01 - Indhira dan Kekagumannya

177 19 7
                                    

Semua perasaan tak bisa di salah artikan, termasuk kekagumanku yang begitu dalam padamu.
***

"Eh Sandra, kakak mu itu cantik ya? Baik juga, pinter lagi" Indhira tersenyum sembari menunggu jawaban dari temannya yang kini menatapnya heran.

"Naksir ya Ra?" Asha menyenggol lengan Indhira dengan tatapan curiga bercampur cemburunya. Pasalnya Asha telah menaruh hati pada Athena.

"Eh engga kok, lagi pula aku udah ada kak Andra kan?" Indhira menunjukkan foto pria yang ada di casing handphone miliknya.

"Iya juga sih, kak Andra kan romantis banget ya ngga mungkin kamu berpaling hahaha" Asha merasakan lega pada hatinya karena pujaan hatinya tak sama dengan sang teman.

"Asha, mencintai itu bukan tentang dia romantis atau tidak, melainkan tentang perasaan yang ngga bisa di ganggu gugat lagi" Indhira menatap tajam pada Asha yang kini hanya mengangguk angguk saja.

"Iya konsultan cinta!" Asha meledek gadis itu dengan candaannya yang membuat Indhira semakin menajamkan sorot matanya.

"Serem euy" Sandra yang sedari tadi hanya melihat kucing dan tikus di hadapannya itu pun bergidik ngeri dengan tatapan Indhira.

"Eh tapi bener juga ya, kenapa mencintai bukan tentang ke romantisan tapi hubungan wajib banget romantis" Sambung Sandra dengan herannya.

"Hadeh, hubungan ngga harus romantis kok, yang penting mah harmonis aja" Indhira menepuk jidatnya sendiri.

Ya memang, Indhira adalah yang paling paham masalah percintaan diantara mereka bertiga, tak jarang juga Indhira membantu permasalahan dalam hubungan teman temannya. Namun minusnya, Indhira sulit menebak apa yang sebenarnya dia sendiri inginkan.

***

Di sebrang meja Indhira n friends, ada Athena yang sedang menatap kebersamaan gadis gadis SMA yang mengingatkan Athena dengan masa masa putih abu abu yang indah.

"Kayak seneng banget ya? Harus hubungi dia nih" Athena dengan tawa kecilnya mencari ponsel pada tasnya.

Pada situasi seperti ini, pastilah ia menghubungi seseorang yang memang sudah berteman dengannya sejak SMA. Jemarinya sibuk mencari nomor sesosok gadis andalannya.

"Nah, please angkat dong" Athena meletakkan ponselnya didekat telinga untuk memastikan apakah panggilan tersebut diterima oleh seseorang disebrang sana.

'Tut tutt'

Tanda panggilan tersebut diterima oleh pemilik nomor tujuan pun terdengar nyaring pada telinga kanan Athena, mengukir senyum indah pada wajah gadis itu.

"HIMARA!" Teriak Athena membuat banyak mata tertuju pada gadis itu. Entah tak tau atau memang tak mau tau, Athena tak menghiraukan tatapan aneh dari orang disekelilingnya.

"Apa sih? Ada apa?" Himara, gadis disebrang telepon itu segera menanggapi sahabatnya yang memang sedikit konyol jika bersamanya.

"Ke cafe dideket SMA Penerus Negri dong, Him" Athena merayu Himara yang sejujurnya tak bisa hadir disamping gadis itu saat ini.

"Ngapain? Lagi nugas nih" Himara dengan nada malasnya menanggapi sahabat bahkan seperti adiknya sendiri itu.

"Ihh cappucino cincau nungguin nih" Athena mengeluarkan jurus jitu memanggil Himara yang segera menutup panggilan telepon itu.

'Tutt tutt tutt' Suara tanda telepon mati pun segera terdengar pada telinga Athena, disusul dengan senyuman indah dari gadis itu.

"Berhasil ternyata hahaha" Gumam Athena sembari memandangi dua gelas cappucino cincau pesanannya tadi.

***

"Akhirnya dateng juga tuan putri kita" Athena memang sangat suka memberi candaan pada Himara yang kini memasang sorot tajamnya.

"Ngapain lo manggil gue kesini?" Himara yang tak banyak basa basi pun segera mengambil segelas cappucino cincau yang ada di hadapannya bersamaan dengan pertanyaan yang keluar begitu saja dari mulutnya.

"Pengen nongkrong aja sih Him, salah ya?" Athena menunjukkan wajah manis yang hanya Himara lah yang dapat melihat ia semanis itu.

"Nggak sih, tapi tolong lah yaa" Himara yang kesal segera menjitak kening Athena yang merasa kesakitan.

"Aw, sakit tau Him! Lo nih emang nggak bisa banget ya liat anak orang seneng?" Omelan demi omelan terjun bebas dari bibir Athena yang bergerak naik turun untuk mengeluarkan suaranya.

"Pft, lucu deh, naksir gue ya?" Himara meledek sahabatnya dengan tingkah konyol yang lagi lagi ditunjukkan olehnya.

"Geli gue dengernya sumpah" Athena bergidik dan hanya memutar bola matanya membayangkan ia menaruh rasa pada Himara.

"Ssst, itu adek gue nggak sih Na?" Himara menunjuk pada gadis manis didekat jendela itu.

"Seorang Indhira adek lo?! Lo yakin Him?" Athena mengikuti arah jari telunjuk Himara yang mengarah pada Indhira, sang pandangan pertama bagi Athena.

"Lah iya, lo kenal?" Himara terkejut mendapati Athena yang mengetahui nama adik yang disembunyikan rapat rapat oleh Himara.

"Carl kan temennya Cassandra, ya kenal lah" Athena mencoba menyembunyikan perasaan terkejutnya karena tak ingin ditanya ini dan itu oleh Himara.

"Ohh gitu toh, lucu ya persahabatan mereka? Jadi inget jaman SMA dulu deh" Himara tersenyum kecil dengan netra yang masih tertuju pada tiga gadis manis disebrang.

"Makanya itu gue panggil lo kesini, nostalgia ceritanya" Athena tertawa disusul tawa dari Himara yang cukup untuk menghibur suasana senja dan langit yang menangis itu.

Indah bukan? Senja, gerimis, dibalut tawa dari setiap insan yang bersama. Kebersamaan juga kekeluargaan yang membuat setiap perasaan hangat yang ada menjadi lebih berarti.

Kata orang "Ketika dunia saling membantu, lihat cinta mana yang tak jadi satu" Dan itu benar adanya. Banyak cinta hadir tanpa sebuah kesengajaan berbalut dengan kesetiaan manusia manusianya.

Tawa tawa yang terukir sangatlah indah sehingga bisa ditelan baik baik oleh semesta, atau setidaknya siapapun yang mendengarnya.

- Sorai by Nadin Amizah -
***

Haii, semoga suka ya sama chapter satunya, for all kicik terimakasih sudah membaca.

Happy reading!!

Kala Senja Menyapa || FreenBeckyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang