7. MEMAAFKAN DAN PERGI

2.9K 176 46
                                    


       Shabiya baru saja selesai berdandan. Gamis dengan motif batik modern berwarna krem dipadankan dengan sandal tanpa hak dan tas tangan kecil berwarna coklat muda dan kerudung yang senada warna dengan tas tangannya. Membuatnya terlihat anggun dan berkelas. Mempesona bagi siapapun yang melihatnya. Makeup natural nya membuat wajahnya bersinar, benar kata orangtua jika wanita hamil itu memiliki aura dengan sinar yang memukau. Intinya menjadi lebih cantik dari wanita yang tidak sedang hamil.

         Yama sedari tadi terus menggenggam dan mengelus lembut tangan isterinya. Dia begitu bahagia bisa sedekat ini dengan Shabiya. Sejak keluar dari kamar, Yama memberanikan diri menuntun Shabiya menggenggam tangan dan Shabiya tidak menolaknya. Karena itu Yama meminta pa Derry untuk menjadi supir, agar dia bisa dekat dan menyentuh Shabiya. Semenjak peristiwa dikantor dulu Shabiya selalu menolak semua sentuhan dan perhatiannya. Meskipun Shabiya tetap dingin dan cuek tapi menurut pemikiran Yama ini adalah kesempatan untuk bisa meraih hati Shabiya.

        Tiba di rumah mama mertua, Shabiya disambut hangat mama dan papa.

        "Assalamualaikum, mama, papa. Maaf Biya baru datang, padahal ini acara untuk Biya ya. Eh Biya malah gak bantu-bantu."

           "Waalaikum salam sayangnya mama. Mama sengaja kok nyuruh Yama datangnya sekarang supaya kamu gak kecapean. Kalau kamu nginap disini dari kemarin pasti kamu sibuk bantu-bantu. Kamu kan orangnya gak bisa diam jika lihat ada pekerjaan. Itu..."

           "Sudah, sudah ma. Biya baru sampai. Bukannya disuruh masuk malah diajak ngobrol di depan pintu. Tidak baik apalagi sedang hamil begitu." Ucap papa menimpali. Memotong kalimat panjang isterinya.

          Shabiya sudah tiba dari dua jam yang lalu, keluarga besar sudah berkumpul, mereka sibuk bercengkrama sambil menunggu acara di mulai. Shabiya pun sudah tak canggung dengan mereka. Dia memang pandai bergaul dan disukai oleh keluarga besar Yama. Tante dan om Yama sampai sepupu dan keponakan semua menyayanginya. Mereka mengobrol, membicarakan apapun, bersenda gurau bahkan sampai tertawa terbahak-bahak ketika ada yang menurut mereka lucu.

        Shabiya menikmati momen ini. Setidaknya dia bisa melupakan kesedihannya walau sementara. Hingga matanya menatap pemandangan ganjil yang membuatnya heran dan terkejut. Disana di depan pintu yang terbuka dia melihat sepasang manusia sedang bergandengan tangan dengan mesranya. Meskipun ada perbedaan dari raut wajahnya. Yang lelaki tampak tegang dan wanita tampak tersenyum bahagia. Meski begitu mereka terus berjalan hingga sampai di ruang tamu keluarga yang super luas itu.

        Keganjilan itu masih terus berlanjut, mama tiba-tiba menyeruak kerumunan dan menyambut pasangan itu. Iya pasangan itu Yama dan Putri. Dengan pakaian modis dan makeup tipis, Putri yang berkulit sawo matang itu malam ini memang tampil cantik dan berkelas. Shabiya marah dan terkejut melihat Yama membawa Putri diacara tujuh bulanannya. Namun lebih terkejut lagi ketika mama menyambutnya dengan hangat.

          "Jadi mama sudah tahu." Batin Shabiya pilu. Shabiya menangis dalam diam. Sekarang semua orang yang dikasihinya telah menghianatinya. Yama yang memang sedari tadi was-was pada Shabiya hendak mendekatinya dan memberikan penjelasan. Tidak jadi karena tangannya terus digandeng Putri semakin erat. Sekarang setelah semua mata memandang kearahnya dengan tatapan bingung dan ada yang sinis juga bahkan ada yang terkejut dan riuh berbisik-bisik siapakah wanita yang digandeng Yama dan berperut buncit juga seperti Shabiya? Apakah itu isterinya juga? Putri mulai takut pada keadaan.

         Mama yang merasa situasi mulai tak kondusif segera memberi klarifikasi pada keluarga besarnya yang hadir.

        "Perkenalkan ini Putri dia juga isteri Yama. Sekarang dia juga sedang mengandung delapan bulan. Meskipun mereka menikah siri tapi tetap sah dimata agama. Karena ini juga cucu kami jadi kami putuskan untuk mengadakan acara tujuh bulanan ini bersamaan dengan kehamilan Shabiya. Jadi mohon doa kalian agar semuanya lancar sampai kelahirannya."

TEGARTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang