***
***
Hai, aku [FullName]. Seorang anak perempuan biasa yang tidak memiliki ambisi dan hanya sekedar menginginkan hidup dengan tenang dan nyaman. Aku mengasingkan diri dari negara asalku, Indonesia. Bukan karena suatu hal yang meng-hebohkan kok, hanya urusan permasalahan lingkungan yang tidak baik.
Aku hidup di mana sejak kecil, aku sudah diasingkan. Maksudku–aku tinggal di sebuah keluarga biasa selayaknya. Tapi dari saat aku balita, aku sama sekali tidak pernah diakui. Ibuku pernah berkata, aku adalah anak buangan yang dia temui didekat pemukiman warga pinggiran, terus terang aku sedih. Lalu kemudian, dengan wajah tersenyum dia berkata dirinya hanya bercanda. Oke. Aku mengerti. Candaan itu tidak lucu, menurutku. Aku hanya seorang balita yang baru berusia 5 tahun saat itu? Kupikir sudah gila, agaknya.
Terlebih lagi dengan rasa kesalnya. Ibuku tidak pernah bisa mengendalikan emosi nya. Aku pernah dibanting olehnya bahkan.
Begitupun dengan ayahku, yang tiba-tiba berubah sifatnya menjadi cuek. Dia dulu memang penyayang, satu-satunya yang ku harapkan.
Tapi, interaksi manisku bersama dengannya hanya sampai pada saat aku kelas 3 SD. Sisanya? Hanya sekedar meminta mengantar-jemput ku sekolah. Kalau di rumah, kita hanya diam-diam an. Bahkan, saat ayahku menelfon ibuku yang sedang keluar tanpa membawa handphone nya. Dia hanya bilang, "Oh yasudah, nanti suruh telfon ayah lagi." Tanpa menanyakan kabar anaknya bagaimana dan apakah sudah makan. Padahal, dulu dia suka sekali membawakan ku pulang sesuatu dan menanyakan kabar. Tapi sekarang, dia bukan lagi seorang ayah yang aku kenal.
Aku jadi berpikir. Apa karena masa-masa lucuku sudah berakhir, mereka jadi seperti ini? Atau justru memang sudah sejalannya aku hidup seperti ini? Di luar rumah hampa, di dalam rumah pun juga sama halnya, hambar. Tak ada keceriaan layaknya keluarga yang sering bercengkrama di ruang keluarga pada saat waktu luang atau pada saat makan malam di meja makan.
Ah, jangankan makan malam. Mereka bahkan tidak mengawasi ku sudah makan berapa kali.
Saat sedang berusaha berbicara. Mereka menengahi sepihak, tanpa mau mendengar cerita lebih lanjut dahulu. Diberi saran sih, diberi saran. Tapi, saran nya aneh dan menyebalkan. Hufh. Aku selalu di salahkan dalam memilih keputusan. Maka dari itu, aku harus selalu terpaksa memenuhi keinginan mereka.
Ya Tuhan, aku hanya ingin hidup tenang. Bersama dengan angin dan kesepian. Aku juga tidak berharap apa-apa lagi, bahkan seorang teman yang tulus pun. Sudah berapa kali aku dibedakan? Dirunding? Dan dimanfaatkan? Saat berada di sekolah.
Kemudian, pada saat aku lulus dari bangku kelas 3 SMP. Aku akhirnya memutuskan pergi ke negara tetangga, Malaysia. Aku memutuskan melanjutkan pendidikanku di sana daripada di negaraku. Karena, rasanya cukup menguras energi sekali. Meskipun sejatinya kita bisa marah, tapi itu lebih membuang-buang energiku. Dan aku ingin mencoba menyatukan kembali kepingan jiwa yang telah terbelah pecah.
KAMU SEDANG MEMBACA
Another Universe (Boboiboy Galaxy x Reader)
Hayran Kurgu[Boboiboy Galaxy x Reader] - Boboiboy Galaxy S1 [Name], seorang anak perempuan biasa yang tidak memiliki ambisi dan hanya bertujuan hidup dengan tenang. Tiba-tiba saja dihantarkan sebuah tanggung jawab penting dari sebuah cahaya, yang berasal dari w...