"Ra jadi pacar gue yah"
Suasana yang tadinya penuh keberisikan mendadak sunyi dengan ucapan Azka yang terdengar aneh, dan tidak tepat waktu.
"Hah??"
Azka mendadak diam dan kehilangan nyali untuk mengungkapkan apa yang ada di hatinya, bagimana tidak? Saat ini mereka tengah berada di pesta orang tua Azka, dan tanpa ragunya Azka mengucapakan hal itu, yang membuat mereka menjadi sorotan.
"Gak romantis banget anjir!" Teriak Ryan yang langsung sadar apa yang terjadi.
"Aduh bos, gak modal tempat banget Lo, nembak anak orang di pesta keluarga.". Haykal pun tak mau kalah.
"Ra maksudnya gak gitu, tadi gue... Gue..." Azka langung gugup karna semua orang menatapnya jahil, bahkan sang papa dan mama sudah memasang wajah menggoda siap untuk mengejeknya.
Mama Sarah langung berdiri mendekati mereka, ia menarik Nara agar berdiri dan Azka hanya cenggo karna semua yang terjadi sangat reflek dan tidak tau kenapa jadi begini.
"Oke perhatian semuanya, biar mama Sarah luruskan oke."
Semua perhatian langung mengarah pada Sarah, yah acara ini adalah acara Sarah dan Luis suaminya, tapi sang anak malah memanfaatkan keadaan.
"Malam ini, anak saya Azka, akan menyampaikan sesuatu pada gadis pujaan hatinya, yang tak lain adalah gadis yang ada di sebelah saya ini."
Ingin sekali rasanya Azka menenggelamkan dirinya di rawa-rawa, karna tidak siap dengan semua yang terjadi, tapi ini semua juga salah dirinya, andai saja ia pandai mengontrol diri.
"Mah... Jangan disini deh... Azka malu." Ujarnya berbisik karna dirinya sudah di paksa berdiri, dan saat ini berdampingan dengan sang mama.
"Diem, mama gak mau tau, Nara harus resmi jadi calon mantu mama, malam ini."
Ibu dan anak itu malah saling berbisik membuat para tamu semakin penasaran, sementara Nara terlihat kikuk karna bingung dengan apa yang terjadi.
Setelah selesai mengadakan bisik bisik dadakan, Azka meyakinkan dirinya untuk menyatakan apa yang ia rasakan, tatapan matanya tak ia lepaskan dari Nara yang sangat cantik dan anggun malam ini. Di balut dress berwarna hijau Sage, yang tidak terlalu terbuka Nara tampak sangat anggun sekali, bahkan Azka sampai pangling dari tadi.
"Nara... Mungkin ini terlalu cepat untuk gue mengungkapkan apa yang gue rasain selama ini, mungkin lo mikir gue terlalu berani menyatakan ini, padahal posisi gue dan lo bisa di katakan berbeda."
Posisi Azka dan Nara saling berhadapan, mata Azka sama sekali tidak lepas dari mata indah Nara yang juga menatapnya, suasana sangat mendukung dengan band yang di sewa mama Sarah memberikan intro yang sangat indah, nyaris seperti orang lamaran.
"Waktu 6 bulan terasa singkat karna kehadiran lo, gue masih nggak nyangka, orang yang nangis di Caffe karna pacarnya, orang yang gue tolong dengan ngasih tisu biar gak nangis terus, malah nyulik hati gue."
"Gue gak peduli kalau lo adik dari musuh gue, gue juga gak peduli kalau gue harus berusaha lebih gigih lagi, karna harus yakinin abang Lo, kalau gue Azka tulus sayang dan cinta sama adiknya." Azka mengenggam tangan Nara dengan lembut, sesekali ia mengusapnya perlahan agar Nara rileks dan tidak gugup.
"So, gue gak akan janji akan selalu buat lo bahagia, gue juga gak akan janji bakalan selalu ada saat lo butuh, tapi gue janji, kalau gue adalah orang pertama yang bisa lo cari, baik itu soal bahagia, ataupun soal sedih lo Ra."
"will you be my Girl friend??"
Nara POV
"will you be my Girl friend??"
KAMU SEDANG MEMBACA
Cinta Untuk Nara
Fiksi RemajaSemua yang dulu tak ia dapatkan dari Beno, sekarang di dapatkan dari Azka, walaupun harus LDR dan jarang berkomunikasi karna Azka harus sekolah Militer, tapi mereka membangun cinta tersebut dengan saling percaya. "Sesayang itu aku sama kamu." ujar A...