6• Melupakan

21 6 0
                                    

Yang dari bumi, kasi salam buat alien yang ada di galaxy🙇‍♀️

VotMen disertakan!!

●●●


Pagi ini Renata tidak sekolah. Gadis itu sakit demam. Bahkan dari pulang sekolah semalam gadis itu langsung tumbang, setelah sampai dirumah. Orang-orang yang ada di rumahnya panik. Dengan segera mereka menelepon Dokter Naya, Dokter yang begitu dekat dengan keluarga Algara.

Sedangkan disisi lain. Tepatnya disekolah IBHS. Keenam sahabat Renata sudah menunggu gadis itu digerbang sekolah. Sudah hampir setengah jam lamanya mereka menunggu, dan sebentar lagi bell masuk akan berbunyi.

"Renata, mana sih? Kok lama banget datangnya? Lumutan nih, nungguin tuh bocah." gerutu Aileen. Sudah berulang-ulang kali gadis itu mengatakan hal yang sama.

"Sabar. Paling bentar lagi." sahut Raisya mulai jengah.

"Sabar, sabar. Lo pikir gue orangnya sabaran apa? Capek nih! Mana belum makan lagi. Ck, sabar ya nak. Nanti pas istirahat, kamu makan yang banyak, okey?!" ujar Aileen menepuk pelan perutnya.

"Kalo kamu belum kenyang, minta jajanin sama Aunty Zifa, ya? Dia kaya. Hahaha ... nggak sabar buat makan." lanjut gadis itu tertawa aneh.

Okey. Aileen sedang berbincang dengan anaknya.

Elsa menatap aneh gadis itu. "Dih? Udah nggak beres keknya, otak ni anak satu." gumamnya pelan.

Kriiiingg! Kriiiingg!

Bell berbunyi, semua siswa maupun siswi nampak berhamburan memasuki kelasnya masing-masing. Dan hanya tinggal beberapa orang yang masih digerbang, termasuk Zifa, Aileen, Raisya, Cila, Elsa, dan Daisy.

"Masuk. Biar gue telfon Renata." ucap Zifa lalu beranjak pergi diikuti yang lainnya.

●●●

Tok! Tok! Tok!

"Sayang ... Renata ... buka pintunya. Mama mau masuk." wanita paruh baya bernama Deline itu mengetuk pintu kamar sang putri berkali-kali. Namun, tak ada jawaban dari sang empu.

"Ata ... kamu baik-baik aja?" sama seperti sebelumnya. Masih tak ada jawaban.

Tangan wanita itu teraih memegang knop pintu. Lalu membukanya.

Ceklek!

Pintu terbuka, menampilkan kamar yang berwarna ungu pastel, meja belajar, dan dua pintu dengan warna yang senada. Sangat nyaman jika dilihat.

Wanita itu beralih menatap anak gadisnya yang terlelap diatas king sizenya. Deline melangkahkan kakinya menuju kasur milik Renata, lalu duduk di tepi kasur.

Wanita itu mengarahkan punggung tangannya pada dahi Renata. "Panas. Kamu demam, sayang? Astaga, kenapa nggak bilang sama Mama dari tadi, hm?" ujar Deline pelan, dari nadanya terdengar khawatir.

Dengan segera Deline membuka laci yang meja yang berada disamping kasur Renata. Tangannya mengambil sesuatu.

"Sayang ... ayo, bangun. Minum obat dulu, abis itu Mama bakal panggil Dokter Naya. Wake up, sayang." wanita itu menggoyang-goyangkan lengan sang anak pelan.

Perlahan mata lentik itu terbuka. Mata yang memerah, napas yang tak beraturan, serta keringat yang mengalir di pelipisnya.

"Mama? Mama, kepala Ata, pusing ..."

Renata [Slow Update || Revisi]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang