8. Fiera dan rahasia kecilnya

1K 36 4
                                    

Rembowruby

— Don't copy paste anything from here —

Shipping through my fingers
_

"jangan berubah..mengapa kalimat sampah itu di ucapkan oleh orang telah menyakiti, penyebab kehancuran justru mengatakan lelucon itu"

Vici and the lover


***

Vici memandang koper yang kini hampir penuh. Ia memastikan semua barangnya sudah terkemas rapi. Perjalanan kali ini akan memakan waktu sedikit lama. Sebab ia akan tinggal di tempat baru selama sebulan, yang berada di Jawa Barat—Kebun Teh Cipasung, yang terletak di Kabupaten Majalengka.

Cipasung bukan sekadar kebun teh biasa. Tempat ini memiliki daya tarik luar biasa, sempat melihat di internet dan Vici sangat menyukai Keindahan alam yang Cipasung sediakan.

seakan menghipnotis ketika melihat kebun teh Cipasung ini. Dengan luas wilayah sekitar 56 hektar, hamparan kebun teh hijau yang seperti lautan itu menyatu dengan langit biru.

Sebagai lokasi syuting acara "Hari-Harian", Cipasung menjadi tempat terpilih, Tempat yang menawarkan pengalaman hidup baru mendatang, tentunya ketika mereka sampai di Cipasung.

saat rapat pihak Hari-harian menjelaskan dengan detail mengenai Cipasung mulai dari keindahan alam, budaya lokal, aktivitas  masyarakatnya.

Vici  membayangkan dirinya menikmati pagi dengan secangkir teh hangat di salah satu vila yang nyaman di tengah kebun teh. sebuah Vila yang dirancang menyatu dengan alam, jauh dari hiruk pikuk Kota.

Cipasung juga memiliki spot-spot menarik yang membuat siapa saja betah berlama-lama. Area piknik yang luas dengan pohon-pohon rindang menjadi tempat sempurna untuk melepas penat, sambil menikmati pemandangan perbukitan yang memanjakan mata. Ada pula tempat memancing bagi mereka yang ingin merasakan ketenangan lebih dalam, ditemani gemericik air yang menenangkan.

“Kau sudah siap?” Suara lembut itu terdengar dari ambang pintu. Vici hanya mengangguk tanpa menoleh, matanya masih terpaku pada cermin besar di depannya. Ia merapikan helaian rambut yang jatuh di sisi wajah, memastikan setiap detail penampilannya. Setelah itu, ia mengambil kacamata hitam dari meja rias, mengenakannya dengan anggun. 

“bagaimana, apa aura luar biasa sekali?” ucapnya sambil bertolak pinggang dan melakukan beberapa pose, sambil tersenyum bangga. kilatan percaya diri di matanya membuat wajahnya semakin bersinar. 

Vici memutar tubuhnya dan masih melakukan pose-pose menarik di hadapan Fara, si paling percaya diri ini,  memamerkan busana berkelas yang ia kenakan.

"Bagaimana?” tanya Vici lagi sebab belum menerima pujian dari Fara, ditatapnya  Fara dengan mata berbinar. 

Dengan senyum yang belum pudar-pudar kini dia berdiri di hadapan Fara, dekat sekali lalu memiringkan wajahnya "aku cantik, kan?"

Fara mengangkat sebelah alis, mencoba menahan tawa. “Cantik. Kau sangat cantik,” jawabnya akhirnya, dengan nada setengah meledek. “Dan karena itu, cepatlah. Jangan sampai kita membuat Sutradara Hari-harian menunggu, atau kau akan dikirim ke London besok oleh direktur.” Tanpa menunggu respons, Fara mendorong punggung Vici agar ia segera berjalan keluar kamar. 

Don't Say Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang