setelah insiden dimana Raden tiba-tiba demam, keduanya kini semakin menempel. bukan, bukan Raden dan Janu, tetapi sang Mami dan Janu. setiap pagi Maminya akan menelpon Janu untuk menanyakan kesediaan waktu Janu. tetapi Raden selalu mencoba untuk menahan Janu agar tidak bisa bertemu dengan Maminya itu.
Raden merasa tidak enak pada Janu yang harus mengangkat telpon dari Maminya dengan pekerjaan yang terus menumpuk di meja kerjanya. walaupun Janu terlihat tidak keberatan, namun tetap saja Raden khawatir itu akan mengganggu Janu dan membuat Janu harus bekerja lebih keras karena waktu yang sudah terbuang.
seperti saat ini.
Janu tengah mengangkat video call dari ibu bossnya melalui ponsel Raden. pemuda itu sedang meminta maaf kepada sang Mami karena tidak mengangkat telpon dari wanita itu sebab ponsel Janu mati total semalam. dan untungnya ibu dari Raden mau mengerti dan kembali menanyakan kesediaan waktu Janu.
Raden yang jengah pun masuk kedalam obrolan sembari mendekatkan diri kearah Janu yang duduk di balik meja kerja.
"Mami mau ngapain, sih? cari waktu Janu terus" tanya Raden dengan wajah yang mendekat ke sisi wajah Janu. Janu hanya bisa tersenyum canggung dan menggeser sedikit ponsel bossnya supaya wajah Raden masuk kedalam frame.
"Ya mau mami ajak shopping, mami ajak ke arisan, terus kan katanya Janu pinter masak, mami mau coba masakannya"
"kalau mau coba masakannya, nanti simbok was tolong disuruh belanja. Weekend Janu mas jemput buat kerumah. kamu ga keberatan kan, Janu?"
Janu yang melihat ekspresi berharap dari ibu Raden pun mengangguk dengan semangat dan tersenyum manis. menampilkan gigi rapihnya dan jangan lupa lesung pipinya, "mau mas, nanti weekend Janu kesana, bu" ujar Janu dan dibalas dengan pekikan senang dari wanita yang usianya tak lagi muda.
"nah gitu dong, calon mantu harus sering-sering main kerumah biar deket sama mami juga papi"
Janu dan Raden saling melirik, kemudian Janu memutus kontak mata keduanya terlebih dahulu sembari tersenyum dan mengangguk kearah ponsel, "iya, mami.."
setelah bermenit-menit berlalu dengan basa basi, akhirnya panggilan video itu ditutup.
"emm, ini mas hp-nya" ucap Janu sembari menyodorkan ponsel Raden yang pemiliknya baru saja keluar dari kamar mandi.
"oh? udah selesai?"
"iya mas,"
Raden menghendikkan bahunya, lalu melangkah kearah meja kerjanya. namun terhenti saat tarikan kecil di pergelangan tangannya.
"mas? emm, memangnya engga apa-apa kalau bohongin maminya mas begini? maksud saya, tentang hubungan saya sama mas Raden" lirih Janu pada akhir kalimatnya. genggamannya pada tangan Raden pun luruh dan tangannya kini saling menggenggam diatas pahanya.
"jadi?"
"huh?"
bruk!
"e-eh?"
Raden tersenyum tipis melihat reaksi lucu dari Janu. mata bulatnya yang membola dan ekspresi kebingungan yang bercampur dengan ekspresi malu mampu menggelitik hatinya.
"m-mas? saya—"
"hm?"
Janu meremas bahu Raden yang ada didepannya itu, atau lebih tepatnya diatasnya? dengan posisi Raden mengungkung Janu yang berada di kursi kerjanya.
salah satu tangan Raden terulur, lalu mengusap lembut surai halus Janu. pemuda itu juga tak berhenti sampai disitu saja. dengan berani, ia menarik Janu dan mengangkatnya agar terduduk diatas meja kerja yang lebih muda.
KAMU SEDANG MEMBACA
Mas Raden 'renjae'
Fiksi Penggemarinsiden yang membawa Janu bertemu dengan mas-mas chindo idaman • just a short story • renjae! • renjun top! jaehyun bott! • mature content! • bxb!homo!gay!maho!yaoi! • dldr! published » august, 4th 2024