_____
"Abang look, Ara beli HP." Ara memperhatikan HP baru pada Bagas dengan senang.
Setelah makan dikantin Ara meminta keruangan Bagas, walau membuat Duo B serta teman temannya bingung tapi mereka tetap mengizinkan, apalagi Duo B kenal baik dengan Bagas.
Bagas melihat kearah Ara yang sedang duduk di pangkuannya, "kemarin beli HP nya? Dan ketemu daddy hm?" tanya Bagas.
Ara yang awalnya ceria mendadak muram, "hu'um." sahutnya sendu.
"Heyy kenapa hm?" tanya Bagas saat melihat wajah sendu sang adek.
Ara memeluk erat Bagas, "Ara rindu daddy hikss, Ara mau peluk daddy, Ara tidak pernah peluk daddy hikss, tapi Ara takut daddy marah hikss." Ara menangis di pelukan Bagas.
Bagas merasa sesak di dadanya melihat adek kesayangan nya menangis, walaupun tubuh Ara beda tapi tetap saja dia menyayangi adeknya, Bagas mengelus lembut punggung Ara, "sstt tenang aja, nanti kalau ketemu daddy lagi peluklah tidak apa apa." Bagas menenangkan Ara.
Ara yang awalnya menenggelamkan wajahnya didada bidang Bagas kini mengangkat wajahnya mendongak melihat Bagas, "daddy tidak marah?" tanya Ara polos.
Bagas tersenyum lalu menyapu sisa air mata yang ada di pipi chubby adeknya, "tidak akan marah sayang." ucap Bagas lembut.
Ara memiringkan kepalanya bingung, setau nya dulu sang daddy begitu membenci nya, jangankan peluk mendekat saja sudah kena bentak.
Bagas terkekeh melihat wajah lucu adeknya yang kebingungan, "daddy udah berubah sayang, sekarang daddy tidak suka marah marah lagi." Bagas mengacak gemes rambut Ara.
Ara tersenyum mendengar perkataan sang abang, "Ara mau ketemu daddy." senang Ara menggoyang goyangkan kepalanya lucu.
Bagas hanya terkekeh gemes, 'kamu masih terlalu polos untuk mengetahui apa itu kebencian, jika orang lain diposisi kamu mungkin orang itu akan membenci orangtuanya sendiri karena selalu dimarahi.' batin Bagas merasa sedikit sesak bila mengingat kejadian Ara yang terus ditolak dan dimarahi.
"Gak mau ke kelas hm?" tanya Bagas, walaupun dia masih ingin berduaan dengan Ara tapi dia tidak boleh egois, pendidikan adeknya penting.
Ara menyodorkan ponselnya kearah Bagas membuat sang empu mengernyit heran, "apa? HP baru nya buat abang?" tanya Bagas. Kan dia menyuruh adeknya ke kelas? Tapi kenapa adeknya malah menyodorkan ponsel.
Ara menggeleng kuat, "minta nomor abang biar malam Ara bisa telpon telpon abang." ucapnya.
Bagas tersenyum lalu mengambil ponsel Ara dan mengetikkan nomornya, "nihh, jangan lupa telpon abang terus yaa princess." Bagas mengembalikan ponsel Ara.
"Pasti abangg." seru Ara senang.
"Yaudah ke kelas gih, atau mau abang yang anterin?" tanya Bagas.
"No, Ara bisa sendiri." ucap Ara.
Bagas terkekeh, "yaudah, hati hati yaa." sahut Bagas.
cup
Ara mencium pipi Bagas, "Ara ke kelas dulu abang, papayyyy." ucapnya lalu berjalan keluar ruangan.
Bagas tersenyum, "papayyy." balas nya, dia ingat dulu setiap dia pergi keluar rumah pasti berpamitan seperti tadi, sekarang Ara juga berpamitan sama seperti dulu.
°°°°°
Ara berlari dengan riang menuju kelasnya, semua orang yang melihat wajah ceria Ara hanya bisa menahan gemes untuk tidak mencubit pipi chubby Ara, mereka ingin mendekati Ara tapi takut karena mereka tau Ara adek dari Duo B apalagi keluarga Arshana sudah seperti saudara dengan keluarga Bethany pemilik sekolah BIHS ini, jadi mereka tidak mau ambil resiko mendekati Ara dan mencubit pipi chubby Ara, takut Ara menangis lalu mereka di keluarkan dari sekolah.
KAMU SEDANG MEMBACA
TRANSMIGRASI ARA
Teen FictionArawinda Bethany gadis polos dan lugu tapi dia sangat hiperaktif dan pecicilan, sikapnya yang hiperaktif dan pecicilan hanya untuk menarik perhatian dang Daddy yang membencinya, karena gara gara melahirkan ara istrinya meninggal. Sampai pada suatu h...