Kayana menenangkan dirinya, ditemani Arthur yang setia didekatnya. Arthur menatap Kayana yang masih mengatur pernafasannya. Ia membenarkan rambut gadis tersebut yang terlihat berantakan.
"Lo yakin, salah satu dari kita?" Kayana mengangguk.
"Gue curiga dengan satu orang, tapi gue ga yakin itu dia"
Kayana mengeluarkan ponselnya yang berada disaku baju. Ia berdiri mencari sesuatu yang hilang. Arthur melihat kebingungan Kayana.
"Lo cari apa? Hp ditangan Lo"
"Lihat gantungan kupu-kupu, ga? Gantungan hp gue hilang"
"Apa mungkin jatuh di wahana tadi?"
Kayana berdiam diri. Ia menepuk jidatnya.
"Mungkin kali, ya? Tapi gantungan gue.."
Kayana menatap ke wahana tersebut dengan frustasi. Gantungan kupu-kupu yang sangat ia gemari sudah hilang. Arthur menatap mata Kayana. Dering dari hpnya membuatnya beralih.
Banyak telpon masuk dari anak trejo yang terus menelponnya. Ia pun membuka room chat dan menjawab pesan dari teman-teman. Agar semua orang tidak khawatir akan menghilangnya keberadaan mereka berdua.
Kayana duduk di kursi kembali. Kakinya menendang dedaunan yang jatuh dari pohon disana. Arthur duduk kembali disamping Kayana yang sangat frustasi, karena gantungannya yang hilang.
"Kay," panggil Arthur, Kayana menoleh.
"Anak-anak mau main roller coaster, mau nyusul? Ga usah naik juga ga papa, tapi nyusul"
Kayana menatap mata Arthur dengan tatapan polos. Gadis tersebut mengangguk pelan. Sebelum beranjak pergi, Kayana mengecek room chat yang terus mengirim pesan dan memanggilnya. Setelah selesai menjawab chat, Kayana dan Arthur pergi menyusul yang lain ke tempat wahana.
Arenza menatap kepergian Kayana dan Arthur dari kejauhan. Ia hanya bisa melihat Kayana dari kejauhan, tanpa menghampiri. Seandainya tidak terjadi seperti ini, mungkin Arenza lah yang berada di sisi Kayana sekarang.
~🐰~
Hari semakin larut. Mereka memutuskan untuk berpisah dan pulang kerumah masing-masing. Kayana menatap Arthur, mengancam dengan matanya untuk tetap diam.
"Lo tadi kemana? Memangnya ada apa? Lo ngapain aja? Kenapa pergi tanpa izin?"
Sepanjang jalan, Dion terus mengoceh dan bertanya, apa yang terjadi?. Kayana hanya melirik dan tak menjawabnya, mengacuhkan pertanyaan Dion. Hari telah berganti.
Tapi, Dion tetap bertanya tentang hari kemarin. Lagi dan lagu Kayana tak menjawab pertanyaan dari Dion. Disekolah, Dion menanyakan pertanyaan yang sama kepada Arthur. Lelaki itu juga sama, tak menjawabnya.
Mereka berdua benar-benar memilih membungkam mulut mereka. Tak akan menjawab satu pun hal yang terjadi pada hari kemarin. Hal tersebut membuat Dion semakin penasaran.
~🐰~
Arenza mencegah kepergian Gisella dari apartemen. Satu hal belum dijawab oleh gadis dihadapannya ini.
"Jawab dulu pertanyaan gue, baru pergi"
Gisella mendorong tubuh Arenza "Minggir, bentar lagi gue telat"
Arenza tak peduli dengan ucapan Gisella. Gisella mulai frustasi dengan sikap Arenza yang kekanak-kanakan ini.
"Minggir, atau gue berbuat sesuatu sama janin ini" ancam Gisella.
Arenza tertawa licik "Ngancam?" Arenza pun menyingkir dari hadapan Gisella.
"Dasar cowok brengsek!" umpatnya sambil mengelus perut yang semakin membuncit itu.
Diperjalanan menuju sekolah, Gisella menatap kedalam sebuah toko. Toko tersebut menjual barang-barang antik yang indah dimatanya. Sebuah kotak musik mengeluarkan suaranya, ballerina diatasnya pun menari.
Melihat hal tersebut, Gisella mengelus perutnya sekali lagi. Pikirannya mengingat pada bingkisan yang dirinya buang kemarin. Gisella masuk kedalam toko dan membeli kotak musik tersebut. Setelah mendapatkannya, ia tersenyum lebar.
Sangat cantik dan begitu indah musik yang terdengar. Ia mengelus sekali lagi perutnya. Sebelum memasuki kelas, Gisella menyimpan kotak musik tersebut didalam loker miliknya.
~🐰~
#1 vespa makan bersama pada jam istirahat. Gisella hanya terdiam melihat makanan yang telah berada dihadapannya ini. Semua orang memakannya dengan lahap, sedangkan dirinya merasa mual untu memakannya.
"Makan, Sella cantik"
Kayana menyuapi Gisella. Dengan cepat Gisella memakan suapan tersebut. Beberapa kali Gisella menyuapi dirinya. Semakin ia melanjutkan makannya, semakin ia merasa mual.
Sudah tak tertolong!. Gisella bergegas lari menuju kamar mandi. #1 vespa yang merasa aneh pun ikut menyusul Gisella yang lari lebih dulu. Gisella memuntahkan semua makanan yang telah ia makan.
Benar-benar sangat tidak nyaman. Sekarang ia berada di fase ini, waktu kelulusan masih beberapa bulan lagi. Ia berharap masih bisa bertahan sampai ia lulus sekolah.
"Lo muntah? Lo sakit, kah?" tanya Ningie.
"Enggak! Gue ga sakit kok"
Karin memegangi jidat Gisella "Ke UKS aja ya, Sella? Istirahat, Lo lagi ga enak badan, kan?"
Karin, Kayana, dan Ningie pun mengantar Gisella ke UKS. Dokter UKS sedang berlibur, Gisella selamat. Ia pun hanya beristirahat di UKS sampai waktu pulang tiba.
~🐰~
Sesuai janji, sore ini Kayana pergi bersama Arthur. Entah laki-laki itu akan mengajaknya kemana. Dirinya keluar rumah dengan izin akan pergi bersama #1 vespa, padahal tidak. Sedangkan #1 vespa bertemu di cafe milik keluarga Ningie.
"Udah siap?" tanya Arthur.
"Eum, udh!"
Arthur menghidupkan motornya. Lelaki itu membawa Kayana berkeliling kota bersama. Lalu mampir ketempat bermain kemarin.
"Untuk apa kesini?" tanya Arthur.
Arthur hanya diam, ia menggandeng tangan Kayana masuk kedalam. Mereka bertemu dengan karyawan disana dan meminta izin untuk mencari gantungan milik Kayana yang tertinggal didalam wahana.
Arthur membantu Kayana mencari benda yang hilang. Gadis itu pun akhirnya menemukannya dan mengambilnya. Arthur datang menghampiri.
"Udah ketemu?"
"Udah! Ayo balik"
Langkah Kayana terhenti. Sorot matanya melihat kearah sebuah benda yang berkelip. Kayana berjalan menghampiri benda berkelip tersebut.
Sebuah kalung yang tak asing dibenaknya. Ia pun mengambilnya dan menyimpannya. Ini adalah petunjuk, petunjuk orang yang mengunci dirinya kemarin.

KAMU SEDANG MEMBACA
Arenza where are you? || Jaeminjeong [Revisi]
Novela Juvenil❗Dilarang mengcopy paste karya orang lain❗ Arenza, lelaki yang selalu merayakan seorang gadis bernama kayana si teman masa kecilnya. Membuat sebuah video-video tentang hidupnya dan beberapa hal tentang Kayana. Lelaki itu menghilang tanpa jejak, sepe...