Gestara:04

1K 88 0
                                    

GESTARA

Malam ini, suasana di sekitar sangat sunyi dan tenang hanya beberapa suara hewan kecil yang terdengar. Di sebuah kamar mewah, seorang remaja laki-laki tertidur pulas diatas kasur.

Tak lama kemudian remaja tersebut terbangun dengan nafas yang memburu, badannya berkeringat.

"Anjing! Itu cuma mimpi kan?!" Tanya nya pada dirinya sendiri dengan tatapan kosong mengingat kecelakaan tragis yang ia alami.

Yap, dia Gestara pranaja. Remaja tantrum dan juga random yang mengalami kecelakaan saat pulang dari rumah temannya.

Ketika melihat kearah depan tepatnya kaca besar yang berada di seberangnya itu, ia kaget bukan kepalang.

Bagaimana tidak? Di pantulan cermin tersebut, terpampang jelas wajah tampan seseorang yang hampir mirip dengan wajahnya.

Dan yang sangat berbeda adalah tubuh yang terpantul dikaca lebih berotot dari tubuhnya, Gestara bisa melihatnya karena tubuh ini tak menggunakan baju dan hanya menggunakan celana trening.

"Cok! Itu siapa anjirr?!" Jarinya menunjuk kearah kaca, namun anehnya bayangan di kaca tersebut mengikuti gerakan tangannya.

"Kok gerakan tubuhnya ngikutin gua sih?!" Dengan tak percaya, ia kembali menggerakkan tubuhnya dan pantulan kaca tersebut masih terus mengikuti setiap gerakan yang ia lakukan.

"Gak gak ini bukan tubuh gue! Ini pasti cuma mimpi". Gestara menggelengkan kepala dengan tak percaya lalu tangannya terangkat menampar dirinya sendiri.

"Sakit anjing! Jadi itu artinya ini gak mimpi dong?"

"Sialan. Mana gua matinya tragis banget lagi, ditabrak dua kali."

"Jadi itu artinya gua transportasi ehh transpirasi ahh tai apa sih itu! Trans–transmigrasi! Nah baru bener itu"

Gestara terus bermonolog sendiri, ia masih merasa tak percaya dengan apa yang telah terjadi pada dirinya.

Ditabrak mobil dua kali, bangun-bangun udah beda tubuh aja. Gimana gak bingung?

Namun kenapa dari banyak nya orang di dunia, kenapa harus dirinya yang mengalami kejadian tak masuk akal seperti ini.

Air matanya turun begitu saja, ia merasa ini bukanlah tempatnya berada. Tempat nya yang seharusnya adalah di alam sana dan bukan disini.

Gestara ingin bertemu keluarganya, ingin berkumpul kembali dengan keluarganya. Ia merindukan mereka, sungguh.

Kenapa Tuhan bermain-main dengannya, hidup sebatang kara sedari umur 5 tahun dan masalah yang terus berdatangan pada dirinya. Ia terluka, namun tak terlihat.

Tawanya dan senyuman nya yang selalu ia perlihatkan adalah kebohongan. Yang sebenernya terjadi adalah ia sangat kesepian.

Gestara meringkuk diatas kasur sembari menangis, meluapkan semua beban yang selama ini ia tahan.

Tangisan nya terdengar sangat memilukan, ia tak peduli jika ada seseorang yang mendengar nya menangis karena yang terpenting adalah dirinya merasa tenang.

Gestara harap jika ia tertidur, ketika terbangun ia sudah berada di tempat yang seharusnya.

*****

Bohong jika ia tak kecewa, Gestara sungguh sangat kecewa sekarang.

Harapan nya tak terkabul. Ketika terbangun di pagi hari, ia masih berada di kamar dan tubuh yang sama seperti semalam.

"Sial." Gumamnya sembari menatap cermin dengan tajam.

Ketika ia terbangun tadi, banyak ingatan asing yang memasuki otaknya. Itu ingatan dari pemilik tubuh ini, Namanya Gestara Archandra.

Archandra.

Nama belakang dari tubuh ini terasa sangat familiar untuk nya, seakan-akan ia pernah membaca, mendengar atau pun melihat nama tersebut.

"Archandra ya?" Ucapnya pelan sembari berusaha mengingat dimana ia pernah mendengar nama tersebut.

Matanya membola ketika mengingat seseorang yang memiliki nama Archandra di belakangnya, itu adalah Fellora Anza Archandra.

Apa ini? Apakah ia benar-benar masuk ke dalam novel Nayessa?

"Itu artinya gua adalah adik dari Fellora, yang namanya hanya di sebut satu kali oleh Fellora di novel dan adik yang tak pernah sekalipun melihat sang kakak, juga yang tak pernah memperdulikan gadis itu".

"Kenapa gua harus di tubuh dia sih agh?! Ehh tapi gapapa ding, gua malah bisa lebih deket sama Fellora dan bisa jaga dia dari para tokoh yang kebanyakan redflag".

"Baiklah, mari memulai hidup yang baru. Pertama-tama gua harus pulang ke negara asal Fellora, dan bersekolah di tempat yang sama biar gua bisa jaga dia dari dekat".

Tok
Tok
Tok

Pintu kamar diketuk, lalu suara seseorang pun terdengar. "Tara, bangun. Ini sudah pagi, kamu kan akan melakukan penerbangan jam 8 nanti".

Gestara yang berada di kamar, mengerutkan keningnya dengan ekspresi bingung.

"Penerbangan?"

Seketika ia teringat bahwa diingatan yang memasuki otaknya pagi tadi, Gestara akan melakukan penerbangan ke negara asalnya.

"Ohh baru saja di rencanakan" Gestara tersenyum lebar merasa jika rencananya dipermudahkan.

"Iyaa oma, Tara udah bangun kok". Ucap Gestara dengan keras agar sang omah mendengar suaranya.

"Bersiap lah, oma dan opa tunggu dibawah" Tak lama kemudian langkah kaki yang menjauh pun terdengar.

Gestara tersenyum sumringah dan langsung bergegas untuk bersiap-siap, ia tak sabar untuk pergi dan bertemu dengan Fellora.

*****

lanjut?

GESTARATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang