"Yeahh perut Ara kembali," Ara tertawa lucu sambil menepuk nepuk pelan perutnya yang sudah kenyang setelah makan.
"Lah tadi perutnya hilang dek?" tanya Juna tertawa saat mendengar kalimat lucu dari mulut Ara.
Ara mengerjap polos lalu menatap Juna, "tadi perut Ara kecil sekarang sudah kembali besar." ucapnya.
Mereka yang mendengar ucapan Ara hanya bisa terkekeh dah terkekeh lagi, uuh Ara sangat lucu.
Ara acuh dengan mereka yang tertawa itu dia melihat kearah Brian yang masi memasang wajah kecut, "abang Ian sedih ya karena nilainya kecil?" tanya Ara kepada Brian.
Brian tersentak, dia bingung dimana adeknya itu tau kalau nilainya sedang jelek? Ah jangan sampai adeknya itu memberitahu kepada ayah dan bunda bisa dipotong uang jajannya. Panik Brian.
"Kamu tau darimana nilai abang kecil?" tanya Brian.
"Nihh." Ara menyodorkan kertas nilai ulangan Brian tadi seketika Brian merebutnya.
"Adek jangan bilang bunda sama ayah yaa, adek harus diam dan tutup mulut ke bunda dan ayah oke? Nanti abang beliin apa aja deh buat adek yaa!" Brian merayu Ara agar dia selamat dari amukan bunda dan ayah mereka.
Ara memiringkan kepalanya lucu, "apa aja?" tanya Ara padahal Ara bingung kenapa abangnya menyuruh untuk tutup mulut didepan orangtua nya.
Brian mengangguk terpaksa, sedangkan mereka yang melihat cara Brian membujuk Ara hanya bisa menahan tawa.
"Hu'um Ara mau beli ayam abang." ujar Ara senang.
"Ayam?" tanya Brian dan Ara mengangguk antusias. 'cuma ayam kan, ahh tidak masalah deh yang penting uang jajan aman.' batin Brian.
"Baik, nanti sehabis pulang sekolah kita beli ayam goreng di restoran." ujar Brian.
Ara cemberut, "ishh abang, ayam hidup tidak ada di restoran." kesal Ara. Dia kan mau pelihara ayam kenapa malah mau dibelikan ayam goreng.
"Ayam hidup? Kamu mau pelihara ayam?" tanya Brian, sungguh selera peliharaan adeknya itu kampungan.
"Iya Ara mau pelihara ayam." ujarnya senang, dan yang lain hanya melongo.
"Dih, cantik cantik seleranya ayam." cibir Juna dan mendapat tatapan tajam dari Bryan.
Ara kembali cemberut mendengar perkataan Juna, "Ara gak boleh pelihara ayam ya bang?" tanya Ara pada Bryan.
Bryan menghela nafas lalu tersenyum manis pada adeknya itu, "bolehh kok, nanti pulang sekolah kita ke pasar beli ayam." ucap Bryan lembut.
"Yeahh sayang abang banyak banyak." girangnya lalu memeluk Bryan dengan manja.
"Heh, yang beliin abang Brian yah, kenapa yang di sayang cuma abang Bryan?" iri Brian, jelaslah dia iri dia kan juga mau dipeluk adeknya itu.Ara melepaskan pelukannya lalu beranjak menghampiri Brian, "Ara juga sayang abang Ian banyak banyak." Ara juga memeluk Brian.
"Kalau sayang kiss abang dong." ujar Brian lalu menepuk nepuk pipi kanannya untuk diminta kiss.
CUP
Ara mencium Brian singkat, perlakuan Ara jelas membuat orang orang heboh, karena cuma Ara yang bisa memeluk dan mencium si kembar BIHS dan Ara juga bisa dekat dengan geng abangnya itu dan membuat orang orang iri dengan Ara.
"Dek abang liat juga mau kiss dong." Lian juga ikut menepuk nepuk pipi kanannya.
PLAKK
Bukannya mendapat kecupan dari Ara dia malah dapat geplakan dari Brian.
KAMU SEDANG MEMBACA
TRANSMIGRASI ARA
Teen FictionArawinda Bethany gadis polos dan lugu tapi dia sangat hiperaktif dan pecicilan, sikapnya yang hiperaktif dan pecicilan hanya untuk menarik perhatian dang Daddy yang membencinya, karena gara gara melahirkan ara istrinya meninggal. Sampai pada suatu h...