10• Ngeselin Banget Jadi Orang!

14 3 0
                                    

Pagi menyingsing, semua makhluk kembali pada aktivitas pagi mereka setelah dirasa cukup tidur. Sebagian dari mereka mungkin merasa malas untuk beranjak dari ranjang empuk mereka, sama halnya dengan Renata.

Sedari tadi Mamanya sudah berusaha membangunkan anak gadis pemalasnya itu. Namun, ia tetap pada posisi baringnya, menikmati alam mimpi yang membuatnya seperti tak ingin terbangun lagi.

Tok! Tok! Tok!

"Kak, bangun nggak kamu?! Dari tadi Mama bangunin, malah nggak bangun-bangun. Kamu udah bosen sekolah, hm? Yaudah kalo gitu, Mama nikahin aja kamu sama Junet rumah depan, biar tau rasa kamu!" omel Deline setengah berteriak.

Entah sudah berapa lama ia berdiri didepan pintu kamar anak gadisnya itu, mungkin sudah setengah jam?

Merasa masih tak ada jawaban, atau mungkin anak gadisnya itu masih tertidur, Deline kembali mengetuk pintu kamar Renata, dan kali itu bukan mengetuk, namun menggedor pintu kamar berwarna ungu pastel itu.

Gedorr! Gedorr!

"BANGUN NGGAK?! ATAU BENERAN MAMA NIKAHIN KAMU SAMA-"

Ceklek...

Deline memberhentikan aksi menggedor pintu kamar sang anak. Beralih menatap garang pada sosok remaja yang baru saja membuka pintu, dapat Deline lihat bahwa anak gadisnya itu sudah lengkap dengan seragam sekolahnya.

Renata keluar dengan wajah yang ditekuk masam. Oh, ayolah. Nikah dengan Junet? Itu sebuah mimpi buruk bagi seorang Renata Adeline Algara. Bahkan mendengar namanya saja ia sudah bergidik ngeri. Sebelum Mama tercintanya berkata-kata yang diluar angkasa, Renata dengan secepat kilat berlari kekamar mandi, dan bersiap-siap dengan seragam sekolahnya, lalu membuka pintu kamarnya.

Melihat Mamanya yang terdiam, Renata berceletuk. "Kebiasaan, Ma. Pagi-pagi udah koar-koar kayak ayam jantan mau bertelor aja! Didenger tetangga baru tau rasa!"

Deline berkacak pinggang mendengar itu. "Ooohh, jadi... Kamu ceramahin Mama nih, ceritanya? Kamu ngancem, Mama? Iya?!" ucap Deline garang.

Renata beringsut mundur, tersenyum lebar menampilkan deretan giginya yang rapi. "Eh, hehehe... Enggak, Ma. Ata cuma bercanda kok, Ma, suer deh! Jangan marah, Ma. Ntar, Papa cari istri baru lagi, gimana? Hayo loh..."

Pletak!

Deline dengan santainya menyentil jidat anak gadisnya itu, sedangkan Renata hanya mengaduh kesakitan. "Emangnya Papa kamu berani cari yang baru, huh? Kalaupun itu terjadi, Mama pastiin istri barunya udah jadi makanan ikan Piranha!" Deline mengibaskan rambutnya sombong.

Renata bergidik ngeri mendengar itu. Kejam sekali Mamanya ini. Pikirnya.

"Serem banget, Ma!" celetuknya.

"Iya dong! Ingat, hama itu harus dibasmi. Bukan dibiarkan hidup didunia ini. Nambah beban negara aja!" sahut Deline tersenyum cerah.

Eh, buseett! Tersentil jantung aku, Maakk!

"Udah-udah, ayo! Yang lainnya udah nunggu dimeja makan. Cepat, kamu udah hampir telat tuh!" Deline mendorong punggung Renata, berjalan menuruni tangga menuju ke ruang makan.

Sedangkan Renata yang didorong hanya mendengus kesal. Memangnya ia apaan? Becak mogok, apa? Pake didorong segala. Huh?!

●●●

Mobil mewah milik keluarga Algara berhenti didepan gerbang AHS. Renata turun dari mobil itu setelah mengucapkan terimakasih pada supir yang mengantarnya. Menatap mobilnya yang sudah mulai menjauh dari perkarangan AHS, Renata melangkah masuk kedalam gerbang besar itu.

Renata [Slow Update || Revisi]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang