Gestara:03

1K 84 1
                                    

GESTARA

Dengan kesal, Gestara menutup buku novel tersebut dengan kasar sambil menggebrak meja yang ada di depannya.

"Anjing!" Umpat Pandu dan Savero dengan spontan akibat kaget dengan gebrakan Gestara.

Bahkan Juan yang sedang tertidur pun langsung terbangun, sangking kagetnya.

"Bisa gak?! Ga usah gebrak meja kaya gitu, kita kaget bangsat!" Ucap Juan pada Gestara dengan kesal, mewakili yang lain.

Gestara terkekeh pelan sambil menggaruk tengkuknya yang tak gatal sambil meminta maaf pada teman-temannya.

"Maaf dehh"

"Lo kenapa anjirr? dari tadi ga ada suaranya, sekalinya bersuara langsung bikin kaget se-rt". Ucap pandu pada Gestara dengan ucapan yang sedikit di lebih-lebih kan.

Sambil menunjuk novel yang ia baca tadi, Gestara berkata. "Novel sampah, gua ga mau baca novel lagi agh. Endingnya gak sesuai sama yang gua mau anjirr, jadi sia-sia waktu berharga gua kan"

"Si antagonis ceweknya juga goblog banget anjirr, kesel gua" Lanjut Gestara dengan wajah kesal.

"Anjing lo, novel bagus begitu dibilang novel sampah". Ujar Savero tak terima bahwa novel kesayangannya dicap sebagai novel sampah oleh Gestara.

"Emang bener cok, apa lagi si yessa yessa itu menye-menye banget anjirr kek pickme. Gedeg gua bacanya, ga mau baca lagi dah". Ucap Gestara lagi sembari berdiri menggunakan jaketnya.

"Terserah lo lah, intinya jangan ribut cuma gara-gara novel doang". Juan berkata dengan mata terpejam, dirinya berniat untuk tidur kembali setelah beberapa saat yang lalu di ganggu oleh Gestara.

"Pulang aja lah gua, males. Dadah babu-babu gua". Gestara berjalan pergi sembari melambaikan tangannya.

"Ikut dong tar!" Ucap pandu dengan sedikit berteriak agar gestara mendengar ucapannya.

"Jangan! Nanti lo ga bisa pulang!" Teriak Gestara dari kejauhan dengan asal-asalan.

Mendengar ucapan tersebut, temen-temannya terdiam dan saling tatap memikirkan ucapan Gestara yang tidak biasanya. Bahkan, juan yang tadinya akan kembali tertidur kembali terbangun.

"Perasaan gua kok jadi tiba-tiba gak enak gini ya?" Celetuk pandu pada yang lainnya.

"Gua juga pan" Ucap Juan dengan wajah khawatir menatap teman-temannya.

"Positif thinking aja, mungkin cuma perasaan kita doang". Walaupun Savero berkata seperti itu, tapi tak ayal bahwa dirinya juga khawatir dengan Gestara.

Kedua temannya mengangguk pelan mengiyakan ucapan Savero, lalu Juan berkata dengan pelan. " Semoga aja dia di jalan gak kenapa-napa".

Pandu terdiam sejenak dan dengan perasaan khawatir yang masih menyelimuti dirinya, ia bergumam. "Yaa, semoga aja"

****

Gestara melajukan motornya dengan kecepatan yang stabil, namun pikirannya malah mengingat semua isi dari novel yang ia baca di rumah Savero.

Menurutnya ketika ia membaca novel Nayessa, ia merasa bahwa novel ini memiliki banyak sekali kejanggalan. Contohnya penulis tidak menuliskan keseluruhan alasan Andries dan Keano bermusuhan, itu menggantung.

Lalu, siapa seseorang yang ada di balik Keano. Asal-usul Keano juga kurang jelas di dalam novel itu, walaupun gestara tau bahwa ini dilakukan agar pembaca merasa penasaran dengan alur ceritanya namun sampai akhir pun tak pernah di ungkit kembali tentang asal usul Keano.

Itu menjengkelkan karena membuat penasaran.

Kemudian, Fellora. Menurutnya gadis ini sungguh bodoh karena mengharapkan cinta dari seseorang yang tak pernah mencintainya, akan tetapi Gestara juga merasa kasihan dengan Fellora.

Bagaimana tak kasihan dengan gadis tersebut? Fellora memiliki orangtua yang sangat sibuk dan tak pernah memperdulikan dirinya, sekalinya pulang malah mengumumkan bahwa dirinya harus bertunangan dengan seseorang yang tak ia kenal.

Belum lagi Fellora yang selalu diperlakukan kasar oleh Keano, apa lagi ketika dia depresi akibat dirinya sendiri. Sungguh, ia merasa kasihan dengan hidup Fellora yang berat.

Jujur saja, ia ingin menangis ketika membaca kisah hidup Fellora yang tertera dalam novel tersebut.

Itu sama persis dengan dirinya, namun Fellora lebih menyedihkan dibandingkan dirinya.

Jika bisa, ia ingin menjadi saudara Fellora yang akan selalu ada di samping gadis itu. Menjadi tempat bersandar  ketika sedang terpuruk, menjadi tempat ternyaman bagi gadis itu.

Ia akan berjanji, sungguh. Namun, itu tak mungkin terjadi bukan? Dunia kita berbeda.

Lalu, untuk Andries. Menurutnya Andries itu Redflag, Walaupun di awal-awal dirinya terkesan baik, namun ketika alur menuju permasalahan terlihatlah bahwa dirinya sangat kasar dan egois.

Kemudian, pemeran utamanya Nayessa. Gadis ini sungguh mengesalkan, dia ini terlalu lemah dan hanya bisa berlindung dibalik keluarganya serta juga Keano.

Sifatnya terlalu menye-menye, pickme banget lah intinya.

Ketika ia akan kembali memikirkan semua isi novel tersebut, tiba-tiba dari arah belakang ada sebuah truk sampah yang melaju sangat kencang dengan kecepatan tinggi menabrak dirinya dalam hitungan detik.

Para pengguna jalan yang melihat kejadian tersebut langsung berteriak histeris terutama wanita.

"Sial!"

Motornya remuk, Gestara terpental tak jauh dari motornya. Sedangkan truk sampah tersebut menabrak pembatas jalan.

Gestara meringis pelan merasakan sakit diseluruh tubuhnya, dengan pelan ia berdiri berniat untuk menyingkir ke pinggir jalan.

"Awas!!" Teriak orang-orang pada Gestara.

Namun belum sempat berjalan dan melihat kearah belakang, tubuhnya kembali di hantam keras oleh sebuah mobil berwarna merah.

Tubuhnya terbawa sampai menabrak dinding toko yang ada di sekitar situ, darah segar mulai keluar dari berbagai arah tubuhnya.

Teriakan histeris pengguna jalan kembali terdengar, suara ambulans dan suara sirine polisi terdengar olehnya walaupun hanya sesaat sebelum dirinya benar-benar menutup mata.

Lalu Gestara dinyatakan meninggal dunia di detik itu juga.


*****

gimana? bagus kah atau ada yg kurang di chap ini?

GESTARATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang