09. LA

911 112 4
                                        

"Loh mana Hoji?" Tanya Jeno saat melihat Jaemin yang sendirian menghampirinya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Loh mana Hoji?" Tanya Jeno saat melihat Jaemin yang sendirian menghampirinya.

Biasanya Hoji yang akan pertama datang menghampirinya dengan berlari lalu memeluknya.

Jaemin menghela nafas.

"Ayo duduk dulu" ajak Jaemin sembari melangkahkan kakinya menuju sofa ruang tamu.

Jeno menurut, ia mengikuti Jaemin dan mendudukkan dirinya di sofa.

"Hoji tidur?" Tanya Jeno lagi yang masih penasaran kemana Hoji.

Jaemin menggeleng.

"Hoji ada, cuma dia gak mau ketemu kamu" jawab Jaemin.

Dahi Jeno berkerut mendengar penuturan Jaemin.

Dan entah kenapa Jeno merasa dadanya sesak mendengarnya itu, ada rasa sakit kala mendengar Hoji tidak mau bertemu dengannya.

Apa Jeno terlalu mendalami perannya sebagai Papa Hoji?

"K-kenapa?" Tanya Jeno gugup.

"Hoji bilang kalau di saat kalian video call tadi, kamu tidak fokus padanya, kamu juga tampak berbicara dengan seorang anak kecil, terus anak kecil itu ada memanggil kata Mama di sana. Hoji beranggapan kalau kamu berbohong padanya, kamu bukan menghabiskan waktu dengan neneknya tapi menghabiskan waktu dengan keluarga barumu" jelas Jaemin yang membuat Jeno memejamkan matanya mendengar itu.

Dadanya terasa semakin tercubit.

"Tidak apa, jangan terlalu di pikirkan, mungkin memang sudah jalannya seperti ini, Hoji tidak bisa menghindari takdirnya, dan pada akhirnya dia juga akan kecewa dengan kenyataan yang sebenarnya. Walaupun bukan dari Papa kandungnya" ujar Jaemin.

"Izin ketemu Hoji ya" ujar Jeno tak menanggapi ujaran panjang Jaemin.

"Tapi kata Hoji dia tidak mau bertemu" ujar Jaemin.

"Aku ingin bertemu Hoji dan memberinya sesuatu" ujar Jeno sembari menunjukkan tote bag di tangannya.

Jaemin tersenyum tipis dan mengangguk

Itu membuat Jeno segera beranjak dari sana menuju lantai atas.

Jaemin menghela nafas.

"Semoga Jeno bisa membujuk Hoji" gumam Jaemin.

Ya semoga, walaupun Hoji tau yang sebenarnya tapi Jaemin berharap Hoji tidak benci pada Jeno.

Jaemin pun ikut melangkahkan kakinya menuju ke lantai atas.

Sedangkan Jeno saat ini sudah masuk dan mendapati Hoji yang menangis sembari menatap gambarannya yang ia tempel di sandaran ranjang.

Itu gambar dua orang dewasa yang menggandeng tangan anak kecil di tengah mereka.

Papa, Hoji, Buna.

Itulah tulisan yang ada di atas kepala gambaran itu.

"Hoji.." panggil Jeno lembut.

Love Accidentally Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang