part 6

35 2 0
                                    

Tak terasa perjalanan yang panjang ini akhirnya menemui ujungnya, pada pukul 10 malam mereka telah sampai di hotel, yah untuk dua malam ini mereka menginap di salah satu hotel yang cukup terkenal di Kota Bandung, mereka semua antri untuk mendapatkan kunci kamar masing-masing. Nara dan Tari tentu saja mendapat kamar yang sama, selain mereka sekelas, mereka juga sahabatan, tidak mungkin sekali mereka mau dipisahkan.  untuk Dion dan yang lain mereka juga mendapat kamar yang sama, bahkan mereka meminta kamar conething agar tetap terhubung satu sama lain.

"ra malam ini kita nginap di hotel, kalau malam besok kita nginap di rumah lo gimana?" tanya tari saat mereka telah berada di kamar dan bersiap-siap untuk mandi.

"Hmm gue sih setuju, cuman pihak sekolah kasih ijin nggak yah?" ujar Nara tidak yakin dengan usulan Tari.

"Coba tanyain dulu, atau minta tolong your brother untuk ijinin kita." jawab tari di akhiri dengan tawa.

bukan Nara tridak tau apa maksud tari meminta menginap di rumah dirinya, Nara masih sangat yakin jika  gadis ini masih sangat penasaran dengan genk abangnya. karna memang Tari selalu membahas genk itu terus, setelah Nara menceritakan masalalunya.

"Nanti gue kasih tau."

Pagi yang Cerah menyambut rombongan yang akan melakukan study tour ke ITB, seolah semesta merestui mereka, matahari bersinar tapi tidak panas, awan mendung tapi tidak hujan, seperti perasaan Nara yang sangat senang kembali ke kota kelahiranya, mau bagaimanapun juga, Bandung adalah kota untuk pulang bagi semua orang, tidak terkecuali Bandung. Sarapan yang di hidangkan oleh hotel tak kalah menarik, bahkan tanpa malu-malu mereka membuat semua makanan yang di hidangkan ludes tak tersisa.

Perjalanan menuju ITB hanya di tempuh dalam waktu setengah Jam, mereka melewati jalan-jalan yang dipenuhi tumbuhan pohon-pohon besar yang membuat udara Bandung terasa sangat sejuk. pada saat melewati jalan Asia-Afrika mereka melihat tulisan yang ada di salah satu tembok disana "Bumi Pasundan Lahir Ketika Tuhan Sedang Tersenyum". kaliamat sedeerhana yang sangat mewakili keindahan yang ada di kota kembang tersebut, un tuk mereka tentu saja Kota inin adalah hal baru yang mereka temui, tapi untuk Nara yang meemnag Orang Bandung, itu sudah biasa.

"Ra gila lo pasti betah banget disini," ujar Tari yang kebetulan sekarang duduk bersama Nara.

"Solo nggak kalah indah loh." 

"ahh lo mah, maksud gue bukan begitu..." jawab Tari merengut, dan Nara hanya tertawa dengan wajah lucu sahabatnya tersebut.

"Iya paham, ntar sebelum balik ke hotel, kita foto-foto dulu disana."

"loh? katanya mau nginap di rumah lo? emang nggak jadi yah?" tanya Tari memastikan, ayoklah dia sudah sangat semangat sekali.

"Jadi, tapi gue mau ambil barang dulu, sekalian ada sedikit oleh-oleh buat sahabat-sahabat gue disini, kan masih gue tinggal di hotel." jawab Nara.

"owhh kiarain nggak jadi," jawab tari menyengir.

-





Sorenya mereka semua dibebaskan kemanapun, tapi dengan syarat sebelum Magrib sudah berada di hotel untuk makan malam, kecuali yang memiliki keluarga di Bandung, mereka di ijinkan menginap di rumah keluarganya, dengan syarat harus di jemput ke hotel dan bertemu dengan wakil kepala sekolah yang bertangung jawab atas mereka semua.

Nara dan Tari tentus aja tidak mensia-siakan kesempatan itu, saat ini mereka berduatelah berada di lobby hpotel menunggu Zahir yang akan menjemput mereka, walaupun alawanya tidak diberi ijin Dion, tapi Tari dengan sangat kersa kepala meminta ijin pada pacarnya itu.

Cinta Untuk NaraTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang