Gestara: 11

663 47 4
                                    

GESTARA

Sedang asik-asiknya mengobrol dengan Delio, tiba-tiba terjadi keributan tak jauh dari meja mereka.

Dari suara yang Gestara dengar itu adalah suara Fellora, ia menghela nafas lelah dan mulai melihat kearah keributan tersebut dengan wajah datar.

"Punya mata tuh di pake tolol!" Ucap Fellora dengan marah pada Nayessa yang telah menabrak dirinya.

"Heran banget gue, dari kemarin nabrak gue mulu. Mau cari gara-gara lo sama gue hah?!" Lanjutnya.

Dengan bahu yang bergetar, Nayessa menjawab. "Ma–maaf, aku gak sengaja fellora. Ini murni kecelakaan, serius"

"Halahh alesan lo! Bilang aja lo mau cari gara-gara sama gue kan?! Perebut tunangan orang aja belagu lo anjg" Masih dengan ekspresi yang marah, Fellora menunjuk wajah Nayessa dengan jari telunjuknya.

Nayessa mulai menangis, ia menggelengkan kepalanya dan berkata. "Aku minta maaf Fellora, aku engga sengaja sumpah! Kalo tentang kak keano aku gak tau apa-apa, aku gak tau maksud kamu itu apa Fellora"

"Halah basi!" Setelah berkata seperti itu Fellora berjalan pergi, ketika melewati Nayessa dengan santainya Fellora menyenggol bahu gadis itu dengan keras.

Akibat berbuatan Fellora yang menyenggol bahu Nayessa, Nayessa bahkan akan terjatuh namun langsung dibantu oleh temannya yang baru saja datang itu.

"Astaga Yes, kamu gapapa kan?" Tanya Kania, teman Nayessa dengan khawatir kepada Nayessa.

"Aku gapapa kok, makasih ya Kania" Jawab Nayessa sambil tersenyum, ia juga menghapus air matanya.

"Ish! Lagi-lagi Fellora! Gak habis pikir aku sama dia. Nyakitin kamu mulu padahal kamu aja gak sengaja, udah yaa jangan nangis" Ucap Kania marah pada Fellora dan merasa kasihan dengan Nayessa.

Nayessa dan Kania pun pergi dari kantin tersebut, melihat itu yang lain pun kembali sibuk dengan makanan mereka.

Gestara yang melihat itu pun tidak ada reaksi apapun, wajahnya datar tanpa ekspresi.

"Gak nolongin Fellora lagi lo." Tanya Mahen yang baru saja datang dengan tiba-tiba pada Gestara.

"Engga, gue bakal bertindak kalo ada cowo yang nyakitin dia aja sih kaya kemarin" Jawab Gestara sembari menyeruput minuman yang ia pesan.

"Sorry nih kalo gue terlalu penasaran, lo suka sama Fellora ya sampai segitunya kemarin?" Tanya ian dengan penasaran.

"Hah? wkwk bukan, gue bukan suka sama lora." Jawab nya dengan santai sambil tersenyum.

"Terus?" Ucap Mahen dkk dengan barengan.

"Gue adiknya"

"HAH!!"

*****

Gestara berguling-guling kesana kemari di kasurnya sembari berusaha terus  mengingat semua alur dari novel yang sekarang ia tempati.

"Ini udah mau masuk ke pertengahan, dan 1 minggu lagi ujian kenaikan kelas. Itu artinya plot dimana insiden Fellora dan Andries hampir dekat"

"Gue gak bakal ubah apa-apa, biar alur ini berjalan sesuai yang ditulis. Karena tugas gue disini buat selalu ada disamping dia sebagai seorang saudara, sebenarnya gue juga pengen nolongin cuma gue takut efek butterfly bakal datang ke gue karena ngerusak alur."

"Tapi pertama-tama gue harus pulang ke rumah dulu biar gue bisa ikut ke pesta para keluarga kaya itu"

Lalu tangannya mulai membuka handphone, menekan aplikasi bersampul hijau dan mulai mencari nama yang akan ia tuju.

Jari-jarinya mulai menari-nari diatas keyboard, ia mengirim pesan kepada Fellora.

Fellora

Pulang sekolah, gue bakal balik kerumah|

Tanpa menunggu jawaban dari Fellora, Gestara langsung mematikan handphone nya.

Ia menatap langit-langit kamar lalu bergumam. "Gue kangen sama mereka, mereka sedih gak ya liat gue disana udah gak bernyawa"

"Gue harap mereka baik-baik aja"

Setelah bergumam seperti itu, Mata gestara mulai menutup memasuki alam mimpi.

Sedangkan di dunia lain.

Savero, pandu dan Jean sedang berkumpulnya di rumah Savero, mereka baru saja mengunjungi makam Gestara.

Yap, Gestara sudah di makam kan 2 minggu yang lalu. Awalnya ketika mereka mendapatkan kabar bahwa Gestara mengalami kecelakaan, mereka tak percaya.

Namun ketika melihat langsung ke rumah sakit, mereka pun percaya. Teman mereka yang jail dan soak itu benar-benar pergi meninggalkan mereka.

Mereka benar-benar Terpuruk akan meninggalnya Gestara, bahkan ketika di rumah sakit mereka bertiga menangis.

Padahal sebelum nya, Gestara tertawa bahagia bersama mereka namun dalam hitungan menit Gestara malah terbaring tak bernyawa di rumah sakit.

"Gue kangen dia je, ver" Ucap Pandu dengan mata yang berkaca-kaca.

"Gue juga kok pan" Ucap Savero dengan pelan.

"Apa lagi gue" Ucap Jean singkat.

Mereka sudah ikhlas, namun karena Gestara adalah teman kecil mereka tentunya banyak kenangan yang membekas di pikiran mereka tentang Gestara.

****

aduhh maaf yaa
aku mulai ngaret buat lanjut owgowg
tapi tak usahain tetap update.

Jangan padaa pergii dulu kalian yaa?!

shishishi babayyy!!

GESTARATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang