Prolog

6.5K 282 3
                                    

“Siap gerak!” Perintah pemimpin upacara pada senin pagi hari. Para murid segera merapikan dan menyiapkan barisannya.

Upacara berlangsung selama 45 menit, setelah itu para murid dibubarkan untuk kembali ke kelasnya masing-masing. Kecuali kelas 10, mereka harus berkumpul di aula untuk sosialisasi karena satu pekan ini mereka harus melakukan MPLS terlebih dahulu sebelum benar-benar menjadi kelas 10. Selama mobilisasi dari lapang ke aula, mereka dibentak habis-habisan oleh pengurus osis, terutama ketua osis nya, Reva Fidela Adel Pantjoro.

“Dua menit dari sekarang semua harus sudah di aula! Kalo nggak, tanggung konsekuensinya nanti!” Bentak Ashel, pengurus osis. Padahal jarak dari lapang ke aula cukup jauh, apalagi aula berada di lantai tiga.

“Hahaha anjing itu kaki  apa kaki keledai? Yang cepet dong jalannya, lamban!” Adel mengumpat dengan sengaja agar memprovokasi mereka, ini memang sudah bagian dari rencana osis dan guru.

Alhasil banyak dari mereka yang telat, setidaknya satu dari empat. Adel menghukum mereka dengan keji, menjemurnya di bawah matahari terik, alias kembali di lapang. Menyuruhnya melakukan squat jump sampai sosialisasi di aula berakhir.

“Ada yang nyuruh berhenti, hah? Sini lo!” Adel menarik kerah belakang seorang siswi yang berhenti dari squat jump nya dan hampir terjatuh saat Adel menarik kerahnya, ia berakhir bangun di pelukan Adel. Ia merasa Adel sangat harum dan sentuhannya juga sangat lembut.

“Eh, maaf kak! Saya tadi cuma... Mau, em... Istirahat sebentar.” Katanya.

“Nggak ada istirahat-istirahat! Sana lanjut!” Bentak Adel sembari mendorong siswi itu.

Ini ketos cantik-cantik galak anjirr Gumamnya.

Sosialisasi dilakukan kurang lebih selama satu setengah jam, dan mereka yang telat benar-benar dihukum oleh pengurus osis. Sudah hampir setengah jam mereka disiksa oleh pengurus osis, dan seseorang datang.

“Adel.” Panggil orang tersebut dari jarak yang cukup jauh dari lapang.

“Apa nggak kasian? Mereka udah dijemur dari tadi loh, udah hampir jam delapan juga. Kasian kalo mereka ketinggalan materi di aula.” Ucap orang yang dihampiri Adel tersebut. Berambut bondol dengan seragam putih abu lengkap tapi dasinya sedikit berantakan.

“Tapi itu hukuman mereka Zoy. Udah seharusnya.” Jawab Adel sambil memperbaiki dasi lawan bicaranya yang dipanggil 'Zoy' itu.

“Yaudah deh. Tapi jangan galak-galak ya sayang. Nanti pada suka, aku yang repot. Soalnya kamu yang galak gini lagi seksi-seksinya.” Zoy mencubit hidung Adel dan mengelus kepalanya.

“Aku balik ke kelas dulu ya. Tadi sengaja sih ga ngerapihin dasinya biar sama kamu aja, hehe. Makasih ya, semangat kerjanya sayang~” Zee balik badan dan mulai menjauh dari pandangan Adel.

HomeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang