09. Perjanjian

20 3 0
                                    

Next ya gesss.. mumpung lagi gabut
.
.
.
.
Happy Reading

Di taman belakang....


"Bun, gimana kalo Arvin kita jodohkan saja?!"

"Sama siapa pah?" Tanya Bunda balik.

"Nanti juga bunda tau"

"Bun" Arvin memanggil bundanya yang sedang mengobrol dengan papah nya.

"Maksud papa apa ya??"

"Aku udah ketemu loh sama sahabat aku, bahkan sekarang dia udah jadi pacar Avin" ucap Arvin tak terima karena telah mendengar obrolan dari orangtuanya.

Sedangkan Keisha, dia hanya bisa tersenyum sedih karena dia juga mendengar apa yang Arvin dengar.

"Nak" panggil sang bunda dengan lembut.

"Pah, gak bisa gitu dong. Aku gak mau di jodohin" ucap Arvin tanpa mendengarkan panggilan dari bundanya.

"Vin.. dengerin papah dulu, papah udah janji sama sahabat papah kalo udah 17 thn, papa bakal langsung nikahin kamu sama anak sahabat papah"

"Tapi pah--"

"Saya pamit pulang dulu, soalnya ada urusan mendadak" ucapan Arvin terpotong karena tiba-tiba saja Keisha berbicara memotong perdebatan antara ayah dan anaknya.

Langsung saja Keisha pergi dari kediaman keluarga Maven tanpa menunggu jawaban dari Arvin.

"Keii... Tunggu dulu" Arvin berteriak sambil berlari mengejar Keisha yang sudah pergi dari hadapannya.

Tanpa mempedulikan teriakan Arvin, Keisha langsung saja memberhentikan taxi yang kebetulan lewat di daerah tersebut.

Sebelum Arvin mendekati dirinya, dia buru-buru masuk ke dalam mobil dan pergi.

Di perjalanan Keisha menangis dalam diam karena yang awalnya ingin bertemu dengan bundanya Arvin tapi malah berujung dengan kenyataan yang sebenarnya.

Kenapa dirinya harus mendengarkan pembicaraan dari orangtuanya Arvin, kenapa??

"Hikss"

"Mbak baik-baik saja kan?" Tanya dari sang supir taxsi yang mendengar tangisan dari penumpangnya.

Dan Keisha hanya mengangguk untuk membalas pertanyaan dari supir taxi karena dia masih memendam tangisannya.

"Ke komplek Brawijaya blok B ya pak" ucap Keisha dengan suara parau nya.

"Siap mbak"

⋆⋆⋆⋆⋆

"Pah... Gak bisa gitu dong, aku udah ketemu sama Eish dan sekarang dia udah jadi pacar aku" bantah Arvin yang enggan menerima ucapan dari papanya.

"Gak bisa, papa sudah janji sama sahabat papa dan papa gak bisa mengingkari janji papa gitu aja" sang tuan rumah pun langsung pergi begitu saja tanpa peduli dengan respon anaknya.

"Bun...." Arvin merengek di tambah dengan muka melasnya.

"Maafin bunda nak, bunda gak bisa bantu kamu" ujar sang bunda dan ikut pergi menyusul sang suami.

Melihat respon dari kedua orang tuanya, Arvin pergi meninggalkan rumahnya untuk menyusul Keisha yang pergi begitu saja.

Pikiran Arvin begitu runyam karena memikirkan cara agar bisa menolak perjodohan yang papanya janjikan dengan sahabat papanya.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Oct 23 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

ArKei [On Going]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang