Dan Dikala Senja Menyapa

208 14 0
                                    

Haii ini Gadis, jadi Gadis mau ubah perspektifnya dari narator jadi Indhira (jadi kalau ada kata "aku" di part narator berarti itu Indhira ya) oke lanjut.

***

Bagian ini mengkisahkan aku dan dia. Setelah tiga tahun berlalu sejak perpisahan menyapa kita, aku masih dengan kesendirian ku dan aku yakin ia pun sama. Kasih dan sayang ku tak akan pernah berubah, masih untuk dia.

Hingga hari ini, aku mengunjungi cafe tempat kita bertemu untuk yang pertama kalinya. Berbekal tekad, aku membuat janji dengannya.

"Indhira" Panggil seorang gadis yang ada dihadapan ku saat ini, masih dengan lembutnya yang dahulu.

"Silahkan duduk, kak" Aku yang sudah menjadi mahasiswa baru pada kampus yang cukup besar di kota ku pun segera merespon panggilan itu.

"Ada apa, Dhira?" Canggung sekali perbincangan kala itu, seperti ada yang mengganjal kita.

Pas sekali pada cafe itu diputarkan lagu 'Tak ingin pisah lagi' dari Marion Jola dan Rizky Febian membuat suasana semakin canggung.

'Sial, kenapa lagu ini?' Batin ku sembari menatap wajah manisnya yang membuat wajahku memerah.

"Ya sudah aku duluan yang bicara ya, Ra?" Kak Athena mulai menggenggam tangan ku sembari tersenyum yang ku balas dengan anggukan pelan.

"Aku masih menyayangimu, aku ingin menjadi milikmu sekali lagi" Sambungnya perlahan sembari tertunduk.

"Kak? Betul masih ada rasa untukku di hati kak Athena?" Mataku yang tadinya takut menjadi berbinar, aku sangat ingin memilikinya sekali lagi.

"Iya Ra, ayo jalani sekali lagi?" Kak Athena mengangkat alisnya sembari menatapku lekat.

"Ayo jalani hidup bersama lagi kak, dan aku ngga akan pernah nyakitin kak Athena lagi.." Aku membalas genggaman kak Athena sembari mengangguk tipis.

"Aku pegang janji kamu, mari hidup bersama" Kak Athena tersenyum padaku bertepatan dengan seseorang yang mengantarkan minuman kita.

"Hei, Indhira?!" Terdengar suara yang aku kenal memanggilku dengan hangat.

"Loh, Asha? Kamu kerja disini?" Aku memandang lekat wajah itu dan menjumpai Asha dihadapanku.

"Cafe ini punya paman ku sih Ra, jadi cuma bantu aja" Asha masih dengan senyumnya yang dahulu, cantik sekali.

"Yaudah gih lanjut kencan nya, aku lanjut ke belakang dulu kalau ada waktu nanti ngobrol yaa" Sambung Asha pelan.

"Siap, semangat ya Sha" Aku melambai pada Asha yang perlahan meninggalkan kami.

Kak Athena meminum minumannya perlahan sembari menyaksikan pertemuan ku dan Asha yang begitu singkatnya. Memang benar ya, orang itu datang dan pergi secepat kilat.

"Eh Ra, lihat deh ada senja" Kak Athena menunjuk pada langit senja yang terlihat dari jendela cafe yang cukup besar.

Cantik sekali senja kala itu, bak ada sesuatu yang disambut olehnya dan aku tau itu pasti kita. Bersatunya dua insan yang memang seharusnya bersatu memang selalu disambut oleh semesta.

"Habis ini ke pantai yuk kak? Nikmati senja" Ide ini muncul di kepalaku secara spontan.

"Ayo Ra, aku rindu pantai dan senyuman mu dibawah senja" Dahulu dia adalah gadis yang tak menyukai pantai namun sekarang, ialah yang bersemangat.

Kita dengan cepat menghabiskan minuman kita lalu melaju menuju pantai menggunakan mobil dari kak Athena. Mobil hitam yang terlihat luar biasa menemani perjalanan kita menyusuri jalanan Jogja dikala senja.

'Aku bersyukur dia milikku'

***

"Yey pantai, lucu ya kak?" Aku menggoyangkan lengan kak Athena dengan bersemangat ketika melihat pantai dan senja

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Yey pantai, lucu ya kak?" Aku menggoyangkan lengan kak Athena dengan bersemangat ketika melihat pantai dan senja.

"Lucu, indah, seperti kamu" Kak Athena selalu dapat membuat ku tersipu dengan kata dan sikap lembutnya.

"Ah bisa aja kak, eh iya, kita bisa bersama berapa lama ya? Lima tahun mungkin?" Aku menatap kak Athena dengan tatapan mata yang dalam.

"Jangankan lima tahun Ra, aku bisa sama kamu selamanya" Kak Athena menggenggam tanganku dengan eratnya.

Dan inilah kita, dua insan yang sempat tertunda namun kini bersama. Kita tak akan pernah tau akan jatuh cinta pada siapa dan kapan kita akan jatuh cinta, karena itu persiapkanlah pada hati mana kamu menjalin rasa.

"Aku mau kamu, disetiap versi hidupku, Indhira" Kak Athena sekali lagi membuat aku tak dapat menahan salah tingkah ini.

"Aku pun sama kak, aku menyayangimu lebih dari apapun itu" Aku memeluknya dengan erat disaat ombak mulai mengenai kaki kita.

Seruan ombak yang seakan meminta kita agar tak berpisah pun kita dengarkan dengan sempurna. Pelukan itu terasa lebih erat di banding sebelumnya, hangat dan tak ingin dilepaskan oleh semesta yang mengaminkan kita.

'Terkadang cinta memang tak dapat dipilih, tetapi kita dapat memilih dengan siapa kita akan bersama dan aku memilih kamu sebagai tujuan hidupku.'

The end..

***

Yuhuuu, terima kasih yang udah support Gadis dari awal hingga sekarang ini. Omg kalian sesuatu banget!! Selanjutnya Gadis tetap akan hibur kalian dengan karya baru atau mungkin 'Kala senja menyapa' season dua??? Staytune aja terus!!

Kala Senja Menyapa || FreenBeckyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang