Jihoon telah dibenarkan keluar dari hospital. lukanya telah sembuh tapi demamnya masih belum kebah. oleh kerana dia berdegil untuk pulang ke rumah jadi Zea yang menguruskan urusan Jihoon keluar daripada hospital
sekarang mereka sedang menunggu nama Jihoon dipanggil untuk mengambil ubat " nak pinjam bahu " kata Jihoon dan Zea mengangguk " nanti balik awak terus makan ubat, takde skip - skip " arah Zea dan Jihoon mengangguk " Park Jihoon " Zea bangun dan mengambil ubat untuk Jihoon " jom balik " kata Zea dan Jihoon dengan lemahnya bangun
" taknak duduk hospital dah " kata Jihoon " jangan sakit " balas Zea. posisi mereka sama seperti semasa menunggu giliran mengambil ubat tadi tapi situasinya mereka sedang menunggu Yoshi untuk menjemput mereka
" Zea " Zea menoleh ke arah sosok yang memanggilnya lalu mendengus nafas kasar " awak nak apa ya, Heeseung? " soal Zea mendatar " siapa? " soal Heeseung " boyfriend saya. dia sakit " kata Zea dengan nada yang sama " oh. awak jaga betul - betul ya boyfriend awak. not like how you did to me when we together " kata Heeseung
" I treated you like how you did " balasnya. Jihoon disebelahnya hanya mendengar perbualan mereka. perlahan - lahan tangannya mengusap belakang gadis itu sebab itu Zea tidak marah - marah hanya suaranya mendatar
kedengaran bunyi hon kereta. dengan lembut Zea membantu Jihoon untuk bangun dan meletakkannya ke dalam kereta " awak tunggu sini kejap " kata Zea dan Jihoon mengangguk. Zea menghampiri Heeseung " dengar sini Heeseung, awak dengan saya dah tak ada apa - apa. jangan nak mengungkit kisah kita yang sekarang ni dah tak ada makna dan awak kena ingat hubungan kita dulu toksik, awak selalu abaikan saya. saya yang berjuang untuk hubungan kita dan hubungan kita putus sebab awak curang " di akhir kata, Zea menampar wajah tampan lelaki itu
" what's that for? " soalnya dengan marah " ada nyamuk " jawab Zea dan meninggalkan Heeseung di situ. dia masuk ke dalam kereta dan Jihoon kembali menyandarkan kepalanya di bahu gadis itu
" proud of you " bisik Jihoon dan ibu jari Zea mengusap lembut tangan lelaki itu " thank you " kata Zea dan Jihoon mengangguk
" siapa tadi tu Zea? " soal Rin " bekas kekasih saya " kata Zea dan Rin meng- oh kan saja
mereka sampai di apartment " Zea betul boleh hantar Jihoon? kalau tak saya yang hantar " kata Yoshi " tak apa. boleh " kata Zea dan memapah Jihoon masuk ke dalam rumahnya " saya minta izin guna barang dapur awak ya sebab saya nak masak. nanti awak tak makan ubat " kata Zea dan Jihoon hanya mengangguk sambil tersenyum
Zea mula memasak. oleh kerana ketika di hospital Jihoon teringin bubur tetapi bubur di hospital rasanya tidak kena dengan tekak Jihoon jadi Zea masakkan untuk jejaka itu
tidak mengambil masa yang lama untuk bubur ayam itu siap. Zea meletakkan bubur itu di atas meja dan memanggil Jihoon untuk makan
" makan elok - elok " Jihoon mengangguk. Zea mengambil tempat di sebelah Jihoon bersama dengan segelas air kosong. Zea memerhatikan Jihoon dan tiba - tiba Jihoon berlari ke arah bilik mandi dan muntahkan semua isi perut. Zea mengusap belakang lelaki itu
" belum boleh terima makanan ya? " soal Zea kepada Jihoon yang sedang menyandarkan kepalanya ke arah Zea sambil Zea mengusap lembut rambut jejaka itu " lapar " rintih Jihoon, air matanya mengalir " kita makan slow - slow ya " Jihoon mengangguk
perlahan - lahan mereka berdua bangun dan Jihoon mencuba lagi untuk makan tetapi berakhir dengan muntah - muntah
akhirnya Zea menyuruh Jihoon untuk terus makan ubat dan berehat.
YOU ARE READING
ᴍʀ ᴛʀᴏᴜʙʟᴇᴍᴀᴋᴇʀ
FanfictionPark Jihoon, the monster and everyone feared of him and swear to never ever mess up with him. Jihoon decided to not believe in love again after his breakup with his ex. but what if he met his new neighbor whose always make him smile ? → random au →...