Bab 8

2.5K 186 5
                                    

Siapa yang cuti kejepit?

Siapa yang cutinya gak di ACC? Sama kitaaa.....

_____________________________________________________________________________

"ALMIRAKU?" Ucapnya dengan nada tinggi. Evans langsung menatap tajam ke arah Fajar yang seketika merasa takut.

Beranjak dari kursinya, masih menatap tajam Fajar yang terlihat lebih rendah dari dirinya saat ini. Dia menggenggam tangan Almira.

"Jangan mengakui yang bukan milikmu karena Almira calon istriku." Evans mengajak Almira pergi meninggalkan Fajar yang langsung diikuti olehnya tanpa melihat Fajar yang mulai kebingungan.

"Makasih ya, udah bantuin lepas dari orang itu." Mereka sudah berada diluar restoran dan melepaskan genggaman tangan mereka.

Perasaan Almira sangat lega setelah terbebas dari Fajar dan berharap dia tidak akan bertemu dengannya lagi di masa depan. Evans yang melihatnya selega itu menaruh salah satu tangannya di pinggang.

"Kamu tahu, kalau kamu terima lamaranku, hal kayak gini ga akan terjadi." Ucap Evans sambil menatap Almira lembut. Seketika Almira salah tingkah.

"Aku.. Ehm.. " Tiba-tiba panggilan suara dari Kakak Almira muncul di layar. Almira langsung mengangkatnya.

"Halo, Kak." Sapa Almira masih sopan, meski dia tahu nanti pasti akan disemprot oleh Dion akibat perbuatannya terhadap Fajar tadi.

"Al, apa maksud kamu? Kata Fajar ada cowok datang ngakuin kamu sebagai calon istrinya. Jangan pura-pura kalau cuma buat menghindar." Benar saja, Dion terdengar kesal dari seberang.

"Kak, kamu tau ga sih mas Fajar orang yang kayak gimana? Dia mandangin aku atas bawah kayak orang horny. Kamu yakin mau kasih adik kamu ke orang kayak dia?"

"Jangan banyak alasan, Al. Nyariin jodoh buat kamu tuh susah. Masih bagus ada yang mau." Almira sangat tidak suka pembahasan ini, bahkan dia tidak pernah memintanya tapi keluarganya selalu ikut campur dalam urusan masa depannya.

"Aku udah bilang berapa kali, aku ga butuh dijodohin. Aku bisa cari sendiri.. " Belum selesai Almira meluapkan kekesalannya keburu disela oleh Dion.

"Iya, tapi sampai sekarang masih belum ada, kan? Kamu buat Ibu sama Ayah khawatir, Al."

"Kak... " Evans yang mendengar perdebatan sengit kakak beradik itu akhirnya meminta Almira memberikan ponselnya kepadanya.

'Mau apa?' tanya Almira sambil berbisik.

'Bertemu orang tua kamu.' Almira mengangkat kedua alisnya tidak percaya, tapi dia tetap memberikan ponselnya kepada Evans.

"Ehem, selamat malam Kakaknya Almira, perkenalkan saya Evans Sanjaya. Apa boleh saya bertemu keluarga Almira dalam waktu dekat?"

"Siapa? Evans? Ini yang tadi ngakuin Almira calon istri itu?" Tanya Dion agak panik.

"Betul, Kak. Saya memang bermaksud untuk melamar dan menikah dengan Almira dalam waktu dekat." Jawabnya santai. Terdengar suara grasak grusuk dari arah seberang.

"Sekarang.. Bisa kamu kerumah sekarang? Bukan.. Kamu HARUS datang sekarang!" Perintah Dion semangat.

"Halo, Kak." Terdengar suara ramai dan sedikit berteriak dari arah Seberang setelah Dion berbicara singkat dengan Evans.

"Al, ini beneran kan? Bukan main-main kan?" Tanya Dion masih semangat. Almira melihat kearah Evans yang langsung mengangguk.

"Iya." Jawab Almira santai.

"Bener katanya, Bu.. " Terdengar Dion memberitahu Ibunya yang sepertinya berada di ruangan yang sama.

"Ya sudah cepat pulang. Lupain ajah si Fajar, bawa cowok kamu si Evans itu kerumah. Buru!" Lagi-lagi Dion memberi perintah.

Fake MarriageTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang