₀₆

4.4K 627 142
                                    

Ini tidak wajar, Chenle masih kedip-kedip tanpa pergerakan di atas kasur padahal alarm di ponselnya sudah berbunyi sejak tadi. Kaku. Begitu sulit menggerakkan tubuhnya, Chenle takut mengusik orang di belakangnya.

Chenle jadi teringat kejadian semalam. Entahlah, wajahnya memanas mengingat seberapa anehnya Jisung tadi malam.

Musik masih setia mengalun dari sepasang headset yang menyumbat telinga Chenle. Pusing. Ia merasa telinganya akan berdengung setibanya ia melepas benda itu.

Merasakan adanya pergerakan pada kasur yang ditidurinya, Chenle menoleh dan mendapati Jisung yang sudah ikut berbaring di sisinya.

"Maafin gue ya, Le? Gue gak bermaksud berlaku gitu sama lo," ujar Jisung begitu tangan besarnya melepas headset di telinga Chenle. "Dengung ya?" Ia mengusap lembut daun telinga itu, membuatnya berangsur memerah.

"Ngapain sih, Sung? Lepas." Chenle menampik tangan Jisung dari telinganya.

Jisung tertawa kecil. Entah dorongan dari mana, ia memeluk Chenle yang memunggunginya. Sempat mendapat protes penolakan, Jisung mengabaikan.

"Gue lagi merasa bersalah sama lo, Le. Biarin gue gini lah sekali-kali," pintanya.

Merasa tidak benar, Chenle tetap bergerak rusuh agar keluar dari ruang yang dibuat Jisung. Chenle tidak mau seperti ini. Mereka teman, dan baginya hal ini berada di luar jangkauan perlakuan terhadap sesama teman. Chenle takut.

"Le, jangan rusuh, please. Adek gue kesenggol mulu kalo lo rusuh, nanti bangun lagi," kata Jisung pelan. Suaranya yang memberat cukup membuat nyali berontak Chenle menciut hingga seukur jagung.

Chenle takut. Jisung benar-benar berubah-ubah hari ini. Baru saja ia merasa Jisung yang ia kenal sudah kembali, namun sekarang hilang lagi. Aura Jisung begitu aneh. Chenle sungguh merasa terintimidasi oleh Jisung hari ini.

Malangnya, Chenle tidak tau bahwa Jisung sedang dalam mode kotor karena kepolosannya. Laki-laki berkaki jenjang itu makin mengeratkan pelukan seiring kantuknya yang menjemput.

"Sung ... bangun, udah pagi," cicit Chenle berusaha membangunkan si pangeran tidur.

Bukannya bangun, Jisung malah makin merapatkan dekapannya. Chenle panik. Ia menggeliat saat Jisung membenamkan wajahnya pada ceruk leher Chenle. Geli. Apalagi deru napas yang menyapu permukaan kulitnya. Chenle sampai merinding merasakannya.

"Sung, udah. Aku mau mandi," kata Chenle disusul tangannya yang hendak menyingkirkan tangan Jisung dari pinggangnya.

Usaha yang sia-sia. Lagi, dekapan itu kian mengerat. Chenle ketar-ketir. Ia makin merasa tidak enak saat jantungnya berpacu dengan kurang ajarnya.

Tanpa Chenle tau, di baliknya Jisung memasang senyum miringnya ketika sadar Chenle merasa risih dengan posisi mereka sekarang.

"J-jisung!" pekik Chenle tertahan.

Jisung memasang senyum polosnya tepat sejengkal di depan Chenle. Ia lekas mengangkat wajahnya ke hadapan Chenle tepat sesaat setelah mengecup ceruk leher Chenle dengan seenak jidat.

"Morning~" sapa Jisung masih dengan suara khas bangun tidur.

Chenle memalingkan wajah. Malu? Sangat! Ia mendorong Jisung menjauh hingga terguling ke sampingnya.

"Fuck!"

Chenle kembali memandang Jisung saat laki-laki itu mengawali pagi dengan umpatan. Ia merengut.

"Kamu bilang nggak mau ngumpatin aku, tapi apa barusan?" todong Chenle. Matanya menyipit sebelum wajahnya kembali berpaling.

"Gue gak ngumpatin lo, Le! Ah, gila! Gak, Le, bukan lo! Gue ngumpatin diri gue sendiri. Beneran," jelas Jisung panik. Matanya berlarian kesana-kemari berusaha menghindari objek yang membuat umpatannya lolos begitu saja.

Sret.

"P-paha lo ke mana-mana."

Jisung menarik selimut yang sudah jatuh ke lantai untuk kembali menutupi Chenle. Ia bergegas ke kamar mandi setelah menyambar handuk dengan tergesa.

Sementara itu, Chenle sempat membeku beberapa detik. Begitu pintu kamar mandi tertutup, Chenle menyingkap selimut. Ia melotot melihat kondisi kakinya yang cukup--ah, Chenle tidak sanggup mendeskripsikannya. Yang jelas, celana kedodoran itu sudah melorot sampai di atas lutut.

Chenle malu, sangat. Ia tidak tau mesti menyembunyikan wajahnya di mana. Benar-benar memalukan.

Menang banyak Jisung pagi ini.

lagi, mmf otakku agaknya perlu disapu :')

chapter selanjutnya baru aku buat sekarang2 ini, mungkin gaya bahasanya bakal rada beda ehhehe

Supot  〰sungleTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang