bab 2

231 13 0
                                    

Setelah beberapa waktu berlalu Nara sudah mulai menjalani harinya sebagai siswi baru di SMA Bakti Husada, Solo. Banyak hal berubah dari diri Nara semenjak di Solo, salah satunya soal ketentraman di sekolah. dulu saat berada di SMA Garuda, terlebih saat menjadi pacar Beno, setiap hari ada dan saja hal yang mengganggunya, apalagi jika sang pacar telah membuat keributan, pasti ialah yang akan di cari, atau ikut terkena imbasnya.

Tapi disini ia hanya di kenal sebagai Nara Salsabila, siswi kelas 12 IPA 2,  pindahan dari Bandung. Nara juga merasa sangat nyaman disini, karna tidak seperti di sekolahnya dulu, disini siswa siswinya tidak banyak yang menggunakan kendaraan, jadi banyak dari mereka yang memilih naik angkot, ataupun berjalan kaki.

Nara sendiri lebih memilih menggunakan angkot, karna jarak dari rumah oma tidak terlalu jauh, dan jalan yang di lalui juga searah, hingga Nara tidak susah untuk akses yang akan di tempuh.

Di SMA Bakti Husada, Nara juga sudah memiliki temen baru, namanya Tari, dia sekelas dengan Nara, selain itu mereka juga tinggal di perumahan yang sama, jadi secara tidak langsung mereka sering datang bersama, atau sengaja barengan.

"Nara, entar malam bakalan ada anak kelas kita yang manggung di Distro Caffe, lu mau ikut gak?" tanya Tari sesaat nara baru saja duduk di kursinya.

"Siapa?"

"Si Gilang, yang duduknya paling pojok ituloh."

"Gak tau, gak kenal." balas Nara seadanya.

WAlaupun sudah lebih dari 4 bulan bersekolah disini, Nara tidak terlalu akrab dengan cowo-cowo di kelas, mungkin karna mereka sudah kelas 12 jadi pada sibuk dengan kesibukan masing-masing, atau karna  Nara yang juga menjaga hati seseorang disana.

"Yaudah pokoknya itu deh namanya, kita pergi ya, nanti gue bawa mobil, lo gue jemput."

"Hemm liat ntar deh ya, soalnya  gue belum bilang oma juga nih."

Suasana kelas Nara langsung heboh dengan kedatangan segerombol siswa yang langsung duduk di pojokan belakang, siswa-siswa tersebut terlihat sangat kompak, dan itu mengingatkan Nara pada salah satu momen yang sangat ia rindukan disini. Apalagi ada salah satu dari mereka yang sama kocaknya dengan seseorang yang telah bahagia di sisi tuhan, Agam.

"mereka Ra yang bakalan manggung, kita nonton ya, soalnya gue gak ada temen lagi selain lo."

"Cowo  lo kemana?'

"Sibuk sama OSIS, lo kan tau bentar lagi ada pergantian jabatan, dia sibuklah sebagai ketua." jawab Tari dengan wajah muaknya.

"Walaupun Nara tidak pernah berpacaran dengan ketua OSIS, tapi Nara juga taulah sibuknya OSIS gimana, secara dulu Zahir adalah wakil ketua OSIS.

"Yaudah nanti gue  temenin, tapi lo jemput gue  di rumah, sekalian ijinin ke oma, oma kayaknya takut banget gue nyasar.'

"Siap."

--

Di SMA Bakti Husada, kantin siswa kelas 10,11,12 si gabung, dan hal itu menyebabkan Antrian yang sangat panjang, Nara yang biasa dengan kantin terpisah agak risih karna harus duduk semeja dengan beberapa orang gak di kenal, okelah kalau orangnya ramah, lah ini malah semeja dengan adik kelas, yang punya spek ratu gosip, sekaligus cabe sekolah.

"Gue udah bilang kita makan di kelas aja, tapi kanjeng ratu sok banget mau ngerasain berdesak, desakan di kantin kecil ini." sindir Tari melihat wajah Nara yang kentara sekali risihnya.

"Gak nyangka aja kalau bakal kayak begini, lagian udah 4 bulan gue disini, baru kali ini makna di kantin." ujar Nara membela diri.

"KAlau makan disini, enakan istirahat ke dua, soalnya sebagian lebih suka nonkrong di kelas, mungkin karna cuaca panas, sama kalau udah siang, udah bayak yang BB."

Cinta Untuk NaraTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang