GRAHA CIPTA, YDG GROUP
Di ruangan aula itu, terlihat begitu sibuk. Orang yang hilir mudik, dari mulai berjalan cepat dengan membawa bunga atau papan valet, membawa pot yang besar atau kecil, ada juga yang sampai berlarian dengan membawa kesibukan masing-masing.
Shabiya juga tengah sibuk merangkai bunga di pintu besar aula, disana dia membuat sebuah tugu valet dilapisi busa dan styrofoam untuk membuat gapura pintu menjadi cantik. Diatasnya telah terpasang tulisan WELLCOME TO BE SUCCESS. Saat ini Shabiyya sedang merangkai berbagai bunga yang menarik.
Shabiyya menarik nafas panjang, lelah itu yang dirasakannya namun sebanding dengan pencapaiannya. Ada barang dan jasa namun juga ada harga yang pantas dengan semua itu. Jadi selelah apapun dia bahagia demi dirinya dan orang-orang yang dikasihinya, karena dengan begini dia bisa menyambung hidup orang banyak. Bukankah sebaik-baiknya menjadi manusia itu adalah orang yang berakhlak mulia dan bisa bermanfaat bagi orang banyak. Begitulah Shabiyya dan prinsip hidupnya.
Shabiyya mencoba menuruni tangga dengan perlahan. Tangga itu cukup tinggi, dengan penuh waspada kakinya melangkah satu demi satu. Sepatu ket yang dikenakannya cukup membuatnya nyaman berpijak ditangga tersebut. Namun waspada seperti apapun kerapkali terjadi kesalahan dari pihak lain, Tarmiji pemuda berusia 18 tahun itu tengah membawa 4 batang bambu kuning. Salahnya adalah ujung bambu itu sempat menyenggol tangga yang sedang dipijak Shabiya, sehingga membuat tangga itu tiba-tiba oleng kekanan dan Shabiya pun terjatuh. Beruntung sebelum sempat tubuhnya menyentuh lantai keras itu ada seorang pria yang menangkap tubuh yang tengah melayang jatuh.
mata Shabiya terpejam suaranya nyaring berteriak.
"AAAAAA tolooong....! Ya Allah Ya Rab ku." Ketika Shabiya tak merasakan sakit sebagaimana seharusnya. Dia merasa aneh, sesaat kemudian dia meraba-raba tubuhnya tidak terluka saat tangannya meraba kebawah badannya dia bingung, " melayang!" "Bagaimana bisa!"
Ketika dia membuka mata, matanya terbelalak karena dia melihat laki-laki penghianat yang sangat dibencinya, Yama Dirgantara, suaminya atau mantan suaminya?. Mengapa sudah menghilang dan pergi sejauh apapun dia selalu berhasil menemukannya.
Shabiya marah, kecewa. Sekarang apa yang harus dilakukannya. Kalau sudah begini bagaimana dengan masa depannya? Ditatapnya pria angkuh itu walau dia melihat tatapan pria itu yang seperti penuh penyesalan dan rindu, tanpa berkedip Shabiya tegas berkata, "Turunkan aku!"
Tanpa melepas pandangan, Yama pun berkata dengan lugasnya "Tidak, sampai kapanpun kau harus berada dalam genggamanku. Cukup hampir dua tahun kau menghilang dari hidupku, kini setelah menemukan mu mana mungkin aku melepaskan mu. Tidak. Tidak sedetikpun, Shabiyyaku, sayangku, cintaku. Kau hanya milikku!".
Bagi Shabiyya pertemuan ini adalah mala petaka, sedangkan bagi Yama Dirgantara ini adalah pertemuan yang membuatnya berjanji untuk bertindak lebih baik lagi kedepannya demi surga untuk keluarga kecilnya. Bukankah hidup itu penuh lika liku, asalkan kesempatan itu diberikan semua orang pasti ada perubahan kan? Jadi Yama akan memanfaatkan kesempatan itu dengan sebaik-baiknya.
####################################
Akhirnya bisa tambah bab nya. Aduuh butuh perjuangan dengan segala kekacauan dalam hidupku. Maaf ya teman-teman. Semoga ini bisa membuat kalian sedikit senang. Maaf kalau lama upload nya. Semoga kalian memakluminya ya. Trimakasih untuk yang masih setia membaca ceritaku ini.
BOGOR, 24 Januari 2024.
KAMU SEDANG MEMBACA
TEGAR
ChickLitBruuuk. Kue dan kado yang dipegang Shabiya terjatuh ke lantai. Dari matanya meleleh lahar bening membasahi kedua pipinya yang sedikit cabi. Dadanya turun naik seolah sesak bernafas. Sedangkan di depan sana di atas kursi kebesarannya seorang pri...