung saja, Alva sudah bersahabat dengan mereka sedari bayi, karena kalau sudah remaja seperti sekarang, Alva pasti akan berpikir ulang ribuan kali untuk menganggap mereka sahabat.

Bercanda. Alma dan Arul itu sangat baik kok.

Pada waktu tertentu, tapi.

Alva membuka novel yang semalam ia baca tapi belum selesai. Dia memang suka membaca, berbanding terbalik dengan Alma maupun Arul yang akan langsung tertidur begitu membaca selembar buku.

Anehnya, dua nama itu tetap memiliki peringkat lebih tinggi dari Alva.

Ajaib kan?

Alva tahu, hobby membaca sambil berjalan seperti ini kurang baik untuk ketertiban umum. Apalagi di koridor sekolah yang cukup ramai orang berlalu-lalang seperti sekarang. Tapi, selama ini semua baik-baik saja. Tidak pernah ada kecelakaan seperti bertabrakan dengan orang, tempat sampah, atau parahnya lagi tembok.

Semua aman, sampai hari ini. Saat Alva sedang menikmati deretan kata di bukunya, ia menabrak seseorang sampai bukunya terlepas dari genggamannya.

Untungnya cewek yang di tabrak Alva tidak sampai jatuh. Kalau iya, Alva pasti akan sangat malu.

Kisah Klasik [SLOW UPDATE]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang