Seminggu sudah Ara berada ditubuh Bella, Ara sangat bosan dirumah, dia ingin sekolah seperti abang abangnya. Tapi orangtua dan abang abangnya belum memperbolehkan dengan alasan takut si bungsu mereka itu dibully lagi.
"Ara mau sekolah." cemberut Ara.
"Bahaya dek, homeschooling aja ya?" pinta Bryan. Dan Ara menggeleng kuat pertanda ia tak mau homeschooling. Di kehidupannya dulu dia juga tidak sekolah karena sang abang tidak memberi izin, jika sang abang masih bersekolah mungkin Ara bisa sekolah tapi abangnya itu sudah lulus dan waktu itu bagas juga sudah lulus kuliah.
Saat ini keluarga Arshana sedang berada diruang tamu untuk menonton televisi setelah kegiatan makan malam mereka.
"No homeschooling, Ara bosen abang." Ara semakin cemberut dan membuat mereka gemes.
"Nanti kamu diBully bagaimana?" tanya Brian.
"DiBully apa?" tanya Ara polos.
"Digangguin temen." sahut Bima lalu mengangkat putrinya itu dan mendudukkan Ara dipangkuannya.
"Kalau temen temen ganggu Ara, Ara akan bilang sama abang abang kembar." Ara membenamkan wajahnya di dada bidang sang ayah.
Radella merasa kasihan kepada putrinya yang ingin sekolah itu, Radella menatap suaminya yang sedang membelai lembut rambut Ara.
"Mas." panggil Radella.
Bima menoleh dan menatap sang istri dengan alis terangkat sebelah, seakan ingin bertanya apa?.
"Biarkan Ara sekolah, sekarang dia sudah berubah, dia tidak culun dan pendiam lagi." bujuk Radella.
"Tapi dia masih lemah bun." protes Bryan.
"Ada kalian yang akan mengawasi Ara, dan Ara sekarang suka bercerita dan kemungkinan jika dia diganggu lagi dia akan cerita ke kita." ucap Radella.
Tiga pria beda usia itu menghela nafas, benar yang dikatakan Radella dan kasian juga Ara bosen dirumah. Mereka harus mengijinkan si bungsu untuk sekolah agar wawasan tentang dunia luar bisa Ara ketahui.
"Baiklah, mulai besok Ara akan sekolah ditempat kalian sekolah." putus Bima dan membuat Radella tersenyum.
"Jaga adek baik baik." pinta Radella.
"Pasti bun." sahun Bryan dan Brian bersamaan.
"Ara senang?" Bima menunduk untuk melihat putrinya itu yang sedari tadi hanya diam, dan ternyata bungsu Arshana itu sedang tertidur dipangkuan sang ayah.
Mereka terkekeh gemas saat melihat Ara tidur dengan memasukkan jari jempolnya ke mulut bak seorang bayi yang sedang mengemut empeng.
Bryan mendekat, "sini yah, biar Bryan yang bawa adek ke kamar." pinta Bryan.
Bima menyerahkan Ara dengan hati hati agar tidak mengganggu tidur putrinya itu, "mimpi indah princess." ucap Bima lalu mencium pipi chubby putrinya.
"Bryan ke kamar dulu, selamat malam yah, bun." ucap Bryan lalu berjalan menuju tangga dan disusul Brian dari belakang.
"Gue tidur bareng adek." ujar Bryan kepada Brian.
"Gue juga." irii Brian.
"No, lo tidur dikamar sendiri."
"Lo sendiri kenapa ga tidur dikamar sendiri?"
"Gue mau nemenin adek biar besok ga terlambat bangun."
"Ck," Brian berdecak mendengar alasan dari abangnya yang hanya tua lima menit darinya itu.
"emang dia aja yang mau tidur sama degem heh' batin Brian kesal dengan kakaknya itu.
°°°°°
Bryan memasuki kamar Ara lalu merebahkan Ara dengan pelan, setelahnya dia ikut merebahkan diri disamping adeknya yang gemes itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
TRANSMIGRASI ARA
Teen FictionArawinda Bethany gadis polos dan lugu tapi dia sangat hiperaktif dan pecicilan, sikapnya yang hiperaktif dan pecicilan hanya untuk menarik perhatian dang Daddy yang membencinya, karena gara gara melahirkan ara istrinya meninggal. Sampai pada suatu h...