02 - Perbincangan

110 15 7
                                    

Berawal dari sebuah pertemuan dan perbincangan, semua hal bisa saja terjadi.
***

Langit senja berganti malam dengan gerimis yang berangsur angsur mereda. Banyak orang yang bersama, kini harus berpisah karena memang belum memiliki seutuhnya.

Termasuk Indhira n friends, Himara, dan tak lupa juga Athena yang harus berpisah jalan pulang. Mungkin ini suatu hal yang biasa, namun bagi mereka ini hal yang melelahkan.

"Eh Indhira pulang sama siapa?" Asha yang sudah melihat jemputan nya pun segera menoleh ke arah Indhira yang menggeleng pelan.

"Sama gue, tenang aja" Belum sempat Indhira menjawab, sudah terlebih dulu Himara yang mengambil alih jawaban atas pertanyaan itu.

"Kakak? Sejak kapan disini?" Indhira merasa terkejut karena mendapati sang kakak tercinta ada di sampingnya dengan wajah sumringah khasnya.

"Dari tadi dek, lo yang nggak sadar!" Himara tertawa kecil sembari merangkul adiknya yang kini menggaruk tengkuknya dengan canggung.

"Ehehehe Indhira ngga liat" Indhira menyengir ketika mendapatkan rangkulan dari kakaknya.

Rasanya aneh ketika Indhira tak melihat kakaknya lantaran sang kakak sudah ada disana sejak senja masih menyapa langit hingga berganti dengan warna hitam seperti ini. Hal itulah yang membuat gelengan pelan pada kepala Himara juga Athena.

"Ada ada aja, kakak sebesar ini nggak keliatan" Athena yang sedari tadi diam, kini ikut komentar atas pertengkaran tiba tiba dari pasangan kakak adik yang satu itu.

"Hehe namanya juga ngga clingak clinguk kak" Indhira memasang wajah khasnya ketika kena omelan siapapun itu.

Wajah cantik Indhira, berbalut dengan cahaya cafe dan cahaya remang dari bulan yang tergantung diatas langit itu segera menarik perhatian banyak orang.

"Ya sudah ayo pulang dek, nanti dicari mama" Himara menoleh ke arah Athena yang mengangguk pelan sembari mengukir senyum tipisnya.

"Ayo kak, nanti bantu kerjain tugas ya?" Indhira tersenyum kikuk ketika mendapat sorot mata tajam dari sang kakak.

"Bukan apa apa ya ra, tapi tugas gue juga belum selesai" Himara menjitak kepala adiknya yang kini memegang keningnya sendiri.

"Aw sakit! Tau ah ngambek" Indhira dengan gaya lebay nya, sukses membuat Himara luluh untuk membantunya.

"Yaudah iya gue bantu, anak kecil" Himara pun pasrah dan memilih membantu adiknya yang ia tau, bahwa ketika ia setuju untuk membantu nya maka ia harus mengerjakan seluruhnya.

Begitulah Indhira, mudah menyerah dengan segala hal yang sulit baginya. Tetapi jangan salah, meski begitu Indhira tetaplah anak yang pekerja keras.

"Yaudah yuk" Indhira dengan senyumnya, menarik tangan sang kakak menuju motor hitam milik kakaknya sembari melambai pada teman teman yang hanya tertawa.

"Ada ada aja Indhira" Sandra dan Asha mengucapkan itu secara bersamaan dengan tawa yang tak henti hentinya keluar dari bibir indah mereka.

"Eh anak IPS banyak tugas ya?" Asha melihat ke arah Sandra yang hanya menggelengkan kepalanya heran.

"Ngga cuma IPS kok, yang namanya anak sekolahan pasti banyak tugas" Jawab Athena dengan gaya tegasnya.

Asha merasa senang karena ditanggapi oleh sosok yang ia dambakan. Terasa kupu kupu menghiasi perutnya dengan hebat.

"Non Asha, ayo pulang" Mas Dito, supir keluarga Asha pun menyadarkan Asha dari kesenangannya yang luarbiasa hebat.

"Eh iya mas, ayo" Asha melambai pada Sandra dan Athena yang hanya menganggukkan kepala seraya tersenyum tipis.

Kala Senja Menyapa || FreenBeckyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang