Menu [67] Hati yang Tersadarkan

629 105 21
                                    

Menu [67] Hati yang Tersadarkan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Menu [67] Hati yang Tersadarkan

Kling! Lonceng kembali berdenting. Sosok wanita muda masuk dengan celingukan menenteng sepucuk kartu nama.

"Halo selamat datang, mau pesan apa?" Kanaya langsung menyapa pengunjung yang datang.

Wanita itu mendekati Kanaya dan menyodorkan kartu nama itu," Saya disini atas rekomendasi Chef Mahesa," katanya.

"Oh, Hanah? Silakhan," Kanaya langsung menghampiri Hanah dan mengajaknya ke ruang staff. Tanpa sengaja matanya mengenali Mahesa yang tengah duduk bersama wanita asing di sudut ruang.

"Mahesa!" Halena berbinar melihat kedatangan Mahesa. "My Baby!" Pekiknya.

Mahesa hanya tersenyum kikuk.

"Aww, tidak ada yang berubah ya! Kamu tetap Mahesa yang pemalu! Itu yang aku suka darimu! So cute!" Kata Halena manja.

"Kamu tidak mengangkat panggilanku, Mahesa! Kamu tidak merindukanku?" Halena menggenggam tangan Mahesa. "Aku merindukanmu, so much!"

Mahesa tidak merespon satupun kalimat manja dan rayuan Halena.

"Ada apa kamu kesini?" tanya Mahesa kemudian. Ia harus tahu tujuan Halena kesini.

"Untuk menemuimu! Mahesa, ayo kita kembali bersama," pinta Halena penuh harap.

Kalimat yang sempat ditunggu oleh Mahesa di awal kandasnya hubungan mereka, akhirnya terucap setelah setahun berlalu. Kalimat yang ditunggu oleh Mahesa hingga ia memutuskan kembali ke Indonesia akhirnya terdengar jelas di telinganya. Halena, cinta pertamanya sekaligus kekasih pertamanya. Seketika, kenangan mereka saat bersama terekam ulang di pikirannya. Bagaimana Halena mengambil 'langkah awal' mendekati Mahesa -disaat sebenarnya Mahesa yang menyukai Halena lebih dulu-, bagaimana Halena berusaha memecah suasana canggung diantara mereka berdua kala itu, dan bagaimana akhirnya mereka berpacaran, mengisi hari-hari bersama sebagai sepasang Chef.

"Aku tidak bisa melupakanmu, Mahesa. Bahkan, saat aku menjalin hubungan dengan Cedric, aku tetap tidak bisa melupakanmu, Mahesa!" Ucap Halena meyakinkan. "C'mon babe. Aku tahu kamu mencintaiku, kamu merindukanku, right? So do I, Mahesa! Tidak ada salahnya bukan, jika kita membuka lembaran baru kembali?"

Lidah Mahesa kelu. Seharusnya ia menjawab tidak dengan tegas. Tapi ini Halena! Wanita yang ia tangisi kala itu! Wanita yang ia harap setiap malam kembali ke pelukannya!

"Mahesa?" sebuah suara memecah kegundahan Mahesa.

Mereka berdua menoleh bersamaan.

"Kaira," Mahesa seketika berdiri. "Ka-kamu ngapain disini?!" Betapa kagetnya Mahesa, tak menyangka bertemu Kaira disini.

"Aku kesini untuk menemui Hanah," jawab Kaira.

"Hanah?" Mahesa mulai berkeringat dingin.

"I-iya. Kamu lupa kalau hari ini Hanah ada interview sama Kanaya?"

Yes, Chef! End - Sudah Terbit (GooglePlay Books)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang