seperti yang dijanjikan mereka berdua terus menuju ke rumah Karina dan Jeno sambil bersembang. lupa nak bagitahu fact yang Zea dan Jihoon sedang menghitung hari untuk kelahiran anak kedua mereka
mereka berdua sampai ke rumah sahabat mereka. Zea membuka pintu dan dengan langkah yang laju terus menghampiri mereka yang berada di laman belakang. Zea selamba berlari, Jihoon di belakang mengejar isterinya itu
" sayang jangan lari " kata Jihoon " korang! " mereka menoleh " sampai dah dia " kata Jeno " kau jangan mula cari gaduh eh " kata Zea, memukul belakang lelaki itu dengan kuat
" aduh! " Jeno terduduk di bangku, Zea buat tak tahu saja " sorry lupa nak warning yang sebuah pukulan daripada seorang Zea memang boleh mematahkan pinggang kau sejak mengandung kali kedua ni " kata Jihoon, menepuk bahu lelaki itu dan terus menghampiri Zea
" laki bini sama je " kata Jeno
mereka duduk di meja panjang. sambil makan, mereka berborak tentang anak - anak mereka
" auch! ah sakit! " Zea memegang perutnya " baby tendang? " soal Jihoon " tak, bukan sayang. ini bukan tendangan ini nak keluar dah ni! " Zea menepuk - nepuk kuat bahu Jihoon. Jihoon hanya termenung, tak tahu nak buat apa sebab dia panik
" sayang! awak termenung kenapa?! saya tengah sakit! " Jihoon tersedar dari lamunannya dan cepat - cepat mengangkat tubuh isterinya masuk ke kereta dan laju memandu ke hospital
" tahan tahan ! " Zea memegang kuat tangan Jihoon sehingga merah tangan lelaki itu
sebaik sahaja sampai di hospital, Zea diusung ke dalam bilik bersalin " it's okay sayang. I'm here " Jihoon memegang tangan Zea " sakit! " raung Zea bersama " tahan sayang " Jihoon mengusap lembut kepala Zea dan mengecup dahi gadis itu
" okay puan, saya cakap teran, tolong teran ya " Zea mengangguk dan mengikut kata - kata doktor itu
" puan teran " kata doktor tersebut " arghhh! " jerit Zea " okay puan, lagi sikit. teran " dan kali ini raungan Zea makin kuat dan terdengarlah suara yang luar biasa eh- salah suara bayi
" tahniah, anda dapat anak perempuan " kata doktor tersebut. Zea mengatur nafas " thank you sayang. thank you " kata Jihoon, mengecup tangan Zea
" sama - sama " kata Zea dengan sebuah senyuman
5 tahun berlalu
" Park Jia, faham tak mama cakap? kemas mainan ni " kata Zea kepada Jia yang sedang main dengan mainannya " ihh mama, Jia tengah main. nantilah " kata Jia " yang lain tu tak main kan? kemas lah sayang " kata Zea
" abang! kemaskan mainan Jia! " jerit Jia memanggil abangnya " no! ini mainan siapa? mainan Jia kan? kemas " kata Zea " mama! " bentak Jia. Jisung dan Zea terkejut. Jisung memandang Zea yang telah menghela nafas
" suka hati Jia lah. mama malas nak amik tahu pasal Jia lagi " kata Zea dan keluar dari bilik anak perempuannya itu. mata Jia berair. Jisung mengemas mainan Jia dan menghampiri adiknya itu. mengusap belakang Jia
Jihoon balik ke rumah. sampai sahaja di rumah, terdengar tangisan Jia daripada biliknya. dia menghampiri Zea terlebih dahulu seperti biasa. Zea berada di balkoni bilik mereka, Jihoon terus menghampiri isterinya itu lalu memeluk Zea dari belakang
" sayang, kenapa Jia menangis? " soalnya " saya suruh dia kemas mainan yang dia tak main, dia suruh abang. abangkan tengah belajar. saya suruh, dia bentak saya. saya saja cakap taknak amik tahu pasal dia lagi " Zea menerangkan situasi
" it's okay, let me talk to her " kata Jihoon dan mengecup dahi Zea " saya nak masak, suruh abang tolong saya masak " kata Zea dan Jihoon mengangguk
" abang, tolong mama masak. papa nak cakap dengan Jia " kata Jihoon dan Jisung mengangguk dan meninggalkan Jihoon bersama dengan Jia
" papa, mama dah taknak amik tahu pasal Jia lagi " pecah tangisannya. Jihoon meletakkan Jia di atas ribanya " kenapa Jia taknak kemas mainan? ini siapa kemas? " soalnya " abang kemas "
" kenapa Jia taknak dengar cakap mama? Jia tahu tak? dulukan, papa keras kepala. apa orang cakap, papa tak pernah nak dengar, papa dulu macam monster tau. tapi sejak mama datang dalam hidup papa, papa mula berubah. sebab apa? sebab papa dengar cakap mama. kalau tak, mesti papa dah pukul Jia dengan abang. Jia nak kena pukul? " Jia mengelengkan kepalanya
" kalau taknak kena dengar cakap mama tau. tak baik buat macam tu dekat mama. jom pergi minta maaf dengan mama, peluk cium mama. jom " mereka berdua turun dan menuju ke dapur
" sayang " Zea menoleh " mama, Jia nak minta maaf. Jia janji lepas ni, Jia main mainan yang Jia nak main je. Jia sayang mama " kata Jia lalu memeluk dan mengecup kedua pipi Zea
" janji? " Jia mengangguk
" thank you sayang " kata Zea dan Jihoon serentak dan tertawa. Jihoon bahagia dengan Zea dan kedua - dua anaknya
THE END!
BYE TENET DAH LAST NI 🙂
YOU ARE READING
ᴍʀ ᴛʀᴏᴜʙʟᴇᴍᴀᴋᴇʀ
FanfictionPark Jihoon, the monster and everyone feared of him and swear to never ever mess up with him. Jihoon decided to not believe in love again after his breakup with his ex. but what if he met his new neighbor whose always make him smile ? → random au →...