07. LA

918 98 5
                                        

Saat ini Jeno baru saja sampai di kantor

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Saat ini Jeno baru saja sampai di kantor.

Ya, Jeno menyusul Jaemin dengan Hoji yang sekarang dia gendong.

"Papa" panggil Hoji.

"Iya kenapa Hoji?" Tanya Jeno sembari melangkahkan kakinya menuju ruangan Jaemin.

"Papa jangan lagi hilang kayak kemarin ya, kan Papa kecapean. Kalau Papa kecapean kasian juga Buna, soalnya Buna gak suka kerja di kantor" ujar Hoji.

Jeno terkekeh dan mengangguk.

"Iya, Papa tidak akan lagi hilang, maafkan Papa ya" ujar Jeno.

Hoji mengangguk.

Tok tok

Jeno mengetuk pintu saat sudah sampai di depan ruangan Jaemin.

"Masuk" ujar Jaemin dari dalam.

Jeno pun membuka pintu ruangan tersebut dan masuk ke dalam.

Dapat Jeno lihat kening Jaemin yang berkerut menatap kertas-kertas di atas meja itu.

Tampaknya Jaemin sedang berpikir keras.

"Ada apa la-" ucapan Jaemin terputus saat melihat siapa yang masuk ke dalam ruangannya itu.

"Oh kalian" ujar Jaemin yang lanjut fokus dengan kertas yang kini ia pegang itu.

Jeno menurunkan Hoji dari gendongannya.

Lalu Jeno mendekati Jaemin.

Ia berdiri di samping Jaemin.

"Udah, sini aku aja yang kerjain" ujar Jeno lembut.

"Tidak perlu, lebih baik kamu pulang dan istirahat di rumahmu, temani ibu mu" ujar Jaemin.

"Ini pekerjaan ku Jaem, jangan memaksakan diri" ujar Jeno.

Jaemin menoleh ke arah Jeno yang berada di sampingnya itu dan menggeleng.

"Bukan, perusahaan ini bukan lagi pekerjaan mu, aku tidak mau memberi pekerjaan pada seseorang yang tidak mau menerima bayaran, itu sama juga dengan memperbudak. Lebih baik kamu fokus dengan pekerjaan konstruksi mu itu agar tidak terlalu kelelahan" balas Jaemin.

Hoji menatap keduanya dengan wajah tanpa ekspresinya.

Seolah dia sedang mengamati.

"Tidak Jaem jangan seperti ini, ini membuatku semakin merasa bersalah karena tidak bisa membantumu apa apa" ujar Jeno.

"Tidak perlu, kamu tidak perlu melakukan apapun, lupakan saja semuanya" ujar Jaemin yang kini tangannya sedang menulis.

"Bukan seperti itu" tegur Jeno mengoreksi tulisan Jaemin.

Jaemin mengentikan kegiatannya.

"Lalu bagaimana?" Tanya Jaemin sembari menatap Jeno.

"Biar aku saja yang kerjakan..." ujar Jeno lirih.

Love Accidentally Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang