" kau betul ni nak pindah, Zea? " soal gadis bernama Karina. Zea menganggukkan kepalanya " later when you and Jeno already married, tak payah susah cari rumah. this house, take it " kata Zea, mengusap lengan sahabatnya itu. Karina dan kekasihnya , Jeno sudah bertunang hampir 1 bulan dan Jeno pula adalah sepupunya Zea
" Zea... ini rumah kau " kata Karina " no. us. this is our house " Zea menafikan kata - kata Karina. air mata Karina laju mengalir " lah tak payah lah nangis. whatever happen, kau sahabat aku. aku pindah rumah bukan pindah hati pergi cari kawan lain " kata Zea, mengusap pipi Karina
" dari sekolah tadika aku selalu dengan kau , aku mana boleh berjauhan dengan kau, Zea " lagi teruk Karina menangis. dia tidur pun satu bilik dengan Zea sebab tak boleh kalau sesaat tak dapat melihat wajah sahabatnya itu
Jeno yang berdiri di hadapan pintu bilik hanya tersenyum, tunangannya itu sangat comel. Karina sedang menangis di dalam dakapan Zea dan Zea tersenyum ke arah Jeno. dia percaya yang sepupunya itu akan menjaga sahabatnya dengan baik. buktinya, sekarang mereka telah bertunang
" jaga Karina elok - elok, Jeno. dia datang dekat aku menangis, aku tak bagi kau jumpa dia lagi " Zea memberi amaran kepada Jeno " ya sepupuku sayang, akan ku jaga sahabatmu dengan jiwa raga aku. jangan risau " Jeno mengacak rambut Zea " eh babi ni, dah melebih " Zea mengside eye Jeno, yang di side eyes hanya tertawa
" kau kena keluar dengan aku hari - hari " kata Karina, memegang tangan Zea " ya sayangku Karina, akan ku keluar dengan mu berhari - hari sampai kau muak " kata Zea, bergurau
" mana ada. aku tak pernah muak tau! " Karina menafikan kata - kata Zea, Zea hanya mengangguk " bye. see you when I see you " kata Zea
Zea memandu ke arah apartment yang dibelinya. dia dan Karina merupakan seorang doktor . apartment tu pula berdekatan dengan hospital tempat dia bekerja jadi apartment itu menjadi pilihannya. lagipun Jeno dan Karina akan berkahwin tidak lama lagi
sesampainya disana, Zea memarkirkan keretanya dan membawa keluar semua barangannya dan berpapasan dengan tiga jejaka yang juga mahu masuk ke dalam apartment tersebut " awak penghuni baru apartment ni ke? " jejaka itu menegur
" haah. kebetulan apartment ni berdekatan dengan tempat kerja saya " jawab Zea dengan ramah " oh.. awak kerja sebagai apa? " soal jejaka yang seorang lagi " saya doktor " jawab Zea
" DOKTOR?! " mereka berdua jelas terkejut tapi tidak dengan lagi sorang jejaka yang hanya memilih untuk bermain dengan telefonnya
" nama saya Yoshi, ini Junkyu dan lagi sorang tu, Jihoon. dia memang macam tu, susah nak bercakap dengan orang " kata Yoshi, Zea mengangguk " nama saya Zea, Lee Zea " Zea pula memperkenalkan dirinya
" salam kenal Zea " kata Junkyu dan Yoshi dan Zea mengangguk. mereka menunggu pintu lif terbuka " awak masuk dululah Zea, macam banyak je barang awak " kata Yoshi " eh takpe awak bertiga masuk dulu " kata Zea
" kalau macam tu, Jihoon kena stay " kata Junkyu dan berlari masuk ke dalam lif dan dengan cepat menutup pintu lif, Jihoon memandang tajam mereka berdua dan lif itu meninggalkan Zea dan Jihoon
" aku naik tangga je " kata Jihoon dan meninggalkan Zea seorang diri. setelah beberapa minit Jihoon meninggalkannya, lif pun kembali terbuka. Zea melangkah masuk ke dalam lif tersebut bersama barangannya
Jihoon sampai di hadapan pintu apartmentnya dan memandang tajam Junkyu dan Yoshi " mana Zea? " soal Yoshi " aku tinggalkan " katanya selamba dan membuka kata kunci apartment rumahnya
Zea keluar daripada lif dan menekan kata kunci untuk masuk ke dalam rumahnya dan terus membawa barangannya masuk ke dalam dan menutup pintu
YOU ARE READING
ᴍʀ ᴛʀᴏᴜʙʟᴇᴍᴀᴋᴇʀ
FanfictionPark Jihoon, the monster and everyone feared of him and swear to never ever mess up with him. Jihoon decided to not believe in love again after his breakup with his ex. but what if he met his new neighbor whose always make him smile ? → random au →...