menstruasi

12.4K 502 104
                                    


_____

"Abang mau mampir dulu?" tawar Ara kepada Panglima, saat ini mereka sudah berada didepan rumah keluarga Arshana.

"Gak, abang mau langsung pulang aja." ucap Panglima.

Ara menganggukkan kepalanya lucu, "hu'um, abang hati hati okeyyy..."

Panglima mengacak gemes rambut Ara, "iya, sana masuk gih." titah Panglima.

cup

"Terimakasih abang." Ara mencium Panglima dan membuat jantung Panglima berdebar.

"Gadis nakal." Panglima berucap seraya terkekeh.

Ara mencebikkan bibirnya lucu, "Ara gak nakal nakal."

Panglima terkekeh, "iya kamu gak nakal, maafin abang yaa ngomong gitu." Panglima meminta maaf agar gadisnya tidak ngambek.

Ara mengerjap polos menatap Panglima, "abang ganteng, Ara cantik cocok kan? Hihii.." ucapan polos itu keluar begitu saja dari mulut Ara.

Panglima tersenyum lalu membisikkan sesuatu ditelinga Ara, "kita memang cocok, dan suatu saat nanti kita akan menikah." bisik Panglima.

Ara diam sembari berpikir, ada kata yang dia tidak mengerti, "menikah apa?" tanya Ara polos.

"Menikah itu seperti ayah dan bunda Ara, bisa selalu bersama, tidur bersama, mandi bersama, dan apa apa bersama.." jelas Panglima sambil mengelus pipi Ara lembut.

Ara memiringkan kepalanya lucu, "abang ayo menikah, Ara mau tidur bersama abang." seru Ara polos.

Panglima terkekeh, "kita masih sekolah, gak bisa menikah dulu, apalagi kamu baru kelas 10." ucap Panglima.

"Memang kalau masih sekolah gak boleh nikah?" tanya Ara dengan memandang lekat Panglima.

"Gak boleh." ucap Panglima.

Ara mencebikkan bibirnya, "padahal Ara mau sama bang Lima terus."

"Tunggu lulus sekolah maka kita akan bersama, sayang."

Ara mendongak menatap Panglima, "abang pipi Ara panas lagii.." Ara memegang pipi chubby nya itu dan menangkup nya.

Panglima paham kalau gadisnya itu tengah salting atas ucapan sayang darinya. Perlahan Panglima menjauh kedua tangan mungil Ara dari wajah Ara sendiri.

cup cup

Panglima mengecup kedua pipi chubby Ara dan membuat pipi Ara semakin bersemu merah, "udah gak panas lagi kan?" tanya Panglima.

"Hhuuaaa tambahh panass abanggg.." Ara menarik tubuh Panglima dan menyembunyikan wajahnya didepan tubuh Panglima.

Panglima sangat gemes dengan tingkah childish Ara, "sudah sana masuk, nanti ayah bunda dan abang marah lohh." ucap Panglima, dia ingi segera pulang untuk menemui orangtuanya dan membicarakan hal serius.

Ara dengan malas menjauhkan dirinya dari Panglima, Ara suka berdekatan dengan Panglima dan Ara ingin selalu bersama Panglima.

"Hu'um Ara masuk dulu abang, papayyyy." Ara berjalan masuk sambil melambaikan tangan mungilnya kearah Panglima dan Panglima membalasnya.

Setelah melihat gadisnya masuk Panglima segera melajukan mobil sport nya meninggalkan kediaman Arshana.

"Gue harus selidikin tentang pembullyan Bella dulu, apakah Bella pergi karena sering diBully? Itu tidak masuk akal, pasti ada sesuatu hal yang lain sehingga membuat Bella memilih untuk menyerahkan tubuhnya pada Ara." monolog Panglima, dulu dia tidak selidiki lebih dalam tentang pembullyan yang Bella dapat karena Panglima awalnya mengira Ara itu adalah Bella makanya dia tidak menyelidiki lebih dalam.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Feb 16 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

TRANSMIGRASI ARATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang