JAM BERAPA KALIAN BACA INI?
BTW, KALIAN DARI MANA? AKU DARI BUMI, NGGAK BOLEH SAMA YAA!! 😁
●●●
Senin. Senin adalah hari yang dibenci seluruh siswa-siswi IBHS, begitu juga dengan Renata.
Terik panasnya matahari membakar kulit siswa siswi yang tengah melaksanakan kewajiban mereka disetiap hari senin, yaitu upacara.
Dibarisan paling belakang, Renata dan para sahabatnya sedang asik bergosip. Tak tau apa yang mereka gosipkan.
Didepan, Pak Roni, selaku kepala sekolah yang akan pensiun dalam waktu dekat ini. Pak Roni sedang berceramah panjang didepan sana, membuat para siswa siswi berdecak malas. Jika pria itu yang menjadi pembina upacara, maka ceramahannya sama panjangnya seperti dosanya.
Renata dan para sahabatnya kembali menatap kedepan, panas sekali! Raisya dan Cila saling melirik, kemudian tersenyum misterius. Ah, sepertinya akan terjadi badai.
"PAK ONI!! UDAH DONG CERAMAHNYA! CAPEK NIIH!! MANA PANAS LAGI." teriak Cila pada Pak Roni, mengundang perhatian siswa siswi lain. Pak Oni. Kata Cila 'mah, itu nama panggilan kesayangannya untuk Pak Roni.
Tuh 'kan! Jika duo orang itu sudah saling melirik. Badaipun muncul.
"IYA NIH. BAPAK KIRA KITA GAK CAPEK APA, DENGERIN BAPAK CERAMAH?! LAGIAN GAK BAKAL MASUK KE OTAK PAK!! INI LAGI, CERAMAHAN BAPAK ITU KAYAK DOSA BAPAK. BANYAK BANGET!!" lanjut Raisya.
Semuanya tergelak, sedangkan Pak Roni menatap kedua gadis itu tajam. Kedua pelaku itu terlihat santai, sedangkan keempat gadis yang ber-status sahabatnya, menahan malu.
Pak Roni menatap Raisya dan Cila, "RAISYA! CILA! APA MAKSUD KALIAN, HAH? BAPAK BERCERAMAH DEMI KEBAIKAN KALIAN! APA MASALAHNYA?!" teriak Pak Roni, membalas.
Demi kebaikan konon! Say fucking shit for Pak Oni!
"KAMI GAK PERLU KEBAIKAN, PAK. KAMI PERLUNYA DUIT, BUAT BELI YUPY!!" jawab Cila serius, membuat yang lain kembali tertawa.
Hah! Gadis ini. Apakah tidak ada yang lain, selain yupy?! Gemar sekali dengan permen kenyal itu.
Wajah Pak Roni memerah, emosi, dan kesal. "BAPAK KERE!! MINTA AJA SAMA PEPSODEN SANA!" teriak Pak Roni, ngegas.
"PRESIDEN, PAAAAKK!!!"
Pak Roni mengerlingkan matanya, "YA YA, SERAH KALIAN! AAH!!SUDAH 'LAH! BAPAK CAPEK, DEBAT SAMA KALIAN! Kalo gitu Bapak akhiri, assalamu'alaikum!"
"WA'ALAIKUMSALLAM!" dengan bahagia mereka bertepuk tangan, membuat Pak Roni mengelus dada, sabar!
Raisya menyenggol gadis itu, menatapnya cengo. "Heh! Yupy itu lo kali. Kita mah buat shopping, bukan yupy, ye!" sarkasnya.
Renata dan yang lainnya menatap malas mereka. "Udah? Kalo masih bicara lagi, gue gorok lo bedua!" ancam Renata. Raisya dan Cila seketika terdiam.
●●●
Rafael, Richard, dan David duduk dipojokan kantin, sambil memakan makanan mereka. Tepat disebelah meja ketiga pria itu, tempat Renata bersama keenam sahabatnya duduk.
David menatap Renata yang nampak celingak-celinguk, seperti mencari seseorang. "Neng Renata, nyari siapa?" tanya pemuda itu pada Renata.
Renata menoleh, "Kak Nathan ... mana? Kok gak keliatan dari tadi?" tanyanya.
"Katanya sih, dia keluar kota. Ada acara keluarga, katanya!" bukan David yang menjawab, melainkan-Richard.
Renata mempoutkan bibirnya, setelah itu melengkung kebawah. "Yaahh! Sendirian dong? Kok Kak Nathan gak bilang ke aku, sih?!" gumamnya dalam hati.
KAMU SEDANG MEMBACA
Renata [Slow Update || Revisi]
Acak"Maaf. Maaf, karna bukan kamu yang jadi cinta pertama aku. Tapi aku janji, akan jadikan kamu cinta terakhirnya aku, aku janji." -Renata Adeline Algara. ━━━━━━━ "Terimakasih, Ta. Berkat kamu, sekarang aku tau, bagaimana rasanya dicintai, bagaimana r...