chapter 20

229 9 0
                                    

Mahen menggenggam erat ponselnya saat membaca pesan dari naura

Setelah membaca pesan naura, mahen pun menjalankan motornya menuju tempat yang naura Katakan mengingat waktunya pulang sekolah

Setelah berapa menit mengendarai motornya mahen pun tiba di sebuah taman yang tidak asing baginya

Bisa dia lihat seorang wanita duduk di salah satu kursi taman itu yang dia sangat kenali, dia pun menghampiri wanita itu

"Lo mau ngomong apa ra?" Tanya mahen setelah menghampiri Naura

"Lo masih ingat nga taman ini" bukannya menjawab pernyataan mahen, naura malah balik tanya

"Taman ini dimana kita mulai menjalani hubungan, dimana kamu mengungkapkan bahwa kau mencintai ku, dimana tiap hari kita menghabiskan waktu berdua ditempat ini dan tertawa bersama" mahen hanya diam mendengar kan kata demi kata yang diucapkan naura

"Tapi itu dulu sekarang hanya sebatas orang asing , aku ingin tanya untuk yang keterakhir kalinya hen, kamu benar-benar akan melepaskan ku dengan orang lain" mahen terdiam mendengar nya

"Jawab mahen? aku butuh jawaban kamu hari ini" desak naura

"Iya" Naura terdiam mendengar jawaban mahen

"Aku melepaskan kamu dengan orang lain" Naura meneteskan air mata mendengar jawaban mahen

"Oke kalau itu yang kamu mau" ujar naura

"Ini undangan pernikahan aku, aku berharap kamu datang dan satu hal yang kamu harus tau aku sangat-sangat mencintaimu Mahendra Albiano" setelah mengatakan itu Naura pun pergi meninggalkan mahen yang terdiam menatap undangan di tangannya

"Gw juga cinta sama lo ra tapi takdir yang buat kita kaya gini" gumam mahen tanpa dia sadari air mata mulai menetes di pipinya

"Gw hiks nga bisa ra hiks p-pertahanin hubungan kita hiks gw capek tiap hari di hina dan dijelek-jelekkan hiks orang tua lo" tangis mahen laki-laki yang terlihat kuat kini menunjukkan sisi lemahnya

"Asal kamu tau ra aku juga sangat-sangat mencintaimu" lirih mahen

Berapa menit duduk di taman itu sambil menatap undangan di tangannya tiba-tiba hujan turun begitu deras tapi itu tidak membuat mahen beranjak dari duduknya

Mahen malah menangis dalam derasnya hujan membiarkan tubuhnya basah kuyup


Sementara di kosan

"Bang mahen belum pulang" tanya reyhan saat melihat tidak ada mahen di antara mereka

"Nga tau bang kan kita beda sekolah" jawab dikara

"Malah diluar hujan deras lagi" ujar haendra saat melihat hujan dari jendela

"Telpon aja" saran Jena

"Bentar aku telpon dulu" Niel pun mencoba menghubungi mahen

"Gimana" tanya reyhan pada Niel

"Nga aktif" jawabnya

"Ck bang mahen kemana sih" kesal reyhan

"Udah rey tenang aja nanti juga anaknya pulang" ucap jena

Tok tok tok tok

"Nah itu dia mungkin" ujar dikara saat mendengar ketokan dari luar

Reyhan langsung membuka pintu

Ceklek


"Astaghfirullah" kaget reyhan saat melihat mahen yang basah puyuh


"Sekarang mari kita mendengar kan Omelan bang reyhan" ucap ceriel dia sudah hafal reyhan orang nya kaya Gimana

Friends Feel Like BrothersTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang