Bujuk Hati

1.2K 178 2
                                    

Pagi-pagi sekali Renjun sudah berdiri di depan rumah sang istri seraya terus mengetuk pintu bercat putih itu, berharap ada seseorang yang membuka-kan pintu untuknya karena ia sudah sangat lelah sekali berdiri disini selama hampir satu jam.

Cklek

Pada akhirnya perjuangan pemuda tampan itu membuahkan hasil juga, terlihat sang mama mertua tengah berdiri di ambang pintu seraya tersenyum lembut.

"Ingin membujuk istri kamu?" Renjun hanya mampu tersenyum kikuk kala mendengar ucapan sang mama mertua barusan.

"Maaf ma, Renjun--"

"Ayo masuk, kamu harus membujuk dia untuk keluar dari kamar ya. Karena dari semalam dia terus mengurung diri tak mau membuka pintu walaupun sudah mama dan papa bujuk" kata mama Lee seraya menggeser tubuhnya ke samping, memberikan menantu mungilnya itu ruang untuk masuk kedalam rumahnya.

"Terima kasih ma, kalau begitu Renjun permisi dulu ke kamar Haechan ya" mama Lee hanya mengangguk seraya kembali menutup pintu.

Renjun berjalan menuju kamar sang istri dengan was-was, takut jika ia di lempar menggunakan kursi karena menunjukkan wajahnya pada sang istri yang tengah kesal.

Tok

Tok

Tok

"Mbul!! Sayang!! Buka pintunya, mas ingin meminta maaf" teriak Renjun seraya mengetuk pintu kamar si manis.

"Mas mencinta kamu sayang, sangat mencintai kamu. Mas minta maaf karena kemarin malam telat pulang. Kamu pasti sudah menunggu lama kan" hening, sama sekali tak ada balasan apapun dari dalam sana. Semakin membuat Renjun khawatir jika istri manisnya itu sampai kenapa-kenapa.

"Tolong buka pintunya sayang, mas minta maaf. Mas berjanji akan memberikan apapun yang kamu mau asalkan kamu mau membuka pintunya" Renjun yakin jika ia sudah mengatakan itu sang istri pasti mau membuka-kan pintu untuknya, namun kenyataannya nihil pintu bercat putih itu sama sekali tak bergerak.

"Mbul kamu benar-benar marah dengan mas ya" kata Renjun sedih seraya mendudukkan tubuh mungilnya di atas lantai.

Cklek

"Ngapain mas kesini?!!" Renjun mendongak, menatap sang istri yang tengah menangis seraya menatapnya kesal.

"Mbul!! Sayang!!" dengan semangat Renjun berdiri, lalu memeluk tubuh berisi si manis dengan penuh kasih sayang.

"Maafkan mas sayang, mas benar-benar minta maaf" kata Renjun seraya menangkup pipi bulat si manis, lalu mengusap air matanya dengan penuh kasih sayang.

"Hiks.. Jahat!!" Renjun hanya diam kala lengan mungil sang istri memukuli dadanya dengan kesal, ia tak masalah dengan itu asalnya manisnya mau ia sentuh.

"Pulang ya, mas berjanji tak akan pernah meninggalkan kamu lagi" kata Renjun seraya kembali membawa tubuh berisi itu kedalam pelukannya.

"Gak mau!! Mas udah gak cinta sama aku lagi" dapat Renjun rasakan kepala sang istri yang tengah bersandar pada dadanya menggeleng pelan.

"Siapa bilang?!! Mas sangat mencintai kamu sayang, sampai kapanpun mas akan tetap mencintai kamu" Renjun kembali menangkup pipi berisi sang istri yang sudah tumpah-tumpah itu, mencium kedua sisinya silih berganti yang mampu membuat pipi manisnya itu merona malu.

"Kamu lucu sekali sih sayang" kata Renjun seraya mencium hidung si manis dengan gemas.

"Aku masih marah sama kamu ya mas, jadi jangan sentuhan-sentuh" kata Haechan kesal seraya mendorong tubuh mungil sang suami untuk menjauh darinya.

"Jika mas membelikan kamu es krim satu truk dan keripik kentang satu truk, apa kamu masih ingin marah?" mata bulat si manis sukses melotot begitu mendengar ucapan sang suami barusan.

"Eum, kalau itu bisa kita bicara-in baik-baik" kata Haechan yang mampu membuat kekehan Renjun terdengar setelahnya.

~~~~~~~~~~~~~~~~~

Renjun terkekeh gemas kala melihat mulut sang istri yang sudah belepotan dengan es krim yang tengah di makanya, bahkan hidungnya pun tak luput dari noda coklat itu.

"Kamu seperti anak kecil saja sayang" kata Renjun seraya mengelap bibir dan hidung mungil sang istri menggunakan tisu.

"Mas mau?" kata si manis seraya menyodorkan es krim cone yang bentuknya sudah berantakan itu ke arah sang suami.

"Tentu sayang" kata Renjun seraya menjilat es krim rasa coklat itu dengan matanya yang terus menatap wajah sang istri yang tampak berbinar.

"Enak kan?!!" Renjun hanya mengangguk seraya mengusak surai hitam sang istri dengan gemas.

"Jangan banyak-banyak ya sayang, nanti kamu bisa sakit gigi" si manis hanya mengangguk seraya kembali memakan es krim itu dengan lahap.

"Mas tinggal sebentar ke dapur ya, kamu jangan kemana-mana" kata Renjun seraya beranjak dari duduknya, kemudian ia berjalan ke arah dapur yang terletak tak jauh dari ruang tamu.

"Mas ambilin nasi goreng yang tadi mas masak ya!!" Renjun menoleh ke arah sang istri yang kini sudah berlarih memakan sebungkus besar keripik kentang.

"Kamu masih lapar sayang?" tanya Renjun heran, ia sedikit ngeri juga dengan nafsu makan manisnya yang semakin meningkat semenjak dia hamil.

"Eum, ya mas aku mau mam masakannya mas Renjun yang ganteng ini" Renjun mana tahan jika sang istri sudah menatapnya dengan tatapan super polos-nya, seolah dia adalah bayi yang baru lahir dan masih belum mengerti apapun.

"Baiklah, tunggu sebentar akan mas ambilkan" si manis hanya mengangguk seraya tersenyum lebar, kemudian ia kembali melahap keripik kentang yang masih tersisa sangat banyak itu.

"Benar-benar gembul" kata Renjun seraya terkekeh gemas kala melihat pipi bulat manisnya yang menggembung, ia memang khawatir jika istrinya makan terlalu berlebihan tapi jika ia di suguhkan dengan pemandangan gemas seperti ini setiap hari. Mungkin ia akan mengurungkan niatnya untuk menyuruh manisnya itu berhenti makan dengan porsi yang lumayan banyak.

TBC

Maaf ya baru bisa update lagi.

Renhyuck Married Life Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang