¹³

410 59 11
                                    

enih mundur ke hari sebelumnya ya, egk ada lelenya




Pagi itu Jisung awali dengan senyum secerah mentari. Masih pukul enam pagi, namun ia sudah siap dan sedang menata rambutnya begitu rapi.

"Gila, cakep banget gue," pujinya pada diri sendiri.

Dengan ibu jari dan telunjuk membentuk tanda centang di bawah dagu, Jisung mengulas senyum sombong seraya menatap pantulan dirinya di cermin. Sedetik kemudian ia menggeleng sambil tertawa kecil.

"Cakep-cakep gini kenapa pada gak mau lah, bejir amat," sambatnya.

Menyambar tas di atas meja belajar, Jisung keluar dari kamar dan tapaki anak tangga yang membawanya turun ke ruang keluarga. Dari sini Jisung bisa melihat mamanya masih sibuk menyiapkan sarapan di dapur.

"Ma, Jisung berangkat," pamit Jisung sambil mencomot sepotong ayam goreng.

"Adek, sarapan dulu!" seru Mama Jisung yang tidak diindahkan oleh anaknya.

Melihat putra bungsunya ngibrit keluar, mama Jisung geleng-geleng kepala. Wanita itu lanjut menata masakannya di atas meja. Setelah meletakkan masakan terakhir, gerakannya terhenti. Mama Jisung melirik jam dinding.

"Lah, masih jam enam. Pagi amat adek berangkatnya," gumamnya.

Bersiul sambil menapaki aspal jalanan yang masih sepi, Jisung berbelok masuk ke arah yang berlawanan dari sekolah. Biasanya dari gerbang komplek Jisung akan belok ke kiri, berjalan lurus selama kurang lebih sepuluh menit kemudian ia akan sampai di pertigaan di mana dirinya dan Chenle berpisah jika pulang bersama dari sekolah.

Lima menit berjalan santai, Jisung tiba di halte dekat perempatan. Remaja laki-laki itu dudukkan diri, bersandar sambil maniknya menatap arah datangnya bus dari sisi kanannya. Ia mengecek jam di layar ponselnya yang terkunci, pukul enam lewat lima belas menit.


Appie🍎
Dikit lagi sampe kakk
Ini udah lewat tm


Jisung tersenyum kecil melihat pesan masuk dari Apple. Segera diketiknya balasan untuk gadis itu.




orang ganteng
oke oke
gue di halte ya




Tuk.

Jisung angkat pandangannya dari layar gadget. Ia menoleh, mendapati ada seseorang ikut duduk di kursi sebelahnya. Dilihat dari pakaian yang dikenakan, jelas sekali orang itu sama-sama siswa sekolah menengah sepertinya. Hanya saja sekolah mereka berbeda.

Sadar dilirik, orang itu tersenyum kikuk, bingung harus menyapa atau tidak. Sementara itu, Jisung buang muka tidak peduli setelah melihat orang itu tersenyum.

"Bodo amat, anying. Kagak kenal, gue," cibir Jisung dalam hati.

Jisung kembali menatapi layar ponselnya, ternyata Apple mengirim pesan lagi. Belum sempat membalas, bus yang dinaiki Apple tiba dan berhenti di halte tempat Jisung berada. Sontak Jisung berdiri, menyambut Apple di antara banyaknya siswa lain yang juga turun dari transportasi umum itu.

"Kak Jisung! Pagi!"

Gadis itu hampiri Jisung dengan senyum lima jari di wajahnya. Jisung mengangguk, balas tersenyum kecil.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jan 29 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Supot  〰sungleTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang