2. Perasaan buruk

64 7 0
                                    

Apa persamaan kamu sama masalah? Sama-sama buat deg-degan :)

-----

Setelah kejadian memalukan di kelas, kelas di bubarkan lebih awal karena pak Anggara yang ternyata sedang menerima masalah mendadak, terlebih awal masuk kelas jadi tidak ada hal menarik selain perkenalan saja. Kelas akan di undur menjadi besok, jadi yah dia bisa melihat calon ayah dari anak-anaknya itu hihi.

Saat ini Nabila duduk termenung sendirian di kantin dengan segelas es teh serta nasi goreng ayam sebagai teman kesendiriannya, entah mengapa sedari pagi perasaanya tidak enak sama sekali.

Dret dret

Dret dret

Smartphonenya bergetar beberapa kali, terpampang nama manusia prematur di layar, melihat itu Nabila langsung menggeser layar kebawah.

Tut!

Tak lama kemudian, dering telfon kembali terdengar lagi-lagi nama manusia prematur tertera membuat emosi Nabila semakin tersulut.

"AP__

"SI ANYING GUE TELFON GAK DI ANGKAT-ANGKAT MATI LO?!"

Nabila menggaruk pipinya kebingungan, ia hendak marah namun sepertinya Juan lebih marah di sebrang sana.

"Yaelah baru gue matiin satu kali juga" balas Nabila sembari menyuap sesendok nasi goreng kearah mulutnya.

"SATU KALI KAKEK LU LAKI! PANGGILAN GUE LO TOLAK UDAH SEPULUH KALI JUBAEDAH!"

Bukanya membalas, Nabila malah terdiam sembari membayangkan sosok Juan yang tengah mencak-mencak di sana.

"Lu denger gak sih!"

"Halo?"

"Heh halo! Kampret! denger gak lo?!"

"Ck! Iya iya denger!" Balas Nabila mulai kesal mendengar amukan Juan.

"Ngapain lu nelfon, ganggu aja!" Lanjutnya dengan kesal.

"Lu pindah jurusan kagak ngasih tau emak lu ya? Si maimunah gue kena amuk nyokap gila!"

"Udah tenang aja tenang gapapa-gapapa," balas Nabila sembari menggerakkan tangannya naik turun atas bawah.

"Tenang-tenang nenek lu kayang! Heh lu dari kampung di titipin ke keluarga gue yah! Kalo lu badung gini yang kena keluarga gue juga nyai!"

"Iya juga yah" Nabila mulai paham arah pembicaraan kali ini.

"Iya yah iya yah baru nyadar lu!"

"Ck! marah-marah mulu lu, beruban baru tau rasa" 

"Mau rambut gue beruban kek, mau botak kek intinya gara-gara lu! Alah mati muda dah gue"

Terdengar suara frustasi di sebrang sana, namun Nabila hanya menatap layar telfonnya beberapa saat lalu mengangguk-anggukkan kepalanya beberapa kali lalu bergumam pelan.

Pak DosenTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang