SELAMAT MEMBACA🥳🥳🥳🥳🥳
SEMOGA SUKAA YAA
JANGAN LUPA DI VOTE!!!_____
"Sayang bangun." Radella membangunkan Ara yang masih nyenyak dengan tidurnya. Radella menarik gorden kamar Ara agar matahari masuk ke kamar putrinya itu.
"Sayang wake up, udah siang loh." Radella menepuk nepuk pelan pipi chubby Ara.
"Lima menit lagi bun." tawar Ara kemudian dia meringkuk lucu membuat Radella terkekeh melihat Ara meringkuk itu.
"Udah jam enam lewat sayang, nanti kamu terlambat sekolahnya." beritahu Radella.
"Enghh." lenguh Ara lalu dia perlahan membuka matanya dan di mengucek mata dengan jari jari mungilnya.
Radella menahan pergerakan tangan Ara yang sedang mengucek mata itu, "jangan dikucek kucek sayang, nanti matanya merah dan sakit." ucapnya pada putri kecilnya itu.
"Hu'um." Ara mengangguk lucu lalu dia bangun dari rebahannya.
"Mandi gihh." titah Radella.
"Mandiin bun." ucap Ara lucu lalu merentangkan tangannya untuk digendong.
Radella terkekeh, "gak malu dimandiin hm?" tanya Radella.
Ara memiringkan kepalanya, "malu? Why?" tanya Ara, kan sama bunda sendiri ngapain harus malu kan? Pikir Ara.
Radella mencubit gemes pipi chubby putrinya itu, "Ara gak malu buka baju di depan bunda?" tanya Radella lagi.
Ara menggeleng, "gak, kan bunda ibu aku." sahut Ara dan Radella terkekeh.
"Baiklah, ayo bangun! Bunda akan mandikan Ara sampai bersih.."
"Gendong." manja Ara.
"Bunda gak kuat sayang, jalan sendiri aja yaa." pinta Radella gemes.
Ara mengangguk lalu beranjak dari kasurnya menuju kamar mandi lalu diikuti oleh Radella. Sesampainya dikamar mandi Ara melepaskan semua pakaiannya tanpa malu sedikit pun sedangkan Radella hanya geleng geleng kepala dan terkekeh melihat Ara yang persis seperti anak anak yang tidak malu malu padahal putrinya itu sudah remaja.
Radella memandikan Ara dengan telaten sambil berbincang bincang dengan Ara, bukan berbincang tapi lebih tepatnya Radella mendengarkan ocehan polos putrinya itu. Radella benar benar senang dengan perubahan putrinya yang tidak pendiam lagi, selalu saja Ara membuat orang orang terdekatnya gemes.
Setelah selesai memandikan Ara, Radella membantu Ara bersiap untuk sekolah.
"Ara cantik kan bunda?" tanya Ara saat dia menatap dirinya sendiri di depan cermin besar.
"Anak bunda yang satu ini selalu cantik." gemes Radella lalu dia mencium pipi anaknya itu.
"Ara malu hihi." Ara tersipu karena bundanya menyebutkan bahwa Ara selalu cantik.
Radella terkekeh mendengar ucapan polos putrinya itu, "liat pipi bulat Ara merah." goda Radella dan Ara memegang pipinya dengan tangan mungilnya itu.
"Pipi Ara panas bun, Ara sick." ujarnya memegang pipinya yang terasa panas akibat tersipu karena dipuji.
"Bukan sakit sayang, itu namanya tersipu." jelas Radella dengan gemes.
"Tersipu?" bingung Ara.
"Tersipu itu malu sayang, kita merasa malu saat orang memuji kita." beritahu Radella dan Ara membulatkan mulutnya serta mengangguk.
"Ayam Ara udah bangun bun?" tanya Ara yang tiba tiba teringat dengan kucingnya itu.
"Udah, tadi saat bunda masuk ke kamar kamu, kucingnya keluar." sahut Radella yang melihat peliharaan anaknya itu keluar kamar dengan hati hati agar sang majikan minim akhlak nya itu tidak tahu.
KAMU SEDANG MEMBACA
TRANSMIGRASI ARA
Dla nastolatkówArawinda Bethany gadis polos dan lugu tapi dia sangat hiperaktif dan pecicilan, sikapnya yang hiperaktif dan pecicilan hanya untuk menarik perhatian dang Daddy yang membencinya, karena gara gara melahirkan ara istrinya meninggal. Sampai pada suatu h...