Beberapa hari setelahnya Evans tidak lagi membahas mengenai taruhannya bahkan dia terkesan menjauhkan diri dari Almira.
"Lagi marahan?" Tiba-tiba Linda yang beberapa hari ini juga memperhatikan perubahan sikap Almira dan Evans mulai penasaran, dari pada pusing sendiri akhirnya dia bertanya langsung kepada Almira. Almira yang terkesan cuek langsung menoleh ke arah Linda.
"Siapa?"
"Mba Al sama Evans." Almira hanya mengangkat bahu.
Linda masih ingin bertanya tapi melihat raut muka Almira yang terkesan agak seram mengurungkan niatnya akhirnya dia kembali ke meja kerjanya.
Almira melirik sebentar kearah seberang kubikelnya dan melihat Evans yang sedang fokus menatap laptopnya.
Flasback on
"Menikah tanpa bercerai?" Tanya Almira mengulangi ucapan Evans. Evans langsung mengangguk.
"Ya, kamu cemas kan? Takut nama baik keluarga besar aku kebawa-bawa." Almira mengangguk terlihat bingung.
"Maksud aku... Apa ga sebaiknya kita... " Almira merasa tidak enak untuk meneruskan ucapannya.
"Batalin?" Almira mengangguk.
"Apa kamu tipe orang seperti itu, Al?" Tanya Evans dengan nada agak tinggi seperti tidak percaya.
"Plin-plan tanpa memikirkan perasaan orang lain." Ucap Evans mencoba menahan kesal tapi tetap terlihat saat menggenggam erat kemudinya.
"Tapi ini kaitannya sama keluarga kamu." Ucap Almira sedikit takut karena nada bicara Evans sebelumnya yang lumayan tinggi.
"It's my wedding. Ini ga ada hubungannya dengan mereka" Evans menekan suaranya yang masih membuat Almira ketakutan.
Evans melihat tajam ke arah Almira, rahangnya terlihat tegang.
"Kalau kamu memang tidak mau dari awal, seharusnya kamu bilang, Al. I really don't like this." Evans kembali melajukan mobilnya dengan laju yang lebih cepat dari sebelumnya.
Almira tidak bisa berkata apa-apa, sesekali dia melihat Evans yang masih setegang sebelumnya.
Bahkan setelah menurunkan Almira di depan rumahnya, Evans masih setegang tadi dan hanya mengangguk setelah Almira mengucapkan terima kasih.
Flashback off
Almira pergi ke arah pantry, dia ingin membuat teh tarik hangat untuk menenangkan pikirannya, entah pikiran apa yang saat ini mengusiknya. Apakah karena pekerjaan atau karena sikapnya terhadap Evans?
Saat dia baru saja selesai membuat teh tarik hangat, tiba-tiba Dion, kakak laki-lakinya menelpon.
Tanpa ragu dia mengangkat panggilan tersebut karena pantry saat ini dalam keadaan kosong.
"Kenapa, Kak?"
"Malam ini kamu free kan? Temuin temen kakak di Resto yang biasa ya. Dia mau kenalan katanya."
"Kak, kamu jodohin aku sama temen kamu?" Tanya Almira sedikit berteriak karena panik.
"Ibu yang nyuruh, lagian sih kamu ga nyari sendiri. Udah pokoknya kamu temuin ajah dulu orangnya."
"Tapi kak... " Almira baru saja akan bilang kalau dia sudah punya pacar dan akan segera menikah, tapi kembali dia urungkan karena kemungkinan besar hal itu tidak akan terjadi karena dia keburu menyakiti perasaan Evans. Almira menghela nafas.
"Ya udah jam berapa? Sekalian kasih fotonya biar aku ga salah orang."
"Jam delapan, oke nanti dikirim. Oh ya namanya Fajar. Sisanya nanti tanya sendiri aja langsung sama orangnya."
KAMU SEDANG MEMBACA
Fake Marriage
RomanceMenikah karena TARUHAN? Ya, itulah yang terjadi antara Evans dan Almira. Rival kerja yang iseng membuat taruhan untuk tahu proposal siapa yang diterima oleh kliennya. Ketika Almira menjalaninya dengan kewaspadaan diri agar tidak jatuh cinta, justru...