Gestara:05

976 90 2
                                    

GESTARA

Gestara menguap, ia merasa bosan dengan drama di depannya itu. Baru saja sampai di kantin malah harus menyaksikan drama yang membuatnya muak.

Bagaimana tidak? Gestara melihat bahwa Nayessa sengaja menabrak Fellora yang sedang membawa mangkok berisi bakso di tangannya. Padahal jalan masih sangat luas namun Nayessa malah berjalan mepet kepada Fellora.

Alhasil mangkok bakso tersebut pun terjatuh dan kuahnya mengenai kaki Fellora, sedangkan Nayessa hanya terkena sedikit kuah bakso di bagian tangan gadis itu.

Fellora meringis merasakan sakit dan panas di bagian kakinya, lalu dirinya menatap tajam Nayessa yang sudah menangis tersedu-sedu sembari memegangi tangannya.

"Lo! Heran gua, nyari masalah mulu sih anjing?! Hari ini gua lagi mau hidup tenang malah lo ganggu, mau lo apa sih?!" Bentak Fellora pada Nayessa sembari menahan rasa panas dan sakit di kakinya.

"Maaf lora, aku gak sengaja". Jawabnya dengan pelan sambil menunduk dan masih dengan ais mata yang bercucuran.

"Gak sengaja, gak sengaja mulu dah heran gua. Kemarin lo juga gitu kan alesannya, mikir anjing jalan masih luas malah mepet sama gua! Jatuh kan bakso gua! Halah tai gak jadi makan gua dah".

" Maaf Fellora, aku minta maaf. Aku benar-benar gak sengaja nabrak kamu" Tangisan Nayessa semakin terdengar pilu, namun di telinga Gestara dan Fellora itu seperti tikus kejepit alias sangat mengganggu.

"Alasan lo basi tau gak?!" Fellora yang masih di selimuti kekesalan ia pun menarik rambut panjang Nayessa dengan satu tarikan kuat.

"Aaghh sa-sakit lora!!" Nayessa berteriak histeris ketika rambut nya di tarik kuat oleh Fellora.

Sedangkan para siswa lainnya hanya melihat sembari membicarakan tentang mereka berdua yang selalu ribut, agh tidak. Tepatnya membicarakan kekejaman Fellora ketika membully seseorang, dan mereka juga berkata bahwa mereka merasa kasihan dengan Nayessa yang selalu menjadi incaran bully-an Fellora.

"Lora!!" Dari arah pintu kantin seorang remaja menyerukan nama Fellora dengan keras.

Fellora yang melihat remaja itu pun langsung melepaskan tarikan nya pada rambut Nayessa sembari mendorong tubuh gadis itu.

Remaja tersebut langsung berlari menuju kearah dimana Nayessa berada dengan wajah khawatir dan marah menjadi satu, khawatir kepada Nayessa dan marah kepada Fellora.

"Sakit ya sa? Maaf yaa, aku telat dateng kesini" Remaja itu memeluk Nayessa dengan erat sembari mengusap punggung gadis itu agar tenang.

"Cih" Decih Fellora sembari mengalihkan pandangannya kearah lain, sebenarnya hatinya merasa sakit melihat pemandangan tersebut namun ia tak bisa apa-apa.

Setelah memeluk Nayessa, remaja itu berbalik dan menatap tajam Fellora.

Lalu tangan nya dengan cepat melayang dan menampar pipi Fellora, karena hal tersebut beberapa siswi menjerit.

Karena tamparan tersebut pipi Fellora memerah, ia memegangi pipinya sembari menunduk. Bohong jika ia bilang tak sakit, sungguh ini sangat menyakitkan.

"Brengsek!" Wajah Gestara berubah menjadi menyeramkan dan dengan tatapan tajam menatap Keano, sebentar lagi ia akan bertindak.

"Ini balesan gua buat lo yang sering bully cewe gua! Kalo lo ketahuan bully cewe gua lagi, habis lo di tangan gua!" Ancam Keano sembari menunjuk wajah Fellora dengan jari telunjuknya.

Ketika Keano baru saja berbalik akan pergi bersama Nayessa, Gestara berdiri dan langsung berlari menuju Keano.

Menarik Keano dan langsung memukuli Keano tanpa ampun, lagi-lagi beberapa siswi menjerit melihat Gestara yang tanpa ampun memberikan bogeman mentah pada Keano.

"Brengsek lo anjing!! Cowo pengecut!! Beraninya main tangan sama cewe! Cowo apaan lo anjing!!" Ucap Gestara pada Keano, ia marah tentunya.

Nayessa kembali menangis dan berusaha untuk menghentikan Gestara. "Stop! Kamu siapa sih?! Lepasin Keano! Jangan berantem please! Tolong kalian pisahin mereka please kasian Keano"

Lalu Andries datang dan tanpa mengucap sepatah kata pun ia menarik tangan Nayessa agar menjauh.

"Lepas an! Pisahin mereka dulu please, aku gak mau Keano terluka" Dengan tatapan memohon dirinya menatap Andries agar remaja tersebut membantu dirinya memisahkan Gestara dan Keano.

Andries mengepalkan tangannya dengan erat menahan ke kesalannya pada Nayessa yang khawatir pada musuhnya itu, lalu dengan cepat ia langsung tersenyum lembut menatap Nayessa. "Dia bisa urus dirinya sendiri, sekarang obatin luka kamu dulu yaa?"

"Tapi an?"

"Udah, ayo pergi"

Mereka pun berjalan pergi meninggalkan keributan tanpa memperdulikan Keano yang mungkin saja sudah babak belur.

Merasa sudah puas memukuli Keano, Gestara sedikit menjauh dah berkata. "Lo cowo brengsek anjing, gak guna lo jadi cowo! Sialan, beraninya main tangan sama cewe".

Ketika Gestara melihat Fellora yang masih menundukkan kepalanya, wajahnya berubah menjadi khawatir dan ia pun langsung menarik tangan Fellora dengan lembut untuk pergi dari sana.

Keano terkapar dilantai kantin dengan beberapa luka lebam di wajahnya, ia tak bisa membalas pukulan Gestara dikarenakan tangannya dikunci oleh tangan Gestara yang satunya.

Melihat kepergian Gestara dan Fellora, Keano mengepalkan tangannya dengan erat dan dengan wajah yang sudah memerah karena malu.

Sedangkan Gestara dan Fellora berjalan pergi menuju ke UKS, namun ditengah jalan ia berhenti karena tak tahu dimana UKS berada.

Mau tak mau ia pun harus bertanya kepada seseorang, dirinya segera memberhentikan seorang remaja yang mungkin akan pergi ke kantin.

"woii bro, uks dimana?!" Tanya nya dengan tak sopan.

"Diujung belok kanan bro!" Jawab remaja tersebut pada Gestara.

"Oke thanks, nanti gua traktir" Gestara menepuk pundak remaja tersebut dengan pelan dan kemudian kembali berjalan sembari menarik Fellora yang masih diam.

****

spoiler chap 6:

"Ditinggal gua lo jadi bego ya kak?"


dah segitu sajaa
tengkyu broo!

GESTARATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang