guru matematika baru

6.7K 334 3
                                    


_____

"Dad gak disamperin itu Ara nya?" tunjuk Bagas pada Bryan yang sedang menggendong Ara menuju kelas.

Bram hanya melihat saja dan dia sempat melihat saat Ara melihat kearahnya, tatapan putri dari sahabatnya mengingatkannya pada mendiang putrinya.

"Daddy cuma mau liat aja, kamu ngerasa gak Bella itu seperti adek mu?" lirih Bram saat kembali mengingat putrinya.

'dia emang Ara kita dad' Bagas hanya bisa membatin saat memberitahu kebenarannya, "mungkin karena mereka seumuran makanya daddy ngira itu Ara kita." alibi Bram.

Bram nampak terdiam dan membenarkan ucapan putra sulungnya, putrinya dan putri sahabatnya seumuran dan tambah lagi sekarang Bella meminta dipanggil dengan sebutan Ara saja, itu semakin mengingatkan Bram akan putrinya.

"Daddy ke kantor yaa." ucap Bram tiba tiba.

"Loh? Gak jadi temuin Ara?" bingung Bagas karena sang daddy mau pergi sekarang padahal mereka baru sampai dan sempat duduk diruangan tersebut.

Bram menggeleng lemah, "daddy benar benar teringat bila melihat Bella pasti melihat Ara kita, daddy gak sanggup nemuin Ara sekarang." Bram menghela nafas kasar.

'maafin Bagas gak bilang semuanya ke daddy.' batin Bagas merasa bersalah karena sudah menutupi kebenarannya, "baru nyampe dad, kita duduk dulu." ajak Bagas pada daddy nya itu.

"Kamu aja sana masuk, daddy akan ke kantor." ucap Bram.

Bagas menghela nafas panjang, "oke dad hati hati perginya." ujar Bagas.

"Iya." Bram tersenyum lalu mulai pergi dari sekolah.

Bram pun pergi dengan keadaan sedih, sedih karena mengingat mendiang putrinya.

"Maaf dad." lirih Bagas sambil memperhatikan daddy nya yang mulai menjauh, Bagas terus meminta maaf dalam hatinya.

°°°°°

Bryan mendudukkan Ara dikursi dengan hati hati.

"Masih mengantuk hm?" tanya Bryan saat sudah mendudukkan Ara.

Ara menggeleng lucu, "gak abang." sahutnya.

"Abang ke kelas dulu ya." pamit Bryan dan Ara mengangguk.

cup

Bryan mengecup kening Ara lalu berjalan keluar, "papayyyy abangg." Ara melambaikan tangannya pada Bryan.

Setelah kepergian Bryan, Ara bingung mau ngapainn karena Susi belum datang.

"Cill." panggil seseorang yang sekelas dengan Ara.

"Ha?" Ara mendongak dan menatap sesosok pria yang ada dihadapannya.

Pria itu terkekeh melihat wajah imut Ara, "lo bosen yaa?" tanya nya saat melihat Ara seperti orang kebosanan.

"Hu'um." Ara mengangguk lucu.

"Susi sakit cill, jadi dia gak masuk hari ini." beritahu pria itu.

Ara memiringkan kepalanya bingung, "kamu tau dari mana Susi sakit." bingung nya.

Pria itu terkekeh gemes, "gue tetanggaan sama Susi dan sebelum gue pergi sekolah, mama nya Susi ngasi tau kalau Susi sakit."

Ara mengangguk lalu berdiri dari duduknya, "terimakasih udah beritahu Ara yaa, ini hadiah untuk kamu.." Ara memberikan permen kepada pria itu.

Pria itu menyambut permen dari Ara, "sama sama, lo mau kemana?" tanya pria itu saat Ara hendak melenggang pergi.

"Ara mau ke kelas abang, mau jenguk Susi." sahut Ara.

TRANSMIGRASI ARATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang